25- Kemunduran Si Ambisius

2K 80 43
                                    

Selamat Membaca

*****

Ara membuka pintu mobilnya lalu turun dari sana. Pria tampan dengan badan kekar yang masih di bilang cukup muda itu berdiri di sebelah Ara dengan stelan jas yang rapi. Siapa lagi? Tentu saja sang Abang tercinta, Galang Samudra.

Hari ini Ara diantarkan lagi oleh sang Kakak karena Galang khawatir. Dan Ara hanya menurut saja, tentu saja. Mau menolak pun tak akan dituruti oleh sang Abang.

"Udah sampai sini aja, Ara bisa masuk ke kelas sendiri."

"Gue anter lo sampe masuk ke kelas," titah Galang tegas.

"Terserah," pasrah Ara dan langsung beranjak dari sana.

Ara berjalan di depan Galang, mereka masuk gerbang dan berjalan di koridor. Semua pasang mata melihat ke arah Ara dan Galang yang berjalan bersamaan. Tentu saja, mereka mengira Ara bersama pasangannya. Apalagi Ara kemarin baru saja bertengkar dengan Angkasa, mungkin saja gadis itu ingin membuat cemburu Angkasa, pikir orang-orang.

Ara menggigit bibir bawahnya karena merasa malu di antarkan sampai depan kelas. Yang benar saja, Ara bukan anak Tk lagi. Gadis itu berhenti di depan kelasnya dan membalikkan badan menghadap Galang.

"Sana pulang," usir Ara.

"Iya-iya! Inget kalo ada yang nakalin, lo telpon gue."

"Nggak mau!"

Galang tersenyum. "Oke." Galang menepuk kepala Ara lembut.

"Bang Galang!" Galang dan Ara menengok bersamaan dan mendapati sang pemilik suara tersebut.

"Ngapain Bang? Mau SMA lagi?" tanya Alhena.

"Katanya mau nikah," celetuk Alhena.

"Iya gue mau nikah! Entar lo dateng sama pacar lo ya, kali aja pas gue lempar bunga. Kalian yang dapet," kata Galang. Alhena menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Gue lagi nganterin Adek gue yang paling cantik!" seru Galang.

"Aww!!" Ara menginjak kaki Galang tanpa segan.

"Apaan sih Bang! Ara malu tau!"

***

Ara menarik nafas panjang lalu tersenyum kecil setelah melihat soal-soal yang sudah dia jawab pada kertas miliknya. Ara bangun dari duduk lalu berjalan ke arah meja pak Jono dan memberikan tugas miliknya. Ara pun keluar dari kelas setelah memberikan tugasnya.

"Nggak ngerti lagi gue, nggak paham gue. Kok ada orang sepinter dia," rancau Alhena yang melihat Ara sudah menyelesaikan tugasnya dengan cepat, sedangkan dia baru menjawab empat soal, itu juga sudah lumayan.

Seperti biasa untuk menunggu jam istirahat tiba Ara pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Ara berjalan menuju perpustakaan tersebut dan saat sudah sampai di depan pintu, Ara pun langsung masuk.

"Pagi bu," sapa Ara kepada penjaga perpustakaan tersebut.

"Pagi Ara," jawabnya. Ara tersenyum manis kepada penjaga perpustakaan tersebut. Namun, itu tidak lama setelah Ara melihat dua orang cowok yang sedang berdiri di depan meja Ibu penjaga perpustakaan tersebut. Senyumnya memudar.

Hati Ara seakan kembali tergores, rasa sakit itu muncul untuk yang kedua kalinya. Mata gadis itu mulai memanas, tanpa basa-basi Ara langsung berjalan melewati kedua cowok yang ada di depannya itu.

"Dia masih marah sama gue," ucap Antares.

"Bukan sama lo, tapi sama gue." Angkasa mengangkat buku-bukunya dan keluar dari sana.

Ara menarik salah satu bangku yang ada di meja tempat membaca, dia menghela nafas panjang kemudian menatap kosong. Sudah lebih dari tiga hari Ara menjauh dari kedua cowok itu, yaitu Angkasa dan Antares. Entah Ara akan kuat sampai kapan untuk menjauh dari Angkasa.

Rasanya hati ini masih saja ingin mendobrak agar kembali dekat dengan Angkasa. Tapi logika Ara berpikir berbeda, dia ingin berhenti untuk mengejar sesuatu yang sudah pasti akan menyakitinya.

"Semoga Ara bisa tahan buat nggak dekat sama Angkasa," doanya.

***

Setelah mendengar bel istirahat berbunyi, Ara menutup bukunya dan bangun dari duduk lalu menaruh kembali buku tersebut pada rak. Ara keluar dari perpustakaan dan kembali ke dalam kelas, Ara masuk ke dalam kelas dan mendapati Alhena yang sedang membaringkan kepalanya di atas meja.

"Alhena kenapa?" tanya Ara yang baru saja datang. Alhena mengangkat kepalanya dan menatap sayu wajah Ara.

"Otak gue Ra, capek banget. Kurang ajar emang tuh si Jono! Ngasih ulangan kok dadakan mulu," kesal Alhena.

"Dia kira tahu bulat apa? Dadakan mulu!"

"Sstt!! Alhena nggak boleh gitu, mending kita ke kantin yuk. Alhena pasti laper kan?" ajak Ara.

"Iya nih gue laper, yaudah ke kantin yuk." Alhena dan Ara beranjak dari sana.

Ara duduk di salah satu kursi kantin, sembari menunggu Alhena datang membawa pesanannya. Dari pada bosan  gadis itu memilih untuk membuka ponselnya, jari Ara dengan lincah mengetik nama Angkasa dan melihat kapan terakhir di llihat cowok itu. Sudah hanya itu saja lalu Ara kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku rok.

"Bakso datang!!!" seru Alhena yang berjalan menuju Ara.

"Yey!! Alhena datang!!" sorak Ara.

Alhena duduk tepat di depan Ara, dan menaruh dua nampan yang berisi dua mangkok bakso serta dua gelas es teh manis. Ara mengambil baksonya dan meraih sendok serta garpu yang ada di depannya.

Mereka berdua mulai memakan makanan pesanannya, dengan lahap Alhena memakan baksonya begitupun dengan Ara. Namun, saat mereka sedang menikmati makanannya masing-masing. Datanglah para pengganggu yang mengusik kegiatan makan siang mereka berdua.

Brakkk

Suara gebrakan di meja Ara, mampu membuat semua yang ada di kantin mengalihkan pandangannya ke arah mereka, termasuk Ara dan Alhena yang tak kalah kagetnya. Ara dan Alhena menatap wajah sang pelaku yang tiba-tiba datang.

"Ada cewek murahan lagi makan nih!!!" seru sang pelaku. Semua perhatian yang ada di kantin teralihkan oleh suaranya.

"Apa-apaan sih lo!!" Alhena berdiri dari duduknya dan menatap tajam sang pelaku.

"Gue nggak ngomong sama lo ya sorry aja," telak Karen sang pelaku. Cewek yang mengaku sebagai pacar Angkasa, apa kalian ingat?

"Kejora Atria Prisila," sebut Karen. Ara menghela nafas panjang. Apalagi yang akan dilakukan pacar gadungan Angkasa ini? Ara bangun dari duduknya dan berdiri tepat berhadapan dengan Karen.

"Iya Kak, ada perlu apa ya?" tanya Ara to the point dan sopan.

"Gue cuman mau ngasih tau aja sama lo, kalo ternyata Angkasa nggak suka sama lo," ucap Karen disertai cengiran yang bermaksud mengejek.

"Iya Ara udah tau kok, Kak Karen nggak usah repot-repot ngasih tau."

"Oh iya, gue juga mau ngasih tau sama lo. Sama seperti yang Angkasa bilang, bahwa lo itu murahan!" hina Karen.

Plakkkk

"NIPAK BANGSAT!!!"


tbc

*****

sehat selalu,

Follow akun Author supaya dapat notifikasi dan nggak ketinggalan allepetrichor

KEJORA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang