J • 10

28.1K 1.9K 297
                                    

Mana nih yang nunggu update-an Jinovar, cung!

Happy reading guys!

🐥🐥🐥

"Jino, tunggu!" Ambar setengah berlari untuk menyusul langkah lebar Jino.

Saat teriakan Ambar tak digubris, tangan kecil Ambar langsung menahan lengan kokoh Jino, yang membuat sang empu menghentikan langkahnya dan menatap Ambar tanpa bersuara.

"Jino, jangan ya?" dari sorot mata Ambar terlihat jelas bahwa gadis itu tengah ketakutan dan khawatir.

Jino mengedarkan pandangannya ke sekitar yang mana suasana sekolah masih ramai, "ikut gue."

Ambar mengikuti langkah Jino hingga mereka sampai di rooftop sekolah yang sepi. Ambar dan Jino duduk bersisihan dengan jarak yang cukup dekat.

"Kenapa lo kekeuh buat nunda semuanya?" tanya Jino denga mata yang menatap lurus tanpa menoleh kesamping dimana Ambar berada.

"Ambar belum siap," kepala Ambar langsung menunduk lesu, dengan jemarinya yang saling bertautan.

"Alasan lo selalu sama! Belum siap! Belum siap! Kalo kayak gini lo kapan siapnya?!! Lo mikir ngga sih semuanya bakal tambah rumit kalo kita terus nunda buat jujur ke orangtua kita?!" Jino tak bisa lagi menahan rasa kesalnya. Walaupun intonasinya berusaha dibuat setenang mungkin.

"I--iiyaa. Ambar tau. Kasih Ambar waktu, Jino. Jangan sekarang."

Jino menolehkan kepalanya mengunci tatapan Ambar, "berapa lama?"

Ambar bungkam, bingung harus menjawab apa.

"Berapa lama waktu yang lo butuhin?" Jino memperjelas pertanyaannya.

"A--ambar ngga bisa mastiin."

Jawaban Ambar membuat kepala Jino benar-benar pening karena merasa Ambar malah memperumit semuanya.

"Kalo gitu, biar gue dulu yang bilang sama orangtua gue tentang ini."

"Ta--tapi..."

"Gue bakal bilang sama ayah dan bunda gue. Dan setelah itu gue mau bawa lo buat ketemu mereka. Siap ngga siap lo harus ikut gue." setelah memutuskan itu, Jino langsung berdiri dan pergi dari hadapan Ambar tanpa mengucapkan apapun lagi.

Jino menaiki motornya setelah sampai di parkiran dan langsung memutuskan untuk pulang kerumahnya, karena bundanya memberitahu kalau malam ini keluarganya akan mengadakan dinner.

Disepanjang perjalanan, otak Jino dipenuhi oleh masalah nya dengan Ambar.

Jino tau kalau dirinya brengsek karena telah merenggut kesucian gadis yang tak berdosa hingga membuatnya hamil anaknya, tapi Jino tak bisa hanya terus-terusan diam tanpa melakukan apa-apa.

Akhir-akhir ini juga Jino memilih untuk tak pulang kerumahnya dan menginap di basecamp. Hal itu dilakukan karena rasa bersalah Jino akan semakin besar saat melihat mata bunda dan ayahnya secara langsung. Jino telah gagal menjaga kepercayaan kedua orangtuanya.

Karena sibuk dengan pikirannya, Jino tak menyadari kalau ada seseorang yang tengah menyebrang dan ia hampir menabrak orang itu.

Jino langsung turun dari motor dan menghampiri orang yang hampir ia tabrak.

"Maaf, gue ngga sengaja." ucap Jino sambil membuka helmnya. Kedua tatapan mereka bertemu, yang mana Jino melihat wajah seorang perempuan yang diperkirakan seusianya.

"Lo ngga papa?"

Perempuan itu menggeleng dan tersenyum, "gu--gue ngga papa kok, maaf tadi gue nyebrangnya galiat-liat."

JINOVAR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang