Dermaga Suzhou. 02.30 AMWang Yibo berdiri membeku di dermaga. Hujan gerimis baru saja turun tak lama setelah kedatangannya. Jalanan basah dan angin bertiup dingin mengirimkan bau amis dari gudang penyimpanan ikan seratus meter dari tempatnya berdiri.
Kaki dan punggungnya kaku karena mengemudi dalam keadaan lelah dan mengantuk. Tapi ia harus pergi, ada pekerjaan yang harus diselesaikan.
Meski telah mengguyur seluruh tubuhnya dengan air dingin pada pukul satu dini hari, tapi masih tidak bisa menghilangkan sensasi panas yang membakarnya dari dalam akibat pengalaman uniknya bersama pemuda manis itu.
Tidak lagi manis, pikirnya sambil tersenyum-senyum sendiri.
Dia sangat pemarah dan garang. Sepanjang sesi bercinta seluruh tubuh pemuda itu tegang dan tidak mau mengendurkan ototnya sedikitpun.
Dia berjuang menolaknya, dan ia melakukannya sampai akhir.Dia bukannya tidak mencintaiku
Dia benci karena merasa aku membohonginya, dia tidak menyukai seorang kriminal. Dia bertahan dengan prinsip itu. Aku sungguh penasaran sampai di mana dia bisa bertahan.Yibo menghirup udara malam yang beraroma khas air sungai tersiram hujan.
Sebuah yacht hitam melaju perlahan-lahan menuju padanya. Kali ini tidak ada boat.
Seorang pria berpakaian serba hitam dan memakai topi fedora turun dari yacht dan mengawasi Yibo dengan cermat.
"Di mana barangnya?"
"Di tempat biasa," jawab Yibo datar.
Seorang pria lagi turun dan bergegas menuju tumpukan peti di mana Yibo telah menaruh sebuah tas hitam yang nampak sudah bertahun-tahun tidak disentuh.
"Di dalam tas?" si pria bertopi fedora meliriknya.
"The Card Player cukup kecil," sahut Yibo. "Tas itu satu-satunya yang bisa aku pikirkan."
"Hmmm... "
Si pria yang membawa The Card Players menghampiri keduanya. Setelah memastikan barang itu sesuai, pria itu membawa barangnya ke dalam yacht. Lantas dia melempar beberapa tas hitam yang usang.
Uang-uang itu dimasukkan ke dalam kantong-kantong hitam ukuran lima kilogram. Ditutup rapat agar tidak kemasukan air atau udara. Seluruhnya ada sepuluh.
"Sesuai kesepakatan aku akan memberimu empat juta."
"Lukisan itu senilai lebih dari sepuluh," tukas Yibo.
"Semua surat kabar mengetahuinya."
"Sayangnya," sela si pria, "aku tidak suka membaca surat kabar."
Yibo mengeraskan rahangnya. Tapi dia tidak mengatakan apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬
Mister / ThrillerKasus pencurian berantai yang ditulis Mr. Sean dalam novel terbarunya ternyata menyeret dia pada pusaran kasus yang persis sama dan terjadi di dunia nyata. Mungkinkah ada seorang copycat di luar sana yang menghidupkan kisah fiksi yang ia tulis. Lant...