Chapter 48 : When Sean Meet Ryan

852 105 39
                                    

Tiga Tahun Kemudian

Waktu berjalan, kadang terasa lambat, kadang terasa cepat. Saat siang hari yang panas, bertanya-tanya kapan kesejukan datang. Saat malam diterpa dingin, bertanya-tanya kapan pagi menyapa dengan cahaya dan kehangatan.

Sebenarnya, waktu bertindak kejam pada semua orang, dengan cara yang berbeda. Melewati dengan gerakan aneh, terkadang melesat, terkadang ada jeda menyeret, menyakitkan.
Menghapus semua jejak peristiwa.

Demikian pula bagi Wang Yibo dan Xiao Zhan. Terperangkap dalam penantian sepi yang seakan tak berakhir, menanti datang hari di mana mereka bisa bersama lagi.

Bagi mereka yang menjalani derita dan kesedihan, waktu seakan tak bergerak.

Tetapi -- hari dan musim terus berganti, dan tiga tahun pun bergulir.

Meski sulit.

Meski terasa tidak mungkin.

~•~

Xiao Zhan berdiri di bawah hangatnya cahaya matahari pagi di musim panas.

Bersandar pada Rolls Royce hitam, secara tidak langsung berpegangan pula pada kenangan manis di dalamnya. Dia telah memimpikan hari ini siang dan malam, hari di mana Yibo meraih kebebasan.

Mengenakan setelan terbaiknya yang bisa ia temukan, Xiao Zhan berulangkali menghela nafas panjang, kaki rampingnya bergerak-gerak gelisah.

Pagar tinggi bangunan penjara itu belum juga bergerak membuka.

Lima menit berlalu seakan untuk selamanya.

Mata indah Xiao Zhan bersinar dengan percikan kecil pertama dari perasaan yang sudah terlalu lama dia pendam ketika gerbang itu berkeretak dan mengayun perlahan.

Wang Yibo muncul dari balik gerbang, berjalan mendekat, seperti yang selalu Xiao Zhan lihat dalam mimpi-mimpi sunyinya.

Pemuda itu tersenyum manis, dengan mata sekelam biasanya. Jejak kekeraskepalaan dan kepahitan telah lenyap dari wajahnya.

Wang Yibo telah kembali menjadi pemuda yang dulu pernah menolongnya pada malam itu, bertahun-tahun lalu, sebelum semua omong kosong tentang telepati mengusik kehidupan mereka.

Dia tampak segar dan tetap muda.

Dia benar-benar terlihat seperti Yibo-nya.

Rasanya tidak sabar untuk memeluknya dan menangis di bahunya yang kekar. Menyembunyikan diri dari kepahitan masa-masa yang telah lalu.

"Hallo Zhan.."

Wang Yibo tidak tahu apa yang akan dikatakan lebih dulu, ribuan kata mendesak ingin terungkap. Tetapi setelah berhadapan, semuanya lenyap bagai debu tersapu angin kencang.

"Apakah kau merindukanku?"

Xiao Zhan mendekat, menarik Wang Yibo dalam pelukannya. Memejamkan mata, dia mengendalikan detak jantungnya yang bergemuruh.

"Apakah kau percaya jika aku mengatakan tidak?" bisik Xiao Zhan.

Wang Yibo terkekeh lembut, dia membelai punggung Xiao Zhan dengan belaian hangat seperti seorang ibu.

"Ah -- Mr. Sean, sudah bertahun-tahun, masih saja munafik."

Xiao Zhan tersenyum dalam kebisuan.

Bagaimana aku mengungkapkan kerinduanku padamu?

Biarkan jejak-jejak air mata menceritakannya.

Aku merindukanmu seperti musafir merindukan tetes embun di padang pasir.

𝐌𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang