Kasus pencurian berantai yang ditulis Mr. Sean dalam novel terbarunya ternyata menyeret dia pada pusaran kasus yang persis sama dan terjadi di dunia nyata. Mungkinkah ada seorang copycat di luar sana yang menghidupkan kisah fiksi yang ia tulis. Lant...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Royal Infirmary Auditorium Hotel & Conference Center, Shanghai
Bangunan hotel itu menyerupai istana abad pertengahan dengan bekas-bekas pemugaran di sana sini. Terletak di pusat kota Shanghai, kota metropolitan yang sangat sibuk dan gemerlap.
Xiao Zhan melintasi lobi dan menyusuri sebuah lorong yang dindingnya dipasangi lukisan dan lampu-lampu hias dari kaca yang berkilauan. Dengan stelan Armani biru tua terbaiknya, ia yakin tidak di bawah standar untuk bisa jadi tamu kehormatan di konferensi pers yang diselenggarakan di hotel mewah ini.
Siang itu menjelang tengah hari. Ruangan auditorium dipadati wartawan dan para eksekutif dari beberapa perusahaan ternama. Sebagian mengirimkan beberapa orang wakil yang terdiri dari staff biasa, dan sisanya adalah penggemar.
Satu meja panjang dengan beberapa kursi disiapkan di depan audiens. Xiao Zhan masuk dengan langkah anggun dan luwes, lantas menebar senyum malaikatnya.
Dia menghampiri meja panjang dan duduk di salah satu kursi. Di sana telah hadir pula seorang pria setengah baya, seorang lagi pria muda yang mengenakan setelan putih dan berkacamata, lalu seorang wanita muda cantik dan anggun bergaun putih, serta seorang pemandu acara.
Xiao Zhan mencoba bersikap professional tetapi tak dapat menutupi ketegangannya. Dia melirik ke satu sudut, di mana seorang pria berdiri tegang mengawasinya dengan tajam. Pria itu mengacungkan jempol padanya, menyemangati sekaligus meredakan ketegangannya sendiri. Xiao Zhan tersenyum tipis dan mengangguk padanya.
Pria tegang di sudut itu adalah Wang Zhuocheng, editor senior dari perusahaan penerbitan Blooms Library, sekaligus editornya.
Meskipun jantungnya berdegup keras, Xiao Zhan maju terus. Tersenyum pada audiens, seolah dirinya adalah satu-satunya pria tampan di ruangan auditorium luas itu. Kamera-kamera televisi, reporter, kilatan blitz mendesing di sana sini. Siap menampilkan foto sang pria tampan yang tak henti tersenyum dan melambai, di halaman depan majalah dan tabloid mingguan serta ditayangkan dalam berita sore.
Beberapa detik kemudian terdengar suara pemandu acara. "Kami akan memulai konferensi pers untuk proyek film 'Delusion'. Pertama akan kami perkenalkan sutradara Mr. Chao Yuchen yang berencana menyutradarai filmnya. Syuting akan dimulai tiga bulan ke depan."
Pria muda berkacamata dan mengenakan setelan putih berdiri dan membungkuk pada audiens.
"Mr. Qiu Xing, produser eksekutif dari Freeway Pictures."
Pria setengah baya yang duduk di kursi paling tengah berdiri dan mengangguk.
"Meng Zhiyi, perwakilan dari Metro Shopp, salah satu investor dalam proyek film ini, sekaligus asisten produser eksekutif Freeway."
Gadis bergaun putih itu berdiri dan tersenyum ramah.
"Terakhir, inti dari proyek ini. Penulis idola yang tampan, Xiao Zhan, yang terkenal dengan nama pena Mr. Sean."