39- Peduli?

1.1K 55 12
                                    

Selamat Membaca

*****

Sekolah masih sangat sepi, tentu saja. Sekarang masih jam 6 pagi, Ara sengaja datang ke sekokahnya lebih awal seperti hari-hari kemarin. Ya, sejak nama dan kata-kata yang tidak pantas itu tertulis, Ara datang lebih pagi untuk menghapusnya agar tidak ada seseorang yang bisa membacanya.

Walaupun percuma karena semua warga SMA Sakti pun sudah tahu, dan sejak itulah teman Ara menjadi lebih sedikit. Dan Ara juga lebih banyak diam untuk memperedam suasana, selama satu minggu ini nama Ara selalu menjadi bahan perbincangan semua warga SMA Sakti.

"Lo ke kelas duluan aja, taro tas lo sama tas gue. Biar ini gue yang hapus, nanti lo balik lagi," titah Alhena yang sudah berada di depan mading SMA Sakti yang penuh dengan tulisan kotor.

Ara pun menganggukkan kepalanya menurut dan membawa tas Alhena. Ara berjalan menuju kelas, karena datang terlalu pagi belum banyak murid-murid yang datang. Beruntung Sekarang Ara berjalan dengan tenang tanpa mendapatkan tatapan sinis dari orang-orang.

Gadis itu menaruh tas Alhena dan tas miliknya. Setelah menaruh Ara pun berbalik dan kembali menuju mading. Namun saat berjalan di koridor tiba-tiba Alhena dengan buru-buru berlari menghampirinya.

"ARAA!!!" teriak Alhena. Ara mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa Alhena?" tanya Ara bingung dengan apa yang terjadi. Alhena mengatur nafasnya perlahan-lahan.

"Itu madingnya," ucap Alhena di sela nafasnya.

"Kenapa?"

"Tulisannya nggak bisa ilang," jelas Alhena.

"Maksudnya?" tanya Ara.

"Gue udah coba hapus tapi nggak bisa Ra, tulisannya nggak ilang." Ara membulatkan matanya dan langsung berlari menuju mading, disusul dengan Alhena yang mengikutinya dari belakang.

Ara berhenti dan berusaha mengatur nafasnya yang masih tergesa-gesa. Ara menatap mading yang ada di depannya dan langsung meraih penghapus yang ada di sana, namun nihil. Tidak ada tulisan yang terhapus sedikitpun.

"Nggak bisa ilang Ra," ucap Alhena.

"Ini permanen Alhena," gumam Ara.

"Maksudnya?"

"Orang yang nulis ini pake spidol permanen, jadi nggak bisa dihapus." Ara memutar otaknya, mencara cara agar tulisan-tulisan ini bisa terhapus.

"Kayu putih," lirih Ara lalu segera pergi dari sana.

"Ra!! Lo mau kemana?!!" teriak Alhena. Ara tak menghiraukan teriakan Alhena. Gadis itu tetap berlari di koridor sekolahnya.

Brukk

Ara menabrak seseorang yang sedang berjalan di depannya. "Aw," ringis Ara kesakitan.

"Lo nggak papa Ra?" tanya cowok yang di tabrak Ara tersebut. Ara mendongakkan kepalanya dan menatap sang pemilik suara tersebut.

"Antares, Ara nggak papa kok."

"Lo mau kemana pake lari-lari segala?" tanya cowok itu.

"Ara mau ke UKS," jawab Ara. Antares mengerutkan keningnya bingung.

"Ngapain?"

"Ara mau ngambil minyak kayu putih buat ngehapus mading," jelas Ara.

"Mading?" beo Antares.

"Kok pakai kayu putih?" ucap Antares tak mengerti.

"Orang yang nulis itu pakai spidol permanen, jadi nggak bisa dihapus gitu aja. Makanya Ara mau ngambil kayu putih buat ngapus itu." Antares menganggukkan kepalanya mengerti.

KEJORA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang