Selamat Membaca
*****
Langit begitu cerah hari ini. Matahari pun bersinar seakan-akan dunia tidak akan berganti malam, Ara terduduk di karpet ruang tengah dengan laptop yang berada di hadapannya. Gadis itu menatap fokus ke arah laptop tanpa menghiraukan tv yang tetap menyala sedari tadi.
Gadis itu sibuk melihat catatan dan rangkuman materi fisika kelas XII. Waktu berjalan begitu cepat, kini Ara sudah naik ke kelas XII, yaitu tahun terakhir SMAnya. Sekarang gadis itu tengah menikmati liburan akhir semester ganjilnya, sudah cukup lama Ara tidak bertemu dengan teman-temannya, sejak pembagian rapot pada semester ganjil kemarin. Dan tentang masalah Antares? Sudah jangan dipikirkan. Kini cowok itu sudah dikeluarkan dari SMA Sakti, karena Ayahnya sang pemilik sekolah merasa malu akan perbuatan anaknya sendiri.
Ara menghela nafas panjang setelah selesai membaca semuanya, gadis itu menenggelamkan wajahnya pada lipatan kedua tangan yang berada di atas meja. Tanpa menutup laptop dan buku-bukunya terlebih dahulu.
"Hai sayang," panggil sang Papa yang sedang menikmati liburan kerjanya walau hanya satu minggu. Zacky duduk pada sofa di mana tempat Ara menyandarkan punggungnya.
"Hai Pa," balas anak gadisnya masih dalam posisi yang sama.
"Kamu itu sedang apa sih Ra? Tv nyala, laptop nyala, buku masih berantakan. Sekarang kamu tuh lagi liburan sayang," ucap Zacky. Ara menegakkan posisi duduknya dan menatap sang Papa sinis.
"Papanya Ara yang paling ganteng," ucap Ara.
"Iya saya," sahut sang Papa.
"Ara itu lagi belajar buat nanti pas masuk sekolah, sebentar lagi kan masuk semester genap. Pasti bakalan banyak banget ulangan sama ujian, jadi Ara harus rajin belajar biar nilai Ara bagus. Terus Papa sama Mama bangga deh sama Ara," jelas gadis itu dengan senyum manisnya.
"Mama sama Papa itu udah bangga sama Ara," ujar Dewi yang datang dengan membawa segelas kopi untuk sang suami.
"Iya kan Pa?" Zacky menganggukkan kepalanya dan tersenyum.
"Aaaa makasih, Ara sayang deh sama Papa Mama."
"Angkasa apa kabar sayang? Katanya udah jadian sama dia?" tanya sang Mama.
Ara memang menceritakan semuanya kepada Mama dan Papanya termasuk Galang. Namun sejak terakhir Ara bertemu Angkasa saat pembagian rapot, dan sampai sekarang mereka belum bertemu lagi. Bahkan selama liburan mereka belum pernah menghabiskan waktu bersama, entahlah mungkin Angkasa sibuk selama liburan ini. Cowok itu pun hanya memberi kabar seminggu sekali.
"Angkasa sehat kok Ma," jawab Ara.
"Syukurlah kalau gitu, coba tanyain kapan main ke sini," lanjutnya. Ara tersenyum.
"Nanti Ara sampaikan Ma." Dewi menganggukkan kepalanya.
Drtt drtt drtt
Suara ponsel Ara bergetar di atas meja saat panggilan dari seseorang masuk, semua pandangan beralih ke ponsel Ara. Gadis itu mengambil ponselnya dan membaca nama sang penelpon tersebut, Galang. Ya! Penelpon tersebut adalah Galang, Abang Ara. Gadis itu pun mengangkat telpon tersebut.
"Halo Bang," ucap Ara.
"Halo Ra! Cepet ke sini Ra! Ajak Mama sama Papa," suara sahutan dari seberang sana terdengar begitu panik.
"Kenapa Bang? Ada apa?" tanya Ara sedikit panik karena suara Galang yang terburu-buru.
"Cepet sini Ra! Ke Rumah sakit Beliyra. Istri Abang mau brojol!" seru Galang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEJORA✔
Teen FictionPART LENGKAP & SUDAH REVISI✔ Ketika gadis berkepala batu di pertemukan dengan cowok berhati batu. Apakah yang akan terjadi? "Ara suka sama Angkasa," "Gue nggak suka sama lo." "Ara tau kok, tapi Ara tetep suka." "Gue nggak peduli." "Ara akan buat Ang...