26- Sadar diri

2.1K 80 57
                                    

Selamat Membaca

*****

"Oh iya, gue juga mau ngasih tau sama lo. Sama seperti yang Angkasa bilang, bahwa lo itu murahan!" hina Karen.

Plakkkk

Alhena menampar kencang pipi kanan Karen, Ara terpelonjat kaget melihat perbuatan Alhena barusan. Karen meringis kesakitan sambil memegangi pipinya dan menatap Alhena tajam.

"NIPAK BANGSAT!!!" seru Alhena sang pelaku.

"Udah Alhena," lerai Ara.

"Eh, temen lo itu emang murahan tau nggak!" seru Sela teman satu geng Karen.

"Dasar ku--" ucapan Karen terhenti saat tangan kanannya yang siap untuk menampar Alhena ditahan oleh Ara.

"Maaf Kak, jangan sakitin sahabat Ara." Ara menahan tangan Karen. Karen menatap kesal gadis yang menahan perbuatannya itu.

"Lagian emang benar kok apa yang Alhena bilang, kalo Ara murahan berarti Kak Karen juga. Soalnya Kakak juga ngejer-ngejer Angkasa," balas Ara berani.

Semua pasang mata yang melihat Ara terkejut karena berani menjawab Karen dan melawannya. Baru kali ini ada yang berani melawan Karen, termasuk Alhena adalah satu-satunya orang yang beruntung bisa menampar Karen.

"Berani banget lo ngomong kayak gitu sama Kakak kelas!" murka Karen tak terima.

"Umur bukan patokan Kak, Lagian kita cuman beda setahun. Buat apa takut sama Kakak? Kalo Kak Karen mau dihormati dan dihargai, jaga sikap Kakak! Jangan seenaknya bertindak sesuka hati!" pungkas Ara.

"Ck!! Nggak usah sok bijak deh lo!! Lo kira dengan lo kayak gini, Angkasa bakal suka sama lo!? Dia tuh cuman suka sama Gue!!" balas Karen.

"Angkasa tuh nggak suka sama Kak Karen. Maaf Kak tapi itu memang kenyataannya, kita berdua sama-sama ditolak mentah-mentah. Walaupun Kak Karen lebih parah," ujar Ara apa adanya.

"Sorry ya!! Tapi Angkasa nggak pernah nolak gue!! Dia cuman nolak sama lo!! Makanya jadi orang sadar diri dong!!!"

"Ara sadar diri kok, makanya Ara berhenti merjuangin Angkasa."

"Baguslah kalo lo sadar diri, lagian lo tuh nggak pantes sama Angkasa!"

"Tapi semoga Kakak juga sadar diri ya," kata Ara.

"Maksud lo?" tanya Karen.

"Semoga Kak Karen juga sadar diri kalo Angkasa itu nggak suka sama Kak Karen," jelas Ara.

"Kurang ajar!!" murkanya.

Byurrr

Karen mengambil es teh manis milik Ara dan mengguyurkannya di atas kepala Ara. Habis rambut Ara basah kuyup, bajunya pun ikut basah. Semua yang ada di sana pun terkejut dengan apa yang Ara alami. Dengan wajah basahnya Ara tersenyum dan membuka matanya.

"Dasar Kakak Kelas nggak ada akhlak!!" murka Alhena yang tak terima dengan apa yang dialami oleh sahabatnya, namun Ara hanya diam dan tersenyum menatap Karen hangat.

"Udah Alhena, cukup." Ara menahan Alhena untuk membalas perbuatan Karen.

"Cinta itu nggak bisa di paksa Kak."

"Dan itu kenyataanya Angkasa nggak suka sama Kakak, dan Kakak nggak bisa maksa begitupun Ara," lanjut Ara.

"DASAR CEWE--" tangan kanan Karen yang sudah siap untuk menampar Ara terhenti karena tertahan oleh seseorang.

"Cewek apa? Cewek murahan?" ucap seseorang cowok yang tiba-tiba datang menahan tangan Karen kuat.

"Itu elo!" lanjutnya.

"Antares." Mata Karen tertuju pada tangannya yang dicengkram kuat oleh sang pelaku.

Karen berdecak keras dan menarik tangan yang dicengkram kuat oleh Antares tersebut. Antares pun melepaskannya dan Karen beranjak pergi dari sana bersama kedua temannya. Sangat memalukan!

Antares menatap Ara iba, kasihan sekali gadis ini di permalukan di depan umum oleh orang yang tidak tahu diri.

"Lo nggak papa Ra?" tanya Antares saat melihat sekujur tubuh Ara yang basah.

Ara menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. "Ara nggak papa kok, makasih Antares udah bantu Ara."

"Iya, sama-sama."

"Andai lo suka sama gue, bukan sama Angkasa," batin Antares.

"Yaudah Ra, gue cariin lo baju dulu. Kan nggak mungkin lo masuk kelas basah kayak gitu, Mana kita nggak ada pelajaran olahraga lagi hari ini," rancau Alhena.

"Rambut lo juga pasti lengket itu," lanjut Alhena.

"Iya nih Lhen, rambut Ara lengket banget." ujar gadis itu.

"Yaudah lo mandi aja entar gue cariin baju," suruh Alhena. Ara menganggukkan kepalanya dan mereka berdua pun pergi dari sana meninggalkan Antares sendirian.

Tanpa mereka sadari seorang cowok sedari tadi melihat apa yang barusan Ara alami. Cowok itu memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan tersenyum simpul, lalu pergi dari sana.

***

Ara berdiri tepat di depan pintu masuk kamar mandi SMA Sakti yang berada di depan kolam renang. Sangat sepi di sini, tentu saja. Kamar mandi ini jarang di gunakan karena para siswa-siswi jarang ada yang mandi di sekolah, kecuali murid yang mengikuti eskul dan pulang sore atau malam, dan murid yang mandi setelah selesai kelas berenang.

"Alhena lama banget deh, Ara capek nih nunggunya. Rambut Ara udah lengket banget lagi," rajuk gadis itu karena terlalu lama menunggu.

Beruntung ini masih jam istirahat, jadi tidak ada siswa ataupun siswi yang sedang mengikuti kelas berenang.

"Ngapain Neng?" tanya orang yang sedang mengambil dedaunan dari dalam kolam renang.

Ara menengok dan tersenyum."Nunggu teman mang," jawab Ara. Tukang kebersihan itupun mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya.

Ara berdecak keras saat melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah hampir setengah jam dia menunggu Alhena tapi tak kunjung datang. Sebenarnya tak masalah jika Ara langsung mandi, di dalam sudah ada semua perlengkapan mandinya. Tapi jika tidak ada baju? Ara harus pakai apa saat keluar?

"Lama banget sih!" keluh Ara sembari menghentak-hentakan kakinya keras.

"Nih," ucap seseorang yang memberikan celana olahraga dan hoodie kepada Ara. Ara menatap wajah sang pemberi.

"Ambil," ucapnya. Ara pun langsung mengambil pakaian tersebut dan menerimanya.

"Makasih."

"Cepet mandi gue tunggu di sini," titah cowok tersebut dan berdiri menyandar di tembok sembari memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan menatap kolam renang.

Mata Ara tak lepas dari wajah cowok tersebut. Sekujur tubuhnya kaku tak bisa di gerakan, jantungnya berdebar tiga kali lebih cepat dari sebelumnya. Mata Ara menatap tak percaya.

"Cepet."

"Hmm-mm i-ya," jawab Ara gugup dan masuk ke dalam kamar mandi tersebut.

"Pacarnya ya Mas?" seru tukang kebersihan tersebut.

Cowok itu menggelengkan kepalanya.

"Nggak usah malu-malu Mas," ucap Tukang kebersihan tersebut.

"Cantik Mas pacarnya," pujinya.

tbc

*****

sehat selalu,

Follow akun Author supaya dapat notifikasi dan nggak ketinggalan allepetrichor

KEJORA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang