J • 25

25K 1.8K 481
                                    

Absen sesuai bulan kelahiran kamu dulu, yukk👉👉

🐥🐥🐥

Tata merasa horror saat melihat Ambar yang sedari tadi tersenyum dan mesem-mesem sendiri. Biasanya wajah Ambar menekuk sebal saat melihat jejeran angka-angka yang sedang dijelaskan guru matematika di depan. Namun berbeda dengan hari ini. Ambar malah terus-terusan tersenyum sambil memiringkan kepalanya kekiri kekanan.

Saat bel istirihat berbunyi, Tata langsung mendekat ke tempat duduk Ambar dan mengusap wajah temannya itu dengan sebelah telapak tangannya.

"Ih Tata apa-apaan sih!" kesal Ambar yang langsung merubah ekspresinya menjadi cemberut.

"Sumpah lo hari ini nyeremin, Bar. Kenapa sih?"

"Demi apa Ta? Muka Ambar menor?"

"Ck, bukan! Lo dari pas dateng ke kelas sampe sekarang ngapain senyum-senyum sendiri ngga jelas gitu? Kerasukan setan mana lo? Kasian amat itu setan terjebak di tubuh lo."

"Eeehhh itu mulut Tata pedes banget, belom aja Ambar ulek jadi sambal rujak!"

"Ya abis lo aneh hari ini Bar, sumpah. Apa yang bikin lo seny--ah gue tau! Jangan-jangan..."

"....kau menolak cintaku, jangan-jangan kau--"

PLAK.

"SAKIT TATA! Maen geplak-geplak muka Ambar!"

Tata berdecak kesal, "lagian gue bukan lagi nyanyi, Maesaroh! Gue nanya serius! Jawab gue dengan jujur, lo abis di unboxing kan semalem sama si Jino?"

Pertanyaan Tata membuat dahi Ambar mengernyit, "unboxing? Emang Tata pikir Ambar barang endorse-an apa?! Tata nyebelin banget ih, Ambar jadi males jajan sama Tata. Jauh-jauh sana!"

Tata melongo saat Ambar malah tiba-tiba pergi dan keluar dari kelas. Yang kemudian Tata langsung mengejar Ambar untuk mengekor.

"Bar, kok lo sensi sih? Kan gue cuma nanya." Tata mencoba menyeimbangi langkah kaki Ambar yang terlampau buru-buru.

"Jangan ngajak Ambar ngomong dulu, Ta. Ambar laper. Diem!"

Saat tiba dikantin dan suasana terlihat sangat ramai, membuat Ambar merasa malas untuk mengantri membeli makanan. Padahal perutnya terasa lapar karena makhluk didalamnya terus meminta jatah.

"Ikut gue mending, ayok!" Lengan Ambar tiba-tiba ditarik Tata ke sebuah meja dimana para cowok tengah berkumpul, Ambar meneguk salivanya saat melihat Jino tengah menatapnya sambil mengunyah makanan dimulutnya.

"Kita duduk disini aja ya Bar?" Tata langsung memilih tempat duduk disamping Dero, yang kemudian dapat suapan makanan dari cowoknya itu. Sedangkan Ambar masih diam diposisi berdirinya.

"Duduk codet, hobi lo berdiri mulu udah kayak burung gue kalo lagi turn on pagi-pagi." kekeh Fauzan yang langsung mendapat geplakan sadis dari teman sebelahnya, Zio. "Congor lo Zan. Balsem!"

"Balem goblok! Ngapa jadi balsem!" sinis Fauzan yang dibalas cengiran oleh Zio.

Ambar akhirnya memilih duduk disamping Rezel, yang mana posisinya tepat berada di hadapan Jino.

Mata sialan Ambar malah terfokus pada satu titik, yaitu bibir Jino yang tengah mengunyah sesuatu. Jino yang peka langsung bertanya, "lo mau?"

"N-ngga! Ambar ngga mau dicium!"

Jino mengernyit, "dicium? Gue nawarin mie ayam, bukan ciuman, Ambar."

Gelak tawa dimeja itu menggema mendengar jawaban absurd Ambar. Poor you, Ambar!

JINOVAR [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang