49- Perempuan Itu

1.1K 55 10
                                    

Selamat Membaca

*****

"Siapa dia Angkasa?"

"Kenalin, Devi Alista."

***

Dua hari sebelum Birthday Ara.

Angkasa keluar dari kamar dan turun ke bawah untuk sarapan bersama anggota keluarga yang lain. Cowok itu duduk di samping Adik perempuannya, mereka bertiga pun dengan nikmat memakan masakan sang Bunda. Setelah selesai Angkasa beranjak naik kembali ke kamarnya.

"Kak," panggil Gio. Angkasa menghentikan langkahnya di tengah-tengah tangga lalu menengok.

"Ada acara sekarang?" Angkasa menggelengkan kepala.

"Kalau gitu bantuin Ayah beresin berkas-berkas perusahaan ya," pinta Gio.

Angkasa pun kembali turun dan berjalan menuju ruang kerja sang Ayah. Angkasa masuk ke dalam ruang kerja tersebut dan melihat banyak sekali tumpukan-tumpukkan kertas yang sangat banyak dan berantakan.

"Kerja bakti kita," ujar Gio sembari sedikit tertawa renyah.

"Kayaknya Ayah capek banget ngerjain ini semua," ucap Angkasa. Gio tersenyum.

"Capek itu sudah biasa Angkasa."

"Sejak Anggra sakit jadi Ayah harus nyiapin semuanya sendiri," ujar Gio. Anggra adalah sekertarisnya.

"Kapan dia berangkat?"

"Mungkin minggu depan," jawab Gio. Angkasa menganggukkan kepalanya mengerti, pasti Ayahnya itu sangat lelah saat ini.

Mereka berdua pun mulai membereskan semuanya satu-persatu. Dari mulai yang bertumpuk-tumpuk sampai yang berserakan di lantai. Ini sangat berantakan, bagaimana tidak ruangan ini kan hanya boleh dimasuki Ayahnya saja. Jadi bi Inah pun tidak masuk untuk membersihkannya.

Angkasa menghentikan kegiatannya saat ponsel yang ada di dalam saku bergetar. Siapa yang menelpon? Angkasa mengambil ponselnya dan melihat nama yang terpampang di sana. Cowok itu tersenyum saat melihatnya. Kejora itulah nama sang penelpon tersebut.

"Angkasa angkat telpon dulu sebentar Yah," izin Angkasa. Gio pun menganggukkan kepalanya.

Angkasa pun menggeser tombol berwarna hijau di sana.

"Halo Angkasa," suara dari seberang sana. Suara yang sangat Angkasa rindukan, betapa lembutnya suara Ara. Hingga membuat Angkasa candu mendengarnya.

"Iya ada apa?"

"Ara mau pergi jalan-jalan sama Alhena, sama Bima sama Gema juga. Angkasa mau ikut?"

"Kapan Ra?"

"Sekarang Angkasa, ini Ara sama yang lainnya udah kumpul di rumah Alhena."

"Sorry Ra, gue nggak bisa. Sekarang gue lagi bantuin bokap," tolak Angkasa halus.

"Yaudah nggak papa Angkasa, kalau gitu Angkasa semangat ya bantuin Ayahnya."

"Oke." Sambungan di tutup sepihak oleh sang penelpon.

Angkasa menghela nafas panjang. Apakah cowok itu benar-benar tidak mau ikut? Tentu saja tidak! Dia terpaksa menolak ajakan sang pacar karena harus membantu Ayahnya. Angkasa tak tega jika harus meninggalkan Ayahnya membereskan semua ini sendirian.

"Kenapa ditolak?" tanya Gio tiba tiba. Angkasa langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Memangnya kamu benar-benar tidak mau ikut?"

KEJORA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang