Kasus pencurian berantai yang ditulis Mr. Sean dalam novel terbarunya ternyata menyeret dia pada pusaran kasus yang persis sama dan terjadi di dunia nyata. Mungkinkah ada seorang copycat di luar sana yang menghidupkan kisah fiksi yang ia tulis. Lant...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Princess Grill Restaurant
Xiao Zhan memandangi steak di hadapannya dengan mata kosong dan letih. Salad di samping hidangan steak juga dibiarkan tak tersentuh. Restoran cukup ramai karena saat ini adalah jam makan malam. Dia merasa lapar pada awalnya tapi seleranya dengan cepat menyurut. Kegelisahan kembali berkelebat dalam hatinya.
Mengapa pencuri sialan itu tidak mencariku?
pikirnya galau.
Dia bahkan sama sekali tidak meneleponku. Dia pasti tahu bahwa aku hanya menggertak saat mengatakan akan ada acara makan malam. Dengan pikiran kritisnya, dia pasti akan mendatangi apartemenku. Mengecek apakah aku ada di rumah atau benar-benar pergi.
Dengan perasaan tercabik, Xiao Zhan meraih orange juice dan meneguknya. Rasanya manis asam dan menyegarkan. Namun ekspresi wajahnya masih tetap pahit.
Harusnya dia mengikutiku. Harusnya dia datang dan meminta maaf padaku. Menjelaskan padaku bahwa dia tidak pernah mencintai Rosy.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan sudut matanya dia menangkap seseorang mendekat padanya.
Dia datang, darahnya berdesir cepat.
"Zhan."
Itu suara perempuan.
Xiao Zhan mengangkat wajah. Meng Zhiyi berdiri di hadapannya. Tampak sangat cantik dengan gaun pendek berwarna pink. Nampak dirancang untuk makan malam.
"Kenapa kau bisa ada disini?" tanya Zhan. Rasa kaget saling membelit dengan rasa tidak nyaman.
"Aku baru saja akan mengajukan pertanyaan yang sama," sahut Meng Zhiyi tersenyum.
"Boleh aku duduk di sini?" tanyanya dan tanpa menunggu persetujuan, dia duduk di kursi depan Xiao Zhan.
"Aku, makan malam tentunya," kata Xiao Zhan kaku.
"Sendirian?" Meng Zhiyi setengah meledek. "Cukup memprihatinkan melihat idola tampan sepertimu melamun sendirian di sudut restoran."
Xiao Zhan memvoutkan bibirmya. "Lalu kenapa kau ada di sini?"