J • 37

21.9K 1.7K 500
                                    

Jangan lupa vomment❤

Happy reading☺

🐥🐥🐥

"Kalo ada masalah itu beresin, jangan menghindar." Jino yang tengah duduk sendirian di rooftop menoleh saat melihat Zaidan yang datang menghampirinya. Jino kembali menatap lurus kedepan, tak mempedulikan ucapan Zaidan yang menurutnya terlalu menceramahi.

Zaidan memberikan minuman kaleng yang langsung diterima Jino, dan mereka saling diam sambil meneguk minumannya masing-masing.

"Tadi Ambar nangis."

Zaidan bisa melihat cengkraman tangan Jino pada kaleng minuman yang mengerat.

"Jujur aja Ji, gue ngga suka liat dia nangis."

Jino menolehkan kepalanya, "maksud lo?"

"Gue ngga suka liat Ambar nangis. Masih kurang jelas?"

Jino bisa melihat sorot mata Zaidan yang biasanya kalem berubah menajam. "Kenapa? Lo suka sama dia?"

"Kalo iya, lo mau apa?"

Jino mendesis marah, kepalan tangannya kian mengerat membuat wajah serius Zaidan berubah konyol karena maah tiba-tiba tertawa, "ck, santai aja kali. Gue ngga mungkin suka sama cewek yang udah bersuami. Kayak ngga ada cewek lain aja."

Jino menghela napas, seolah rasa kesalnya atas ucapan Zaidan tadi berangsur menghilang, "ngga lucu candaan lo."

"Gue ngga suka liat dia nangis karena gue berasa liat nyokap gue, Ji. Apa lo ngga ngerasa hal yang sama?"

Jino mengusap wajahnya, "gue cuma butuh waktu."

Zaidan mengangguk, "tapi lo ngga sadar kan kalo sikap lo yang sekarang malah bikin Ambar making bingung?"

Dahi Jino mengernyit, "maksud lo?"

"Ji, gue tanya sama lo, apa Ambar tau alasan sikap lo jadi kayak gini ke dia?"

Jino terdiam beberapa saat lalu menjawabnya dengan gelengan singkat, "dia ngga tau."

"Nah itu dia masalahnya, lo coba bayangin kalo misalnya lo ada di posisinya dia, lo ngga tau udah bikin kesalahan apa, tapi lo tiba-tiba dicuekin tanpa sebab dan orang yang nyuekin lo ngga pernah ngomong apa alasan dia kayak gitu. Pasti lo bingung banget kan?"

Jino meneguk ludahnya susah payah, ucapan Zaidan berhasil menyentil logikanya dengan telak.

"Ambar tuh cewek polos Ji, dan lo tau itu. Dia bukan tipe cewek yang gampang peka buat baca ekspresi dan situasi. Dan dengan lo nyuekin dia kayak gini, masalah kalian ngga akan pernah nemu titik penyelesaian."

"Gue cuma marah sama sikap dia yang ngga ngehargain perasaan gue sebagai suaminya. Didepan gue dia malah berinteraksi sama cowok lain tanpa ngerasa bersalah sama sekali. Dan gue ngga bisa terima itu, Dan."

Zaidan tersenyum, sebelumnya ia tau masalah Jino dan Ambar dari Dero. "Kenapa lo ngga ngomong langsung dan bilang kalo lo ngga suka sama sikapnya dia yang kayak gitu?"

"Gue--"

"Lo gengsi, gue bener kan?" Zaidan terkekeh menjeda ucapannya, "sejak kapan seorang Jinovar jadi gengsian? Ah--cuma Ambar yang bisa bikin lo kayak gini, bener kan?"

"Ck, apaan sih lo." Jino memutar bola matanya malah, saat Zaidan terus-terusan menggodanya.

"Gue kasian sama Ambar, Ji. Dia kayak orang linglung yang bingung harus ngapain. Apalagi tadi gue liat wajah dia agak pucat, matanya juga rada sembab, gue rasa dia ngga cuma nangis pas tadi deh."

JINOVAR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang