Chapter 16 : Dream

507 115 12
                                    

Zhuocheng duduk di meja kerjanya dengan wajah lebih tegang dari seorang tentara militer yang berada di garis depan. Dia berulangkali membaca review di Chocolate Page dan memantau perkembangan novel baru Xiao Zhan.

Biasanya Zhuocheng memberi perhatian penuh pada naskah Xiao Zhan, tapi kemarin dia harus pergi selama beberapa hari keluar kota untuk urusan keluarga. Tiga hari dia tidak memeriksa emailnya. Zhuocheng menyuruh asistennya untuk mengedit naskah yang dikirimkan Xiao Zhan untuk minggu ini.

Sejauh ini respon pembaca sangat bagus, bahkan luar biasa.

"Wow..! Pencurian disertai pembunuhan.. " bisiknya pada diri sendiri saat dia membaca episode minggu ini. Sayang sekali dia melewatkan proses editing bagian ini, dia merasa ada yang kurang.

"Zhan terlalu serius, thriller sangat bagus tapi agak membosankan.."
Dia mengetuk-ngetuk permukaan meja dengan kukunya.

Sisy masuk ke ruangannya membawakan setumpuk tabloid dan surat kabar harian dan menaruhnya di ujung meja.

"Mr. Sean tidak datang sir?" tanya Sisy sambil mengerling ke arah sang editor.

"Sepertinya tidak." Zhuocheng menggumam setengah mengomel.

"Ahh... Sayang sekali." Sisy mengeluh.

Zhuocheng memutar bola matanya.
"Kau nampak kecewa," gumamnya lagi.

"Aku sangat ingin melihat wajah tampannya, membuat semangat hidupku meningkat."

"Cukup omong kosongnya! Katakan ada berita apa selama dua hari terakhir?"

Sisy meringis.
"Tidak ada sir." Dia membetulkan kancing di blazernya yang berwarna pink. Lalu dia nampak teringat sesuatu.
"Oh.. Reporter Ji Li dari harian New's week kemarin mencarimu."

"Untunglah aku tidak ada disini," gerutu Zhuocheng.

"Reporter Johny Bai dari tabloid The Guardian juga meneleponmu kemarin," lanjut Sisy.

Zhuocheng menatap sekretarisnya.
"Tidak biasanya, ada apa?"

"Mana saya tahu," jawab Sisy enteng. "Saat saya bertanya pada reporter Johny Bai, dia malah menawarkan ajakan makan malam."

Zhuocheng menutup wajahnya.
"Baiklah, kau pergilah. Tolong pesankan kopi untukku."

"Baik sir.."

Sisy melenggang keluar dari ruangan.

Zhuocheng meregangkan kedua lengannya, mengendurkan persendian dan otot yang tegang. Dia melirik tumpukan tabloid dan koran harian di meja.

Reporter Ji Li sudah terbiasa menerornya mencari berita-berita sampah dan membesar-besarkannya. Tapi reporter tabloid The Guardian jarang mengontaknya kecuali benar-benar perlu.

Apa aku harus meneleponnya, pikir Zhuocheng.

Sedetik berikutnya ia mengurungkan niat, kesombongannya mencuat ke permukaan.

Dia pasti ingin mewawancaraiku terkait novel baru dan penulis baru di perusahaan ini.

Dia mengambil tabloid The Guardian edisi terbaru. Membolak balik halamannya dengan cepat.
Di halaman kedua ia menemukan sebuah artikel.

Lukisan antik senilai sepuluh juta dollar hilang secara misterius dari rumah kolektor seni Paul Yubin

Zhuocheng membaca artikel itu dengan alis bertaut. Yubin merupakan salah satu investor dalam proyek kerjasama dengan Freeway. Dia berharap semoga kerugian yang ia alami kali ini tidak membuat Yubin menarik investasinya.

𝐌𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang