Chapter 26 : Bad Breakfast

535 109 15
                                        

Xiao Zhan membuka kulkas dan meneliti persediaan makanan.

"Apa yang biasa kau santap saat sarapan?" tanyanya pada Yibo.
Pemuda tampan itu tengah membolak balik harian Shanghai Post di meja makan.

"Apa saja," jawabnya.

"Omellet? Steak? Roti selai?"

Wang Yibo tersenyum miring.
"Semuanya," dia berkata dengan wajah sumringah.
"Tolong kau buatkan aku kopi juga," dia memerintah tanpa rasa sungkan.

Ekspresi Xiao Zhan berubah-rubah dari bingung menjadi kesal.

"Kau benar-benar seorang tuan muda ya, kebiasaan memerintahmu sudah melekat." Dia nyaris membanting dua potong steak mentah.

"Dari mana kau tahu aku tuan muda?" Yibo melirik curiga.
"Aku hanya menebak." Xiao Zhan memandangi pemuda itu dengan raut muka ingin tahu.
"Jadi kau benar-benar tuan muda?"

"Aku pencuri, kau tahu itu."

Xiao Zhan mendengus tidak puas. Dia memanaskan grill pan, menyiapkan saus barbeque, lada hitam dan saus cabai.

"Tambahkan lelehan keju pada steakku," Yibo memerintah lagi.

Xiao Zhan mendelik kesal.
"Orang aneh.." gerutunya.

Keduanya tidak bicara lagi. Tatapan Xiao Zhan terfokus pada panggangan. Tak terdengar suara apa pun selain desis mentega panas bercampur cairan lemak daging. Aroma sedap menyeruak memenuhi dapur dan ruang makan.

"Zhan, mana kopinya?" Yibo mengingatkan.

Xiao Zhan memutar bola matanya. Dia membalik dua potong steak, dan meskipun ia tidak ingin, tapi tetap saja kedua tangannya sibuk bergerak di tempat lain membuat dua cangkir kopi untuknya dan untuk si pencuri.

Dengan hati-hati ia menaruh dua cangkir berisi kopi di atas meja makan. Yibo tersenyum manis.
"Sungguh berbakti," gumamnya.

"Cihh!" Xiao Zhan memutar tubuh dan bergegas kembali ke dapur.

Yibo menyeruput kopinya. Tak lama ia mengerutkan kening.
"Zhan, ini terlalu manis.." dia berkomentar dengan gaya ibu mertua.
"Tidak mungkin. Gulanya sudah sesuai," Xiao Zhan berseru jengkel.
"Ah-- mungkin karena aku terlalu lama menatap wajahmu yang manis," Yibo menyahut, terkekeh.

"Omong kosong!"

Xiao Zhan kembali terfokus pada steak di atas grill pan. Uap panas beraroma sedap naik perlahan. Dia mengamati letupan letupan kecil yang dihasilkan oleh lemak yang meleleh akibat dipanaskan. Sedikit menyerupai buih.

Mendadak ia bergidik. Matanya terpejam sesaat. Dari balik kelopak mata ia melihat buih putih.

Lalu wajah pucat yang tak dikenalnya.

Sepasang mata mendelik seakan tengah melihat mahluk mengerikan.

Dari mana buih itu?

Ah -- mulut seseorang itu dipenuhi buih memutih dan menjijikkan.

Xiao Zhan tersentak, membuka mata lebar-lebar dan menggoyang-goyangkan kepala keras-keras.

Aku sering melihat hal aneh dalam mimpiku akhir akhir ini
Tapi sekarang?

Aku terjaga

Menit berikutnya dia disergap kepanikan karena hal lain.

Steaknya mulai gosong. Aroma daging hangus tercium. Dengan terburu-buru ia membalikkan daging, bersiap mendengar komentar ala ibu mertua.

𝐌𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang