37- Jahat

1.2K 61 6
                                    

Selamat Membaca

*****

Bima dan Gema pun mengambil penghapus yang ada di sana dan mulai menghapusnya. Sedangkan Angkasa masih berdiam diri menatap tulisan yang ada di depannya.

"Kayaknya gue kenal ini tulisan siapa," gumam Angkasa tiba-tiba.

"Hah!?" seru Bima dan Gema sembari menatap ke arah Angkasa.

"Lo serius tau Sa? Siapa orang yang nulis ini," tanya Bima kepada Angkasa. Angkasa tersadar dan mengalihkan pandangannya ke arah kedua sahabatnya.

"Nggak, gue nggak tau." Bima dan Gema langsung memasang wajah bingungnya.

"Tadi katanya lo kenal ini tulisan siapa," ucap Gema mengulang apa yang tadi Angkasa ucapkan.

"Gue nggak kenal."

"Yaudahlah terserah lo deh Sa." Mereka bertiga pun melanjutkan menghapus papan tulis yang ada di depannya itu.

"Gue tau tapi belum tentu," batin Angkasa.

***

"Nih Ra minum dulu." Alhena memberikan segelas air putih kepada Ara.

"Makasih Lhena." Ara pun meminumnya.

"Udah ya lo jangan nangis lagi, gue bakal cari tau siapa pelakunya."

"Makasih Lhena, tapi apa Ara sejahat itu ya sampai ada yang benci sama Ara." Mata gadis itu mulai menjatuhkan bulir-bulir air mata kembali.

"Enggak! Lo nggak jahat. Mereka aja yang terlalu ngurusin hidup lo, nggak usah dipikirin. Nanti gue bakal lapor ke guru BK," ucap Alhena.

"Nggak usah Lhena, jangan lapor lagi. Ara nggak papa kok."

"Tapi Ra, ini tuh udah termasuk pembulian dan pencemaran nama baik. Lo tuh siswi paling pinter di sini, peran lo tuh penting sama kayak di cerita Kejora ini," jelas Alhena, Ara hanya diam sembari menatap gelas kosong yang ada di tangannya.

"Udah jangan dipikirin, sebentar lagi bakal ada ujian praktek gabungan kelas kita sama kelas Angkasa. Jangan sampai lo nggak fokus dan nilai lo jadi turun."

"Walaupun nggak mungkin nilai lo turun, tapi gue cuman ngingetin," lanjut Alhena. Ara pun menganggukkan kepalanya.

"Senyum dong," pinta Alhena. Ara pun mengembangkan senyumannya.

"Nah ini baru Ara yang gue kenal."

"Punten teteh-teteh," ucap Bima yang berada di ambang pintu UKS. Ara dan Alhena pun melihat ke asal suara tersebut. Bima Gema dan Angkasa pun masuk ke dalam UKS.

"Gimana Ra lo udah baikan?" tanya Bima.

"Dari tadi juga Ara baik-baik aja kok," jawab Ara berusaha agar ceria kembali. Bima Gema dan Angkasa terbengong saat melihat wajah Ara yang kembali ceria seperti biasanya.

"Kamu apain yang si Ara, kok bisa langsung baik-baik aja gitu?" bingung Bima. Sedangkan Alhena hanya tersenyum melihat sahabatnya yang sudah bisa ceria lagi.

"Ajaib," Gema terbengong menatap Ara.

Angkasa menatap wajah Ara dengan wajah datar seperti biasanya, dan Ara hanya tersenyum canggung saat mata mereka saling bertemu. Tanpa mereka sadari sudut bibir Angkasa terangkat sedikit.

"Hai Ra," suara yang membuat semua orang menengok ke arah pintu.

"Antares."

Antares tersenyum saat melihat Ara sudah baik-baik saja. Antares berjalan mendekat ke arah Ara dan yang lainnya dengan membawakan minuman untuk Ara.

KEJORA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang