32- Buka Hati?

1.4K 74 54
                                    

Selamat Membaca

*****

Ara menata barang-barangnya di dalam tenda, begitupun dengan Alhena yang sibuk dengan barang bawaannya. Waktu sudah menunjukkan siang dan sudah saatnya untuk mengisi perut para peserta kemping hari ini.

Untuk mengambil makanan diwakilkan satu orang dari tiap kelas, untuk mendata teman sekelasnya dan mengambil jatah mereka di tenda besar tempat para panitia menyiapkannya.

"Ara ngambil jatah makanan dulu ya," ucap Ara dan Alhena pun mengangguk.

"Perlu gue bantu?" tanya Alhena.

"Nggak usah, Ara cuman ngambil dua kotak aja nanti biar yang lain suruh ngambil sendiri aja. Yang penting udah di data jadi bisa langsung ngambil," jelas Ara.

"Yaudah kalo gitu." Alhena mengangguk paham.

Ara pun keluar dari tendanya dan berjalan menuju tenda panitia dengan membawa kertas dan papan yang bertuliskan nama-nama teman sekelasnya. Ara sedikit kecewa saat melihat antrian pengambilan makanan yang lumayan panjang.

"Ish, panjang banget pasti lama." Wajah muram gadis itu mulai terlihat.

Dengan penuh kebosanannya Ara menunggu antrian tersebut hingga hampir selesai.

"Ngambil sendiri?" Ara menengok ke belakang saat mendengar suara tersebut.

"Angkasa? Iya Ara ngambil sendiri," jawab Ara.

"Gue kira dianterin pacar lo," ucap Angkasa. Ara mengerutkan keningnya tak mengerti dengan apa yang Angkasa katakan.

"Maksudnya?" tanya Ara polos.

"Yang ngebawain tas lo tadi nggak sekalian ngebawain makanan lo juga?" Alis Ara menyatu, yang membawakan tasnya? Ara memutar otaknya mengingat memori beberapa jam yang lalu.

Pagi, sebelum berangkat camp.

Setelah pembagian mobil bus yang akan di tumpangi semua siswa-siswi kelas XI selesai, Ketua OSIS memerintahkan agar langsung masuk ke dalam bus yang didapatkan masing-masing.

"Ayok Ra buruan masuk," ajak Alhena dengan menarik tangan Ara.

"Tapi Alhena, Ara kebelet pipis nih. Ara mau ke toilet dulu sebentar," pinta Ara memohon.

"Ara titip tas dulu ya," ucap Ara.

"Sini biar gue aja yang bawain tas lo." Antares mengambil tas Ara dari tangan Ara.

"Yaudah cepetan entar lo ketinggalan," suruh Alhena.

"Tunggu ya." Ara pun berlari dari sana menuju toilet.

"Liat apaan lo?" Bima menyenggol lengan Angkasa. Namun cowok itu hanya diam terus fokus terhadap pandangannya, Bima pun mengikuti kemana Arah mata Angkasa dan menemukan apa penyebab mata sahabat dinginnya itu terpaku.

"Kenapa lo? Cemburu ya?" ucap Bima menggoda. Angkasa pun mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Nggak."

***

Ara menganggukkan kepalanya saat sudah mengingat kejadian tadi pagi. Ya, memang Antares membawakan tasnya tapi Ara membiarkan itu karena terpaksa. Apa lagi yang lebih urgent selain panggilan alam?

"Antares bawain tas Ara, karena Ara kebelet." Angkasa tak bereaksi apapun, wajahnya tetap datar.

"Titip kasiin ke pacar lo, dia panitiakan." Angkasa memberikan papan kertas bertuliskan data nama-nama anak kelas XI Matematika-1.

KEJORA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang