Selamat Membaca
*****
"Pacarnya ya Mas?" tanya tukang kebersihan tersebut.
Cowok itu menggelengkan kepalanya.
"Nggak usah malu-malu Mas," ucap tukang kebersihan tersebut.
"Cantik Mas pacarnya," pujinya.
Sudut bibir cowok itu terangkat, lalu cowok itu memejamkan matanya sembari menunggu Ara keluar dari kamar mandi. Tidak mungkin dia meninggalkan Ara sendirian mandi di sini, apalagi tempat ini sangat sepi saat istirahat. Buktinya hanya ada tukang bersih-bersih kolam renang.
Setelah selesai mandi Ara berdiri di depan cermin dan menyisir rambutnya yang masih agak basah. Ara melihat penampilannya sendiri, memakai celana olah raga dan hoodie yang lumayan besar di badan Ara.
Ara menarik nafas panjang dan meletakkan telapak tangan kanannya di dada. Jantungnya masih belum tenang sejak sebelum masuk kamar mandi, Ara mengatur nafasnya agar lebih tenang.
Setelah menunggu lumayan lama, Ara pun keluar dari kamar mandi. dan menatap cowok yang masih setia berdiri menunggu dirinya hingga selesai mandi.
"Udah," kata Ara. Cowok itu tersadar dan menengok lalu menatap penampilan Ara dari atas sampai bawah.
"Ini celana dan hoodie siapa?" tanya Ara.
"Gue," jawab cowok tersebut singkat.
"Hah? Ini punya Angkasa?" tanya Ara tak percaya. Angkasa menganggukkan kepalanya. Itu memang hoodie milik Angkasa yang ada di lokernya, dan celananya adalah celana milik Angkasa saat pertama kali masuk SMA. Maka dari itu pas ukurannya pada Ara, karena ukurannya kecil. Dan kebetulan masih ada di dalam loker.
"Makasih, nanti Ara kembalikan." Angkasa menganggukkan kepalanya lagi.
"Kenapa Angkasa mau minjemin ini?" tanya Ara.
"Araa!!! Gue dapet bajunya!!!" seru Alhena yang berlari menuju Ara. Ara dan Angkasa menengok dan mendapati pemilik suara tersebut.
"Loh-hh," ucap Alhena dengan nafas yang tergesa-gesa saat melihat keberadaan Angkasa. Angkasa pun langsung melangkahkan kakinya dan pergi dari sana.
Tanpa basa-basi Alhena langsung menarik tangan Ara dan membawa gadis itu duduk di kursi tepi kolam renang. Manik mata Alhena berubah menjadi lebih gelap, dan menatap Ara tajam.
"Jelasin ke gue apa yang barusan terjadi, dan lo pake baju siapa?" tanya Alhena meminta penjelasan. Tentu saja, Alhena sudah berputar-putar keliling setiap kelas untuk meminjam baju yang pas untuk Ara. Dan setelah dapat, gadis ini sudah selesai dengan penampilan mengejutkannya.
"Jadi gini..." Ara menceritakan semua apa yang dia alami barusan. Alhena membulatkan matanya setelah mendengar cerita dari Ara.
"Serius lo, Angkasa minjemin pakaiannya?" tanya Alhena tak percaya. Ara menganggukkan kepalanya antusias.
"Kok aneh," gumam Alhena.
"Memang mengherankan," lanjut Ara.
"Apa jangan-jangan Angka-" ucap Ara sebelum terpotong.
"Sustt!! Udah nggak usah mikir yang aneh-aneh! Awas jangan sampe lo baper sama cowok hati batu itu," seru Alhena.
Ara menganggukkan kepalanya pelan. Ya, tidak mungkin juga kalau Angkasa membalas perasaannya. Benar kata Alhena, Ara harus bisa melupakan Angkasa. Demi hatinya agar tidak terluka kembali.
"Walaupun Ara berusaha ngejauh, tapi hati Ara tetep masih ingin dekat sama Angkasa," batin Ara.
***
Bel masuk sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu, syukurlah jam pelajaran kali ini guru sedang rapat dadakan dengan kepala sekolah. Entah apa yang mereka bicarakan, intinya jam kosong mampu membuat hati para murid gembira.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJORA✔
Teen FictionPART LENGKAP & SUDAH REVISI✔ Ketika gadis berkepala batu di pertemukan dengan cowok berhati batu. Apakah yang akan terjadi? "Ara suka sama Angkasa," "Gue nggak suka sama lo." "Ara tau kok, tapi Ara tetep suka." "Gue nggak peduli." "Ara akan buat Ang...