Selamat Membaca
*****
Suasana malam ini sangat nyaman sehingga Ara pun tidur dengan tenang. Namun gadis itu terusik saat sang Mama berusaha membangunkannya, jam menunjukkan pukul 12:00 malam. Ara pun bangun, untuk apa Mamanya membangunkan tengah malam seperti ini. Padahal Ara masih sangat mengantuk.
"Ada apa Ma?" suara khas bangun tidur gadis itu setelah bangkit untuk duduk namun masih dengan mata tertutup.
"Buka matanya," suruh Dewi.
"Ara masih ngantuk Ma, nanti aja ya kalau mau minta tolong. Nanti pagi aja."
"Mama nggak pengen minta tolong, Mama pengen kamu buka mata kamu," titah Dewi. Dengan berat hati Ara pun membuka matanya, perlahan cahaya berwarna kuning kecil menyilaukan matanya. Ara terkejut saat melihat sang Mama yang membawa kue ulang tahun.
"Selamat ulang tahun ke tujuh belas anak Mama," ucap Dewi dengan penuh bahagia.
"Aaaa!!! Mama..." Ara menatap Mamanya sayang.
"Ayo tiup dulu lilinnya, jangan lupa make a wish." Ara pun mengangguk kemudian menutup matanya untuk berdoa diulang tahunnya yang ke tujuh belas tahun ini.
'Semoga Angkasa ingat sama ulang tahun Ara,' batin gadis itu mengucapkan make a wish lalu meniup lilinnya.
"Yeyy!!" sorak Dewi lalu menaruh kue tersebut di nakas dan memeluk putri bungsunya.
"Mama doain yang terbaik buat kamu sayang," ucap Dewi sembari mengelus kepala Ara.
"Makasih Ma, Ara sayang Mama."
"Mama juga sayang sama Ara."
"Yaudah kamu lanjut tidur ya, biar nanti besok bangunnya nggak telat." Ara menganggukkan kepalanya.
"Siap bos!"
Gadis itu sudah tumbuh besar, tanggal 28 juli. Hari ini adalah hari ulang tahunnya, hari bahagianya. Semoga saja sifat gadis itu tidak pernah berubah selalu ceria dan bahagia, juga semoga selalu di kelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya.
Dewi pun keluar dari kamar Ara. Gadis itu kembali merebahkan badannya mencari posisi nyaman untuk kembali tidur, Ara menatap bahagia kue yang berada di atas nakas tersebut. Gadis itu menutup matanya sembari tersenyum.
"Happy birthday Ara," ucap Ara sebelum terlelap kembali.
***
Ara turun dari kamar setelah selesai mandi. Gadis itu membawa kue yang tadi malam Mamanya bawa dan menaruhnya ke dalam kulkas. Ara duduk di kursi meja makan dan menatap sarapan yang begitu menggoda. Gadis itu mengambil nasi dan lauk pauk yang berada di sana lalu mulai memakannya.
Dewi yang baru saja menyelesaikan masakan terakhirnya hanya menggelengkan kepala, saat melihat Ara yang sedang makan dengan lahapnya. Ara menatap Mamanya sambil mengunyah makanan yang berada di dalam mulut.
"Maaf Ma, Ara makan duluan. Abisnya Ara lapar," ucap gadis itu dengan mulut penuh. Dewi menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
"Iya nggak papa kok, tapi jangan ngomong sambil makan. Telan dulu baru bicara," nasihat Dewi. Ara pun dengan cepat menelan makanan yang berada di dalam mulutnya.
"Mau ke mana rapih banget Ra?" tanya Dewi.
"Ke rumah Bang Galang Ma," jawab Ara.
"Ngapain?"
"Minta kado ulang tahun," jawab Ara dengan polosnya.
"Kamu ini ada-ada saja."
"Jangan kemana-mana dulu, bantuin Mama bikin kue buat dibagikan ke tetangga. Nanti juga Bang Galang datang ke sini," ucap Dewi. Ara pun menganggukkan kepalanya menurut.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJORA✔
Teen FictionPART LENGKAP & SUDAH REVISI✔ Ketika gadis berkepala batu di pertemukan dengan cowok berhati batu. Apakah yang akan terjadi? "Ara suka sama Angkasa," "Gue nggak suka sama lo." "Ara tau kok, tapi Ara tetep suka." "Gue nggak peduli." "Ara akan buat Ang...