Prolog

54.6K 2.8K 96
                                    

BRUM...

BRUM...

Suara deruman motor yang saling bersahutan begitu terdengar nyaring dan memekakan telinga. Jejeran para lelaki berjaket hitam dengan tulisan "ZELVAGOS" dipunggungnya telah berada di posisi siap.

"Aelah lo ngalah aja deh Ji, sebelum start balapan juga udah pada tau kalo lo yang bakal menang! Kali-kali biarin gue menang gitu, ya ya?" melas lelaki yang berkulit kecoklatan pada lawan bicaranya yang merupakan teman sekaligus ketua geng motor mereka, Jinovar.

Jino tak menggubris permohonan temannya yang bernama Fauzan yang berada disamping kanannya itu, ia kembali menderumkan motornya hingga membuat suara knalpotnya mendominasi teritori.

"Ji, liat noh Uzan melas-melas. Lo ngga kasian?" kini teman yang disamping kirinya yang bersuara, yang menjabat sebagai wakil ketua ZELVAGOS, Dero.

"Ngga. Malah pengen gue kencingin dia."

Jawaban Jino yang dingin dan angkuh sontak membuat yang lainnya tertawa kecuali Fauzan. Tawa mereka sungguh nyaring dan menggelegar. Bagaimana tidak? Anggota ZELVAGOS sendiri berjumlah sangat banyak. Saat ini mereka hanya berkumpul separuhnya, namun total 'separuh' itu sudah memenuhi jalanan yang kosong ini.

"Tega lo semua! Gue dibully pada bahagia? Iya? Hah?" tanya Fauzan dengan deru napas mengisyaratkan emosi.

"IYALAHHHH." jawab semuanya kompak. Benar-benar semuanya. Karena Fauzan selalu jadi objek untuk dibully para anggota ZELVAGOS, namun jangan salah. Di ZELVAGOS sendiri Fauzan menjabat sebagai PaPer atau panglima perang yang mana ia akan memimpin anggota lain saat akan terjadi penyerangan yang tentunya semua itu atas perintah dan kendali dari sang ketua, Jinovar.

Sebenarnya anggota inti dari ZELVAGOS sendiri hanya berjumlah enam orang. Kelima orang itu merupakan sahabat terdekat Jino, yang akan selalu mengikuti Jino kemanapun dengan siap siaga.

Selain Dero dan Fauzan, ada Zaidan yang merupakan Kecar atau ketua acara yang mana akan selalu mengingatkan jadwal mereka kumpul dan menjelaskan rentetan kegiatan yang akan dilakukan, mulai dari acara amal, touring, nongkrong, dan latihan balapan seperti sekarang ini.

Lalu disamping Dero ada Rezel yang merupakan Ketar atau ketua tata tertib. Jangan salah, di ZELVAGOS sendiri sangat menjunjung tinggi toleransi namun ada peraturan yang harus dipatuhi semua anggota, dan jika melanggar ada hukumannya pula. Sipemberi hukuman tentunya merupakan Rezel. Rezel orang yang amat teliti, jadi siapapun yang melanggar ia akan tahu dan tak ada toleransi untuk itu.

Yang terakhir yaitu Zio yang berada di samping Rezel. Ia merupakan bendahara ZELVAGOS. Di ZELVAGOS semua biaya acara akan ditanggung oleh Jino, namun bendahara disini bertugas untuk mengumpulkan dana para anggota yang akan diberikan ketika acara amal rutinan.

"Siap?" tanya salah satu anggota yang dengan posisi berdiri di tengah sambil memegang bendera start dan dijawab anggukan oleh keenam peserta balapan.

"STOP!!!" teriak seorang gadis dengan posisi menghadang jalan yang tentu saja membuat start balapan gagal.

Gadis bersurai coklat yang diikat, berwajah cantik dengan pahatan panca indera yang sempurna tengah menatap sepasang mata yang berada tepat lurus didepannya.

"Ambar cari Jinovar! Mana orangnya?!" teriak kembali gadis itu. Semua orang yang semula memperhatikannya kini beralih menatap objek yang sama dengan gadis itu sambil menunjuknya dengan telunjuk mereka semua.

"Ji, lo dicariin tuh. Lo ngga abis nyuri bh dia dijemurannya kan?" tanya Fauzan penuh selidik, sedangkan yang ditanya masih menatap gadis yang jadi pusat perhatiannya. Jino segera turun dari motor lalu berlari dan menarik tangan gadis itu.

"Ih! Lepas! Ngga usah tarik-tarik Ambar!" omelnya dengan nada cempreng yang membuat telinga Jino mendengung.

"Mau ngapain lo kesini?" tanya Jino was-was. Pasalnya ini kali kedua pertemuannya dengan gadis yang bernama Ambar Maheswari yang merupakan teman seangkatannya disekolah itu. Pertemuan pertama mereka bisa dibilang tidak baik, bahkan sangat teramat kacau. Itulah sebabnya Jino sedikit khawatir dengan kemunculan Ambar.

Saat mendengar pertanyaan Jino, mata Ambar malah berkaca-kaca hingga tak lama terdengar isakan tangis yang membuat Jino kaget.

"Jino, kok Ambar malah hamil sih?! Kata Jino Ambar ngga akan hamil, tapi Jino bohong! Huaaa..."

Jino membekap mulut Ambar karena takut tangisan gadis itu semakin kencang.

"Sssttt. Lo jangan nangis dulu. Gue tanya serius, lo beneran hamil? Udah lo cek?"

Masih dengan sesenggukan, Ambar mengangguk, lalu merogoh sesuatu di tas kecilnya.

"I--ini, Ambar udah search google katanya kalo garis dua itu po--positif Jino. Huaaa Ambar ngga mau ham--"

Jino kembali membekap mulut cempreng Ambar. Ia benar-benar dibuat pusing dengan suara gadis itu.

"Lo tenang dulu. Biar gue liat."

Jino menatap benda pipih kecil yang bernama testpack itu dengan nanar. Benar! Garis dua.

Jino menelan ludahnya sudah payah, ia lalu kembali menatap mata Ambar yang masih berair.

"Jujur, gue bingung." ucap Jino yang sontak kembali membuat Ambar menangis sejadi-jadinya.

🐥🐥🐥

Dicerita ini, Jinovar udah SMA ya😁

Next???

JINOVAR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang