14- Takut Darah

1.3K 80 47
                                    

Selamat Membaca

*****

"Diketahui, nilai 71 hingga 75 berfrekuensi 8, nilai 76 hingga 80 berfrekuensi 10, nilai 81 hingga 85 berfrekuensi 7, nilai 86 hingga 90 berfrekuensi 3, dan nilai 91 hingga 95 berfrekuensi 2."

"Tentukan berapakah nilai median dari data berikut?!"

Seluruh penonton diam, fokus melihat ke arah para peserta yang sedang sibuk menghitung. Gema ternganga saat mendengar soal yang baru saja dibacakan tersebut begitupun dengan Bima dan Alhena. Clara hanya diam fokus melihat ke arah Ara dan Angkasa.

"Udah gila, Bisa meledak otak gue ngitung kek begituan." Bima menggelengkan kepalanya.

"Gue tau jawabannya," celetuk Gema tiba-tiba.

Bima dan Alhena langsung mengalihkan pandangannya ke arah Gema dengan wajah tak percaya.

"Apaan?" tanya Alhena.

"Pasti angka!" seru Gema.

Plakk

Satu tamparan mendarat di pipi kanan Gema. Bima menampar Gema kencang sehingga membuat sang empunya meringis kesakitan.

"Sakit Bim!" Gema mengelus pipi kanannya.

"Kita lagi serius kampret!" seru Bima.

"Kak Ara..." lirih Clara.

Gema Bima dan Alhena yang mendengar Clara menyebut nama Ara mengalihkan pandangannya ke arah Clara.

"Kenapa Clar?"

"Itu Kak Ara." Clara menunjuk ke arah Ara dengan jari telunjuknya.

***

Angkasa mengalihkan pandangannya ke arah kertas milik Ara yang ada di meja. Ara sudah selesai menghitung semuanya, mata Angkasa tertuju pada cairan merah yang menetes di kertas Ara. Angkasa melihat Ara yang masih saja menunduk.

"Ra..." panggil Angkasa.

Brukk

Ara menjatuhkan badannya di atas meja Olimpiade masih dengan tangan yang berada di atas tangan Angkasa, tepat di atas bel.

"Ra..." panggil Angkasa sedikit panik.

Angkasa menyelipkan rambut yang menutupi wajah Ara di telinganya. Mata Angkasa langsung tertuju pada hidung Ara yang mengeluarkan darah segar. Angkasa tersentak namun berusaha tenang agar tidak mengacaukan babak final.

"Ya! SMA Sakti silahkan apa jawabannya?!" seru panitia olimpiade.

Angkasa hanya diam membeku, menatap Ara yang lemas disana.

"SMA Sakti? Apa ada masalah?!" ujar panitia yang merasa tidak mendapatkan jawaban.

Ara membuka matanya perlahan, dan melihat Angkasa yang sedang menatapnya dengan wajah datar serta pucat. Ara tersenyum kecil melihat Angkasa di sana.

"Ini jawabannya," lirih Ara lemah.

Angkasa mengalihkan pandangannya ke arah kertas milik Ara. Angkasa melihat jelas jawaban dari Ara. Angkasa menatap Ara ragu, Ara membalas tatapan Angkasa dengan senyuman yang hadir di bibir pucatnya.

"Tujuh puluh sembilan," jawab Angkasa lalu menatap wajah Ara yang sudah menutup matanya.

"BENAR!!"

"YEY!! ANGKASA HEBAT!!" seru suporter siswi-siswi SMA Sakti.

"Sudah ditentukan! Juara pertama Olimpiade Mipa tingkat Provinsi adalah Angkasa dan Kejora perwakilan SMA Sakti! Dengan point tertinggi yaitu 1.600 point karena berhasil menjawab 16 pertanyaan! Selamat!!" ujar panitia tersebut.

KEJORA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang