35- Api Unggun

1.2K 67 12
                                    

Selamat Membaca

*****

Sinar mentari perlahan menyinari perkemahan SMA Sakti, menciptakan suasana yang hangat dan cukup nyaman di sana. Semua anggota perkemahan keluar dari tendanya masing-masing untuk mengikuti kegiatan senam pagi. Tidak dengan Ara yang hanya duduk di depan tendanya karena cedera tadi malam, gadis itu tidak ikut bergabung  bersama yang lain.

"Alhena, Ara mau ikut dong," rengek Ara dengan wajah sedihnya. Alhena menoleh dan langsung memasang wajah garang.

"Nggak! Nggak boleh! Lo duduk diem di sini, jangan kemana-mana. Kaki sama tangan lo masih cedera," titah Alhena karena peduli.

Ara memasang wajah muram dan kesal sembari menatap sahabatnya. Alhena pun tak mau kalah dengan tetap menatap tajam Ara.

"Tapi Ara di sini sama siapa?" tanya Ara.

"Lo takut sendiri di sini? Ya ampun Ra, gue cuman kumpul di lapangan depan. Tuh di sana." Alhena menunjuk lapangan luas yang tak jauh di depannya.

"Gue masih bisa liat lo dari sana, bahkan nggak cuman gue. Anak-anak yang lain juga bisa liat  lo juga," lanjut Alhena. Ara  menghela nafasnya panjang.

"Yaudah deh nggak papa," ujar Ara pasrah.

"Nah gitu dong, tenang aja gue nggak  bakalan ninggalin lo kok." Ara menganggukkan kepalanya. Dan Alhena pun pergi dari sana.

Suara lantunan musik terdengar, senam pun di mulai. Dengan penuh canda tawa yang mengasikkan, para peserta perkemahan perjusami SMA Sakti melakukan senam sesuai dengan pemandu yang berada di depan. Kecuali mereka yang mendapatkan barisan paling belakang, dengan sesuka hatinya membuat gerakan mereka sendiri.

"Liat gue Bim liat gue Sa," ucap Gema yang sedang melakukan gerakan senam seperti ayam dengan mengepak-ngepakkan tangannya.

"Apa-apaan lo? Berlagak jadi Ayam lo?" seru Bima yang mulai buyar dengan gerakannya.

"Bukan! Anjing. Udah tau ayam malah nanya," kesal Gema.

"Tapi lebih mirip yang tadi pertama lo bilang sih," ujar Bima.

"Lo ngatain gue anjing?" tanya Gema mulai serius.

"Gue nggak bilang, lo yang ngerasa kali." Bima mengalihkan pandangannya ke arah depan.

"Nggak ada ya anjing seganteng gue," sombong Gema.

"Gila lo!" seru Bima.

Angkasa hanya menggeleng melihat tingkah kedua sahabatnya. Sempat-sempatnya mereka berdebat di tengah lapangan dengan siswa-siswi yang sedang mengikuti kegiatan senam pagi.

"Gema! Bima! Ngapain kalian ngobrol sendiri aja?! Gerakan senam tidak sama! Sini kalian maju! Ayok senam di depan!" seru Ketua OSIS dengan pengeras suaranya.

"Mampuskan gue." Bima melihat sekeliling, semua orang habis menatap dirinya dan Gema.

"Gara-gara lo!" Bima menyenggol kasar sikut Gema. Dan cowok itu hanya menyengir tak berdosa, rasanya ingin sekali Bima menonjok sahabatnya saat ini.

"Ya maaf."

***

Setelah berbagai acara terlewati. Matahari pun tenggelam dan udara malam yang dingin pun mulai menyerang kulit para peserta perkemahan SMA Sakti. Acara utama pun akhirnya di laksanakan.

Semua peserta perkemahan SMA Sakti keluar dari tenda dan duduk di luar tenda tepatnya duduk lesehan pada tanah di sana. Acara api unggun telah di mulai, berbagai penampilan telah ditampilkan dari siswa-siswi yang berbakat dari setiap kelas.

KEJORA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang