Selamat Membaca
*****
Genangan-genangan air tercipta karena hujan lebat tadi malam. Dedaunan masih meneteskan embun sedari tadi, perlahan matahari menampakkan dirinya. Udara pagi yang sejuk menyambut indra penciuman seorang gadis yang tengah menyirami tanaman di halaman rumahnya. Ara, gadis itu mengenakan kaos merah muda polos dan celana pendek. Stelan yang cukup santai untuk hari ini.
"Mau bibi bantuin nyiramnya Non?" tanya bi Erna yang baru saja keluar dari rumah. Ara menggelengkan kepalanya sembari tersenyum.
"Nggak usah bi, Ara bisa sendiri kok."
"Yaudah kalau gitu bibi masuk ya, mau lanjut bantuin Nyonya bikin sarapan." Ara menganggukkan kepalanya dan bi Erna pun masuk ke dalam rumah.
Ara masuk ke dalam rumah setelah selesai menyirami tanaman yang ada di halaman. Gadis itu duduk di meja makan dan menuangankan segelas air, lalu meminumnya dengan sekali tegukan. Ara berjalan ke arah dapur dan mendekat ke Mama yang tengah memasak di sana. Ara dapat mencium aroma lezat dari masakan sang Mama.
"Mau Ara bantu nggak nih?" tanya Ara kepada sang Mama. Dewi tersenyum menatap putrinya.
"Boleh, nanti Ara anterin makanan ke kantornya Bang Galang ya." Ara nampak mengerutkan keningnya.
"Tumben dikirim dari sini, biasanya kan sama Kak Friska."
"Kak Friska kan lagi sibuk ngurusin ponakan Ara." Dewi menarik hidung kecil lancip milik Ara.
"Yaudah nanti Ara anterin."
Setelah selesai sarapan bersama, Ara naik ke atas dan masuk ke dalam kamar. Gadis itu merebahkan tubuhnya dengan santai di atas ranjang nyaman miliknya, Ara mengambil laptop berniat untuk menonton film sebentar. Matanya tertuju pada film movie indonesia bergenre romantis.
"Ara belum nonton ini kayaknya," gumamnya sendirian.
"Kata orang-orang ini happy ending filmnya."
"Ara coba tonton deh," lanjutnya lalu gadis itu mulai menonton film tersebut.
Kini gadis itu tengah menatap layar laptopnya dengan serius. Dengan makanan ringan yang terus ia kunyah di dalam mulutnya.
Setelah menghabiskan waktu untuk menonton, Ara mematikan laptopnya dan bangun dari sana. Gadis itu memilih untuk mandi lagi setelah itu baru mengantarkan makan siang untuk sang Abang.
Ara turun dengan kaos ungu muda dengan gambar unicorn dan celana levis pendek sampai paha. Rambut hitam pekatnya yang dia kuncir setengah membuat penampilannya semakin cantik untuk dipandang. Gadis itu memakai sepatu putih dan memakai tas ransel putih kecil, lalu mengambil makanan yang ingin dia antarkan kepada sang Abang.
"Ara berangkat Ma," ucap Ara sembari berjalan keluar rumah.
"Hati-hati sayang."
Ara keluar dari rumahnya dan berjalan menuju mobil lalu masuk ke dalam sana. Ara duduk di kursi belakang kursi sopir.
"Ayok mang Adi kita berangkat," ajak Ara.
"Siap Nona." Mang Adi pun menginjak gasnya dan mengendarai mobil tersebut dengan kecepatan sedang.
Perut gadis itu berbunyi. Gadis itu mengelus-ngelus perutnya. Dia mengantarkan makan siang untuk Kakaknya, tapi dirinya sendiri yang mengantarkan belum makan siang.
Mang Adi menghentikan mobilnya tepat di depan pintu depan kantor Galang yang sangat besar. Pria itu sudah sukses melanjutkan bisnis Papanya. Ara turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam kantor Abangnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJORA✔
Teen FictionPART LENGKAP & SUDAH REVISI✔ Ketika gadis berkepala batu di pertemukan dengan cowok berhati batu. Apakah yang akan terjadi? "Ara suka sama Angkasa," "Gue nggak suka sama lo." "Ara tau kok, tapi Ara tetep suka." "Gue nggak peduli." "Ara akan buat Ang...