Chapter 14 : Before The Dawn

540 116 11
                                        

Xiao Zhan memandangi laptopnya dengan putus asa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Xiao Zhan memandangi laptopnya dengan putus asa. Dia duduk menghadapi meja tulis, menumpangkan siku di atas meja sambil berpikir.

Ada masalah apa dengan kepalaku?

Dia memijat-mijat pelipisnya.

Otaknya buntu malam ini. Dia mencoba menulis sesuatu tapi selalu dia hapus kembali. Deadline masih dua hari lagi tapi ia sudah merasa gelisah. Zhuocheng benar-benar terobsesi dengan novel kali ini yang membuatnya nyaris gila.

Akhirnya Xiao Zhan mengambil sebuah majalah yang tergeletak di ujung meja dan mulai membuka-buka halamannya. Itu majalah mode edisi minggu kemarin.

Dia melirik jam dinding. Waktu sudah lewat tengah malam. Tak ada tanda-tanda kantuk akan mendatanginya dalam waktu dekat. Dia masih menyangga kepala yang kosong tanpa inspirasi.

Kadang-kadang inspirasi tengah malam itu begitu nyata sampai ia nyaris menyentuhnya, terkadang sangat samar dan akhirnya menghilang tanpa sempat ia pahami.

Ponselnya berbunyi lagi. Dalam keheningan, deringannya terdengar menyeramkan. Xiao Zhan melirik ponsel yang ia simpan di samping laptop.

Siapa lagi yang menelponnya lewat tengah malam begini. Apa Zhuocheng berniat menerornya siang dan malam.

Nomor itu tidak dikenal, kalau bukan karena ia lupa menyimpan, mungkin si penelepon adalah orang asing.

"Halo?" Xiao Zhan memutuskan menjawab panggilan itu.

Terdengar helaan nafas dalam-dalam dari sebelah sana.

"Zhan.. Ini aku."

Suara itu rendah, sedikit lembut karena nyaris berupa bisikan.
Tanpa sadar, tangan Xiao Zhan yang satunya lagi meremas ujung majalah sampai kusut.

"Yibo?" dia terkesiap.

Lalu tanpa menunggu lama, tubuhnya mulai bereaksi. Dia mengurut dadanya yang mendadak sakit karena jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya.

"Maaf karena mengganggumu tengah malam begini, apa kau sudah tidur?"

"Sama sekali tidak. Dimana kau sekarang?"

"Aku berada di suatu tempat. Ehmm.. Sebenarnya aku sedang belajar untuk menulis juga."

Xiao Zhan mengerutkan kening.

Menulis? Sepertinya tidak cocok dengan pribadi pemuda itu.

Yibo terkekeh perlahan.
"Kau pasti tidak percaya, aku bisa merasakan keraguanmu."

"Tidak.. Itu bagus sekali. Lanjutkan saja," Xiao Zhan menyemangati.

"Yah, aku hanya sekedar ingin bertukar pikiran. Aku sedang menghadapi situasi sulit yang dialami tokoh utama dalam ceritaku."

𝐌𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang