2- Calon Pacar

2.2K 172 193
                                    

Selamat Membaca

*****

Angkasa mengambil ponselnya lalu mengecek apakah ada pesan masuk yang penting. Angkasa menaruh ponselnya kembali, tak ada pesan masuk yang penting. Yang ada hanya pesan dari kedua sahabatnya, dan itu tidak penting.

Angkasa keluar dari kamarnya lalu turun dan pergi ke ruang tengah. Angkasa duduk di sofa lalu melihat-lihat majalah yang ada di depannya.

"Sayang, Bunda pergi dulu ya," ucap Vera Ibu kandung Angkasa. Angkasa melihat ke asal suara tersebut dan mendapati Vera yang sedang bersiap-siap di sana.

"Kak! Bunda mau belanja dulu jagain Clara ya," pesan Vera.

"Clara udah gede, nggak perlu dijagain Bun," jawab Clara. Adik Angkasa yang baru datang dan duduk di sebelah sang Kakak.

Vera menganggukkan kepalanya mengerti lalu pergi dari sana. Angkasa menatap punggung wanita paruh baya itu hingga menghilang.

"Nggak latihan MMA?" tanya Clara.

Angkasa menggelengkan kepalanya.

"Latihan basket?" lanjut Clara.

Angkasa menggelengkan kepalanya.

"Terus lo mau ngapain?"

Angkasa mengalihkan pandangannya ke arah Clara lalu menghela nafasnya pelan.

"Angkasa!!"

"Sa! Lo di rumahkan?!!"

Belum saja Angkasa menjawab, sudah terdengar teriakan dari ruang tamu. Siapa lagi? Tentu saja kedua sahabatnya itu, Bima dan Gema.

"Di sini lo ternyata," ucap Gema yang baru saja datang.

Clara menatap kedua teman kakaknya senang, merasa beruntung karena hari ini tidak akan sepi lagi.

"Nahkan temen setres lo dateng," kata Clara seenak jidatnya.

"Siapa yang setres?" tanya Gema sedikit sinis.

"Elo lah," jawab Clara.

"Adek Clara yang cantik dengerin ya, Abang Gema itu masih waras, sehat, dan ganteng selalu."

"Ck, serah lo."

Gema duduk di samping Angkasa lalu memakan keripik singkong yang ada di depannya.

"Hm, enak ya kayak di rumah sendiri," sindir Clara.

"Jelas," jawab Gema enteng tanpa merasa malu sedikit pun.

Bima sedari tadi hanya berdiri merasa malu atas kelakuan sahabatnya itu, tapi Gema sendiri sama sekali tidak merasakan malu.

"Ibu negara ada?" tanya Bima.

"Nggak ada. Lagi belanja," jawab Clara.

Bima mengaggukkan kepala nya, lalu beranjak pergi dari sana.

"Mau kemana lo?" tanya Gema.

"Dapur."

"Bikinin minum buat gue dong satu. Es sirup ya," suruh Gema seenak jidatnya.

"Bikinin-bikinin, emang gue babu lo!" sentak Bima.

"Iya babu," kata Gema.

"Gue tendang hamil lo!!"

"Sembarangan! Mulut lo mau gue kumurin pake air bunga tujuh rupa!" balas Gema.

Walaupun tidak suka Bima tetap membuatkan minum untuk sahabatnya yang memalukan itu. Bima datang membawa dua gelas minuman. Lalu duduk di sebelah Clara kemudian menaruh minuman tersebut di atas meja.

KEJORA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang