J • 28

23.6K 1.9K 918
                                    

Absen sesuai nama benda yang wajib kalian bawa pas lagi keluar rumah, yukk👉👉

Happy reading☺

🐥🐥🐥

Libur akhir tahun telah tiba. Dimana rencana liburan Jino bersama teman-teman gengnya akan segera terlaksana. Saat ini Jino dan Ambar tengah packing beberapa pakaian yang akan mereka bawa untuk menginap di villa besok siang.

"Biar gue aja yang packing, lo tinggal tunjuk baju mana yang mau lo bawa, nanti gue yang masukin koper." bukannya apa-apa, Jino merasa tak tega saat melihat wajah Ambar yang akhir-akhir ini sering terlihat pucat. Dan dokter sudah memperingati kalau Ambar tak boleh kelelahan, karena usia kehamilannya masih terbilang rentan, juga usia Ambar sendiri yang masih sangat muda. Alhasil Jino harus lebih menjaganya dengan ekstra.

"Emang Jino ngga jijik nanti pegang-pegang daleman Ambar?" tanya Ambar sambil menyeka keringat yang ada didahinya. Padahal AC kamar mereka tengah menyala, namun Ambar seringkali merasa gerah.

"Jijik? Daleman lo ngga pernah dicuci emang?"

Bibir Ambar mengerucut mendengar ucapan Jino, "Jino mau mulutnya disumpel pake bh renda-renda Ambar?!"

Jino terkekeh, "ngga. Maunya pake bibir lo. Gimana?" dengan kedua alis yang naik turun membuat Ambar menipiskan bibirnya, menahan senyum karena tersipu.

"Ck, Jino sekarang hobinya godain Ambar terus!"

"Daripada gue godain cewek lain. Emang lo ikhlas?"

"Kalo Jino godain cewek lain, Ambar ngga mau nanya Jino lagi!"

Jino mengangguk paham, "yaudah, biar nanti gue yang nanya lo, jadi lo tinggal jawab aja."

"IH! JINO RESE!"

"Tapi lo sayang kan?"

"Ngga tuh. Ambar ngga sayang sama cowok rese."

"Yaudah kalo gitu lo ngga usah ikut nginep di villa."

"Jinooo--"

"Becanda, sayang."

Hadeuh, Ambar bisa-bisa teler karena mabuk ucapan manis Jino yang selalu berhasil membuat jantungnya menggila.

Ambar berdehem pelan, menormalkan raut wajahnya. "Itu Ambar udah siapin baju-baju sama celana Ambar, tinggal dimasukin aja ke koper. Terus daleman Ambar juga tinggal Jino Ambil aja di laci lemari pakaian Ambar."

Jino hanya diam dan menuruti perintah Ambar dengan menata pakaian Ambar disebelah pakaiannya, karena mereka hanya menggunakan satu koper brukuran sedang agar tidak terlalu diribetkan dengan barang bawaan. Setelah itu, Jino berdiri dan membuka lemari pakaian Ambar lalu menarik laci yang berisi koleksi dalaman Ambar yang terlipat rapi.

"Mau bawa warna apa dalemannya?" tanya Jino yang bingung melihat warna-warna terang benda kecil tersebut.

"Kata Jino bagusan warna apa?"

"Kata gue, bagusan ngga usah pake daleman."

"Jinoooo! Ambar serius!"

Jino tersenyum tipis namun tak terlihat karena posisinya tengah membelakangi Ambar. "Yaudah gue pilihin warna yang menurut gue bagus. Jangan protes."

Ambar hanya diam dan duduk ditepi ranjang. Memperhatikan setiap gerak-gerik Jino yang begitu cekatan dalam mempersiapkan keperluan mereka. Tangan Ambar mengelus pelan perutnya yang kini bertambah buncit dari sebelumnya, namun masih tak nampak jelas saat menggunakan seragam sekolahnya, yang artinya masih aman dan tak membuat orang lain curiga tentang dirinya yang tengah hamil.

JINOVAR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang