J • 3

33.9K 2.2K 33
                                    

"Bar, lo yakin tetep ikut latihan? Sumpah gue ngga boong muka lo pucet kek mayat anjir!" Tata yang baru saja melihat Ambar berganti pakaian dengan stelan legging dan atasan croptee menatapnya khawatir.

"Tata kalo ngomong sembarangan ya! Ambar cuma males pake liptint jadinya pucet. Udah cepet kita latihan, yang lain udah nunggu di aula pasti." ajak Ambar sambil menggaet tangan Tata.

"Bar bentar, itu masalahnya. Aula sekolah lagi dipake latihan anak karate."

"Loh? Kan emang hari ini jadwal anak dance latihan. Kok malah dipake?"

"Katanya sih kita tukeran sama jadwalnya mereka. Jadi pas mereka jadwal di aula minggu depan, itu bagian anak dance. Gitu."

"Ck, terus sekarang kita latihan dimana ini?" tanya Ambar yang sudah sedikit badmood.

"Di lapang lah mau ngga mau. Maka dari itu gue nanya sama lo. Masih yakin lo mau ikut latihan? Kita latihan outdoor loh. Cuaca lagi panas-panasnya banget juga Bar."

"Yaudah ayok, kita ke lapang sekarang. Kasian yang lain udah kepanasan dari tadi." Ambar kembali menggaet Tata hingga mereka sampai di lapang sekolah.

"Sorry kita telat. Kalian udah lama nunggu?" tanya Ambar pada anggota ekskul yang lain.

"Ngga kok kak, kita juga baru sampe." jawab salah satu anggota yang bernama Chika yang merupakan adik kelas Ambar.

"Yaudah sekarang kalian minum dulu, abis itu baris di posisi masing-masing. Kita pemanasan!" suara lantang Ambar dengan nada perintah langsung dipatuhi yang lain.

Sifat Ambar yang tegas namun tak senioritas membuat citranya sebagai ketua ekskul dance Pentalion sangat baik. Skill Ambar yang memang jago dalam gerakan dance juga membuatnya semakin terlihat memukau.

Setelah pemanasan, Ambar memerintahkan para anggota yang telah dibagi menjadi dua grup untuk bersiap.

"Oke, sekarang grup A mulai gerakan dengan lagu pertama. Ambar mau liat kekompakan kalian dulu. Abis itu kita pake lagu baru, dan nanti gerakannya juga ada beberapa tambahan. Tinggal di mix aja. Siap?"

"SIAP KETUA!" jawab yang lain kompak. Ambar terkekeh, inilah yang membuat dancer Pentalion banyak dikagumi. Selain jumlah piala yang tak pernah absen di setiap perlombaan, latihan yang tertib dan serius juga telah melekat dan menjadi identitas mereka.

"Oke! Mulai!"

Ambar memperhatikan gerakan tiap anggota grup A dengan serius. Tata juga merupakan salah satu anggotanya.

"Stop!" Ambar mengintrupsikan agar musik berhenti.

"Dita, bahu lo kurang turun pas digerakan keempat. Fera, kaki lo masih kagok pas gerakan muternya. Leni, lo masih nyontek gerakan Bia yang didepan. Getri, baju lo sebaiknya dimasukin soalnya terlalu panjang dan ganggu gerakan. Dan Tata, gerakan lo jangan terlalu cepet. Kita ulang ya? Gue minta lebih fokus semuanya!" perintah Ambar kembali mengintrupsi.

"Gila-gila. Si Ambar kok bisa beda banget ya kalo pas kayak gini? Auranya ituloh." Fauzan menggelengkan kepalanya takjub.

"Apa gue bilang? Ngga heran kan dia famous di kalangan cowok?" Zaidan tersenyum miring.

Sedangkan Jino hanya fokus menatap Ambar dari kursi koridor bersama Fauzan dan Zaidan. Dero, Rezel, dan Zio sedang berada di markas Zelvagos untuk berkumpul bersama yang lain.

"Tinggal berapa menit Zan?" tanya Jino yang melirik Fauzan sekilas. Fauzan melihat jam tangannya dan menjawab, "lima belas menit lagi Ji. Lo beneran mau samperin dia kalo sampe telat? Dia lagi serius gitu loh Ji."

JINOVAR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang