16- Suka Ara?

1.2K 75 30
                                    

Selamat Membaca

*****

Angkasa fokus memakan bakso yang ada di depannya, begitupun dengan Bima dan Alhena. Ya! Alhena bergabung dengan mereka karena Ara sakit dan tidak masuk sekolah. Sedangkan Gema hanya diam sembari menatap kosong ke depan. Dengan tangan kanan yang menopang dagu dan tangan kiri yang sibuk mengaduk-aduk baksonya.

"Woi! Dimakan jangan di aduk-aduk doang," seru Bima.

"Tau, lo kira itu semen apa di aduk-aduk," timpal Alhena.

"Kalo mau nguli jangan di sini, sono di proyek bangunan," ucap Bima.

Gema tersadar dan berhenti mengaduk-aduk baksonya. Gema mengalihkan pandangannya ke arah Bima dan Alhena yang duduk di hadapannya.

"Mentang-mentang punya pacar, ngejeknya berduaan." Gema menatap malas Pasangan yang ada di depannya itu.

"Harus dong, nggak kayak lo jomblo," ejek Bima.

"Jomblo-jomblo gini juga banyak yang suka," alasan Gema penuh percaya diri.

"Mereka nggak suka sama lo, mereka sukanya sama duit lo doang!" pekik Bima.

"Bodo amat yang penting banyak yang suka," balas Gema tak peduli.

"Dih tolol," maki Bima.

Gema kembali menatap ketiga temannya bergantian dan kembali menopang dagunya dengan tangan.

"Kayak ada yang kurang," ucap Gema tiba-tiba.

"Kan emang kurang," timpal Bima.

"Apaan?" tanya Gema.

"Otak lo kurang waras," jawab Bima enteng.

"Ck, bukan itu."

Bima dan Alhena menatap heran wajah Gema. Sedangkan Angkasa hanya diam terus melanjutkan makannya. Gema menarik nafas panjang berusaha menyadari apa yang kurang hari ini.

"Kurang apaan?" tanya Alhena mulai kepo.

"Gue nggak tau, tapi kayak ada yang kurang gitu." Gema menggelengkan kepalanya.

"Gue tau!" seru Bima.

"Apaan lagi?"

"Bakso lo kurang asin?" tanya Bima.

Gema menggelengkan kepalanya.

"Liat muka lo udah cukup asin," ujar Gema.

"Kampret!"

"Ara nggak masuk itu yang kurang bagi gue," ujar Alhena tiba-tiba.

"Nah itu!! Kurang!" seru Gema tiba-tiba. Merasa tepat sasaran dengan apa yang dikatakan Alhena.

"Ternyata kalo nggak ada musuh sepi juga ya, nggak ada yang bisa diajak berantem." Gema menghela nafasnya pelan.

"Oh si Ara," gumam Bima.

"Lo kangen nggak Sa sama Ara?" tanya Bima kepada Angkasa.

Angkasa hanya diam tak menjawab pertanyaan Bima, dan terus melanjutkan makannya. Bima yang melihat Angkasa pun menghela nafas pelan berusaha untuk sabar menghadapi sahabatnya yang jarang sekali bicara ini.

"Percuma ngomong sama kulkas. Nggak bakal dijawab," cetus Alhena.

Bima mengalihkan pandangannya ke arah Alhena kemudian menatapnya datar.

"Lanjutin makannya," suruh Bima.

Alhena pun melanjutkan makannya. Gema mulai memakan baksonya yang sudah mulai dingin, karena terlalu lama bengong tadi. Angkasa bangun dari duduk kemudian pergi dari sana.

KEJORA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang