Chapter 33 : Thief (2)

469 98 8
                                    

Wang Yibo menyewa sebuah mobil van dari jasa pengangkut barang bernama Nick On Time. Namanya mencerminkan ketepatan waktu dalam pengiriman. Perusahan itu kecil, terbilang baru, dan tidak populer. Tarifnya seratus dollar sehari dan meskipun Yibo hanya menyewa beberapa jam saja, tarifnya tetap sama.

Dia telah mengganti bajunya dengan sepasang seragam petugas kurir. Menyapu rambut ke belakang, lantas mengenakan topi dan masker pelindung wajah.

Apakah sudah terlihat sungguhan?

Yibo melirik kaca spion tengah dan tersenyum puas. Dia mengemudi mobilnya dengan kecepatan sedang.
Setelah dua puluh menit mengemudi dengan lancar, ia melewati taman Yu yang berjarak satu kilometer dari tempat tujuannya.

Dia memarkir mobilnya di sebuah pelataran remang-remang yang merupakan taman yang tengah direnovasi. Dia membuka kaca mobil, mengawasi bangunan tinggi yang berjarak beberapa puluh meter.

Apartemen Shangrilla merupakan sebuah tempat tinggal ekslusif yang menghadap ke arah The Bund. Para penghuninya akan disuguhi pemandangan menakjubkan dari keindahan sungai Huangpu.

Yibo menyeringai seram. Dia mengecek ulang alamat di ponselnya. Zhang Bin sudah memberitahu detail tentang salah satu unit apartemen di sana.

Sasarannya kali ini -- di luar rencana -- adalah apartemen Meng Zhiyi.

Setelah benar-benar yakin, Yibo kembali mengemudi sampai ke pelataran parkir di area basement.
Ada banyak tempat kosong. Dia memarkir vannya di pojok paling gelap.

Seorang satpam mondar mandir mengawasi sekelilingnya.

"Jasa pengiriman barang Nick On Time," ujarnya pada satpam penjaga itu. Tangannya menenteng sebuah barang yang ditutupi kertas tebal.

Si petugas mengawasi dari atas sampai bawah. Meneliti Id dengan seksama, dan sekali lagi mengamati seragam karyawan yang dikenakannya.

Satpam itu mengangguk dan mengizinkannya lewat ke pintu masuk yang berupa pintu geser di area basement.

Mata kelamnya bergerak liar mengawasi setiap sudut, mewaspadai adanya cctv di pilar-pilar dan menghindari sebisa mungkin.

Dia harus bersikap sewajar mungkin. Lagipula dia sulit dikenali. Wajahnya terlindung di balik masker penutup dan mengenakan topi hitam.

Misi yang sangat mudah, batinnya berbangga diri.

Tatapannya kini lurus ke depan dan bergegas menuju lift.

~ • ~

Yibo berdiri di depan pintu apartemen Meng Zhiyi. Dengan ketenangan luar biasa, ia menekan bel pintu.

Meng Zhiyi muncul dari balik pintu, mengawasi petugas di depannya dengan cermat.

"Ya?"

"Saya dari perusahaan jasa pengiriman barang."

Meng Zhiyi mengerutkan kening.

"Ada kiriman untukku?"
"Izinkan saya menaruhnya di dalam."

Meskipun masih ragu-ragu, Meng Zhiyi melebarkan pintu.
"Tentu. Taruh saja di dalam."

Yibo melangkah masuk.

"Kiriman dari siapa?" tanya Meng Zhiyi terheran-heran, mengawasi punggung si kurir.

Kurir itu menoleh, sorot matanya tajam.

"Aku."

Detik berikutnya ia membekap mulut Meng Zhiyi dengan sehelai sapu tangan yang telah ditetesi kloroform dosis tinggi.

𝐌𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang