Jino tengah berada di sebuah resto jepang untuk menemani Ambar makan. Sepulang dari rumah sakit tadi, Ambar yang tengah menangis tiba-tiba mengeluh kalau perutnya lapar. Dan alhasil disinilah mereka berada.
"Jino ngga laper? Enak tau. Mau nyoba ngga?" tanya Ambar yang kini tengah menyuapkan sushi ke mulutnya. Jino hanya menggeleng singkat, karena ia memang tidak merasa lapar. Ia masih pusing memikirkan solusi atas masalah besarnya saat ini. Namun saat melihat Ambar, ekspresi gadis itu seolah tanpa beban, berbeda terbalik ketika saat di rumah sakit yang terus menerus nangis kejer.
Ponsel Jino bergetar, ia langsung mengeceknya.
Dero Zelvagos
Ji, lo dimana? Kata Uzan, Darga dateng ke markas nanyain lo.
Dia ngajak lo balapan besok malem.Saat membaca pesan dari Dero rahang Jino mengeras, tangannya sudah sangat gatal ingin menghabisi musuhnya itu.
Suara sendawa Ambar yang cukup nyaring membuat Jino membelalakan matanya.
"Hehe maaf. Ambar kekenyangan," cengirnya dengan polos. Tanpa disadari Jino tersenyum samar, sangat samar bahkan hampir tak terlihat.
Jino mengetikan sesuatu di ponselnya, dan mengirim balasan kepada Dero.
Malem ini, jam 9.
Kasih tau si brengsek itu.Send.
Jino langsung menaruh ponselnya kembali di saku celananya. Ia kini menatap Ambar yang tengah meneguk minumannya.
"Apa solusi dari lo? Gue mau tau," Jino bertanya, Ambar langsung menaruh gelasnya dan tertegun, "yang jelas, Ambar ngga mau bilang sama mama atau papa dulu. Ambar ngga siap buat itu Jino." jawabnya.
Jawaban Ambar juga membuat Jino terdiam, bagaimanapun Jino juga tidak siap memberitahu orangtuanya. Apalagi bundanya pasti akan histeris dan marah besar ketika tau anak lelaki satu-satunya telah merusak seorang perempuan. Jino tak siap melihat ekspresi kekecewaan orangtuanya.
"Jino, kita masih muda. Ambar belum siap punya bayi. Kalopun Ambar suka anak kecil tapi Ambar belum mau punya anak. Pasti Jino juga kan?"
Jino menghela napas sambil mengacak rambutnya frustasi, "tapi semuanya udah terjadi Ambar, gue juga pusing!" jawabnya.
"Jino, gimana kalo Jino beliin Ambar nanas muda?" Jino menautkan alisnya, "nanas buat apaan?" tanyanya.
"Ambar pernah baca, kalo nanas muda itu bisa bikin keguguran. Mungkin kita bisa coba, siapa tau berhasil. Ya kan?"
Kedua bola mata Jino melebar, "lo gila?! Lo bisa mati juga kalo gitu. Otak lo pake!"
Bentakan Jino membuat Ambar terhenyak, kedua matanya telah berkaca-kaca, "kan Ambar cuma ngasih saran. Jino ngga perlu pake marah-marah bisa ngga? Jantung Ambar mau copot."
Bagaimana bisa Jino tak marah. Jelas-jelas Ambar telah membuatnya kesal karena ngomongnya yang ngawur.
"Mending sekarang balik. Percuma ngomong sama lo, ujung-ujungnya buntu."
Jino langsung mengambil tiga lembar uang berwarna merah dan menaruhnya diatas meja, lalu berjalan keluar dari resto meninggalkan Ambar yang melihatnya nanar.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINOVAR [Completed]
Teen Fiction[FOLLOW DULU, BEBERAPA PART DI PRIVATE] Family Series : 3rd Jinovar Guinandra Dimitri, cowok berperawakan tinggi, tegap, dan gagah itu merupakan ketua dari geng motor yang paling ditakuti dijalanan, ZELVAGOS. Ia tak mempunyai rasa belas kasihan sedi...