Chapter 32 : Black Umbrella

473 110 17
                                        

Pagi menjelang siang, udara cukup sejuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi menjelang siang, udara cukup sejuk. Musim sudah mulai berganti dan akhir-akhir ini sering turun hujan. Xiao Zhan mengemudi dengan santai di jalanan yang tidak terlalu padat sementara di atasnya matahari merayap di balik awan dan angin mulai berhembus lebih kencang.

Siang ini  Zhuocheng mengundangnya untuk makan siang di The Philoshoper bersama Mr. Xiu dan dua orang wakil dari perusahaan sponsor. Mereka berencana mengadakan rapat kecil setelah makan siang untuk membahas detail proyek film yang akan datang. Mr. Xiu berencana akan mengadaptasi novelnya yang kini masih berlangsung di Chocolate Page dan belum selesai.

Zhuocheng sangat antusias saat bicara di telepon tadi malam. Dia benar-benar menjalankan rencananya untuk menaikkan kesepakatan harga. Editor itu sungguh kelaparan.

The Philoshoper lima ratus meter lagi di depan saat mobil tuanya mendadak terbatuk-batuk dan mesinnya mati.
Tubuhnya terdorong ke depan akibat berhenti secara tiba-tiba.

Astaga! Tidak sekarang. Sedikit lagi sampai.

Xiao Zhan mendesah berat diliputi rasa frustasi dan muak akan keputusannya mempertahankan mobil tua ini.

Terkutuklah kenangan!

Umpatnya dalam hati. Memukul kemudi dengan mulut berkerut.

Aku akan menjual besi rongsokan ini secepatnya, lagipula si pencuri sok kaya itu berulangkali mengambil keuntungan dari mobil tua ini.

Xiao Zhan mengeluarkan ponselnya dan menelepon Zhuocheng.

"Jemput aku di persimpangan dekat Amarilis Boutique, mobilku mogok," ujarnya dengan air muka keruh yang disambut gelak tawa Zhuocheng di sambungan telepon.

"Kau sudah telepon petugas derek? Kalau mereka datang katakan untuk langsung membuang mobilmu ke sungai."

"Tskk.. Yang benar saja. Cepat kemari!"

"Oke!" tawanya masih tersisa saat telepon ditutup.

Acara makan siang itu terasa sepanjang hari. Zhuocheng membahas banyak perencanaan dengan Mr. Xiu dan dua staff lainnya sementara Xiao Zhan meringkuk di kursi paling sudut dan hanya mampu menyumbangkan sedikit pemikirannya di bawah tekanan Zhuocheng.

Sementara mereka bersemangat menghasilkan uang, Xiao Zhan menanggung beban naskah yang belum juga selesai di pundaknya.
Bahkan sebenarnya dia tidak bisa memikirkan apa pun.

Jadi proyek apa yang mereka bicarakan jika sang novelis malah nyaris tertidur di tengah diskusi.

Setelah acara makan siang dan rapat membosankan itu selesai, Zhuocheng masih bersikeras mengajak Xiao Zhan ke kantornya untuk menceramahinya tentang ketepatan deadline.

Beruntung, sebuah panggilan telepon dari pimpinan redaksi menyelamatkannya.

"Zhan, aku harus pergi ke Changsa untuk menemani bos, kau bisa panggil taksi. Aku tidak bisa mengantarmu." Zhuocheng membereskan beberapa berkas dan menjejalkannya ke tas kerja LV berwarna coklat tua.

𝐌𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang