Jangan lupa ramaikan dengan komentar ditiap paragraf yak☺
Happy reading☺
🐥🐥🐥
Dua minggu kemudian.
(Pasti mau bilang, "gue masih rebahan udah dua minggu lagi aja", sini Nunu toyor palanya yang mau bilang gitu :*)Jino dan Ambar telah siap dengan seragam sekolah mereka. Yang mana hari ini merupakan hari pertama mereka kembali masuk sekolah setelah libur panjang selama dua minggu.
"Jino, Ambar males ke sekolah tau. Bolos aja yuk?" Jino menghela napas, karena Ambar telah mengucapkan kalimat yang sama berulang kali sejak bangun tidur tadi.
"Yaudah lo ngga usah sekolah, dirumah aja. Tapi gue tetep berangkat." jawaban yang sama juga diucapkan oleh Jino yang tentu tak dapat persetujuan dari istri bawelnya.
"Ambar masih pengen mager-mageran, liburan, jalan-jalan, maen, nonton drama korea, lakorn, dan masih banyak lagi pokoknya. Kok ngga kerasa ya kita udah masuk sekolah lagi aja."
Jino menggelengkan kepalanya heran. Padahal mereka telah menghabiskan satu minggu untuk berlibur di villa, dan sisanya Jino membiarkan Ambar melakukan hal apapun asal tidak membahayakannya, seperti membiarkannya nonton maraton drama, mengajaknya jalan-jalan, bahkan berbelanja bersama Nana, Tata, maupun Freya karena ketiga makhluk itu semakin akrab dalam hal bergosip ria.
Namun ternyata, Ambar masih belum puas menikmati waktu libur yang menurutnya kurang.
"Lo ngga lupa kan hari ini Freya pindah ke PENTALION?"
Wajah lesu Ambar berubah ceria saat mendengar ucapan Jino, "oh iya Ambar baru inget! Yaudah ayok berangkat, Jino." Ambar menggaet lengan Jino dengan tergesa-gesa saking antusiasnya untuk menyambut kepindahan makhluk kloningan Fauzan itu.
Jino hanya membiarkan Ambar menarik lengannya sampai mereka berada tepat di dekat motor garasi rumah.
Sebelum menaiki motornya, Jino membenarkan resleting jaket Ambar yang semula terbuka.
"Ih, jangan disletingin jaketnya, Ambar suka gerah." saat Ambar hendak membuka kembali, tangan Jino menahannya, "perut lo keliatan, Ambar."
"Masa sih? Emang perut Ambar nambah gede ya?" Jino hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu memberikan helm untuk dipakai Ambar. Awalnya Jino akan menggunakan mobil, namun Ambar merengek kalau ia ingin mereka berdua menggunakan motor, biar bisa merasakan angin sepoy-sepoy katanya. Cih, padahal udara ibukota sudah tercemar polusi.
"Pegangan sama gue, tapi jangan kekencengan." perintah Jino saat dirinya telah duduk manis diatas motor dengan kedua tangan yang memegang stang.
"Kenapa emangnya?" tanya Ambar yang sedikit heran.
"Nanti perut lo keteken, udah pegangan aja, ngga usah bawel."
Ambar hanya mendengus kecil lalu menuruti perintah Jino dengan melingkarkan kedua tangannya diperut rata cowok itu.
Jino melajukan motornya dengan kecepatan sedang, karena jam masih menunjukan pukul tujuh kurang dua puluh, yang mana bel masuk masih terhitung lama.
Ambar membenamkan setengah wajahnya di bahu Jino, menghirup aroma parfume yang selalu berhasil menenangkannya.
Hingga tak terasa motor Jino telah bertengger manis diparkiran sekolah. Dengan sepasang suami istri itu yang telah turun dari motor.
Saat akan mulai melangkah, sebuah klakson yang begitu nyaring membuat Jino dan Ambar melihat kearah mobil yang baru masuk kedalam pekarangan sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINOVAR [Completed]
Teen Fiction[FOLLOW DULU, BEBERAPA PART DI PRIVATE] Family Series : 3rd Jinovar Guinandra Dimitri, cowok berperawakan tinggi, tegap, dan gagah itu merupakan ketua dari geng motor yang paling ditakuti dijalanan, ZELVAGOS. Ia tak mempunyai rasa belas kasihan sedi...