4- Insiden Perpustakaan

1.6K 142 69
                                    

Selamat Membaca

*****

Merasa tidak memiliki urusan dan kepentingan dengan mereka semua.

Angkasa membalikkan badannya dan beranjak pergi dari sana, namun ia mewurungkan niatnya karena pertanyaan yang dilontarkan sahabatnya.

"Mau kemana Sa?" tanya Bima yang menyadari pergerakan Angkasa.

"Pulang."

"Lo serius? Temen kita ilang lo? Lo nggak mau bantu cari gitu?" Pertanyaan Bima menyerang Angkasa.

"Bukan urusan gue."

"Seenggaknya lo bantu carilah, lo nggak kasihan apa sama Ara. Lo masih punya hati kan?" telak Bima.

"Iya Sa, bener tuh." Gema mendukung perkataan Bima.

Angkasa memejamkan matanya erat, seperti ada suara yang masuk di telinganya. Dan suara itu tidak asing baginya.

"Diem!" seru Angkasa.

Gema langsung menutup mulutnya dengan telapak tangan, Bima yang kaget akan bentakan Angkasa mengangkat kedua alisnya seolah bertanya. Angkasa bergeming di tempat tanpa membalikkan badannya, kemudian berdiri diam lama di sana.

Angkasa membalikkan badannya kemudian berjalan kembali ke arah teman-temannya. Gema mengerutkan dahinya seolah bertanya, ada apa dengan anak ini? Angkasa mendekat ke arah pintu perpustakaan lalu berdiri di depan pintu itu.

"Kenapa Sa?" tanya Bima kepada sahabatnya yang seolah-olah mendengar sesuatu.

Tok tok tok

Angkasa mengetuk pintu perpustakaan yang ada di depannya pelan.

"Ada orang di dalem?" ucap Angkasa.

"TOLONG!!"

"SIAPAPUN TOLONG ARA!!"

Teriakan terdengar di telinga Angkasa dan teman-temannya. Alhena membulatkan matanya lalu bangun dari duduknya kemudian mendekat ke pintu perpustakaan.

"Ara lo di dalem!" ucap Alhena panik.

"ALHENA TOLONGIN ARA!! ARA DI DALEM!!" teriakkan yang terdengar dari balik pintu perpustakaan.

"Oke lo tenang Ra gue bakal cari bantuan." Alhena berusaha menenangkan Ara.

Alhena bergeming lama, berfikir sebentar bagaimana cara membuka pintu ini. Penjaga perpustakaan pun sudah pulang jadi otomatis tidak ada kunci di sini, Alhena menghadap ke arah Bima, Gema dan Angkasa. Cowok-cowok berbadan tinggi dan bertenaga kuat ini mungkin bisa membantu.

"Tolongin Ara ya," pinta Alhena dengan wajah khawatirnya.

Gema dan Bima langsung menganggukki permintaan Alhena tersebut. Bima berdiri di depan pintu itu lalu berusaha mendobraknya, tapi apa daya Bima tak kuat mendobrak pintu itu.

"Nggak bisa yang susah," ucap Bima sambil memegangi tangan kanan nya yang terasa lumayan sakit.

"Lemah lo, gitu aja nggak bisa," cibir Gema.

"Coba lo bisa nggak!" sewot Bima.

Gema menganggukkan kepalanya lalu mendobrak pintu perpustakaan tersebut. Berulang kali Gema mencoba mendobraknya tapi tetap saja hasilnya nihil.

"Lemah lo!!" bentak Bima balas dendam.

"Hilih, gue pukul lahiran lo!" sewot Gema.

"Lama." Angkasa berdiri di depan pintu.

KEJORA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang