Chapter 4 : A Man Named Ryan

839 151 24
                                        

~•~ Tulisan dengan huruf italic adalah novel Xiao Zhan ~•~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~ Tulisan dengan huruf italic adalah novel Xiao Zhan ~•~

Suara decit ban mobil menggesek permukaan jalan menyentakkan keheningan di antara mereka. Seorang gadis melompat dari dalam sebuah sedan merah dan menghambur ke arah mereka.

"Astaga, Yibo! Akhirnya aku menemukanmu."

Gadis itu mendekati si pemuda dan mencoba membantunya bangun. Pemuda itu bangkit perlahan dan berdiri sempoyongan.

"Lihat wajahmu, mereka benar-benar tidak mengampunimu."
Tangannya terulur hendak menyentuh pipi si pemuda, tapi pemuda itu menggoyangkan kepala dengan gusar.

"Aku tidak apa-apa. Cepat bawa aku pergi dari sini, kau ingin kita jadi tontonan?" bisiknya masih dengan suara berat dan parau. Si gadis menoleh pada empat orang pria yang berdiri membisu saling berpandangan kebingungan.

"Terima kasih tuan-tuan. Kami baik-baik saja. Hanya perkelahian kecil," gadis itu memaksakan sebuah senyum.

Dua orang pria yang awalnya hendak membantu kemudian berbalik dan berjalan pergi. Xiao Zhan dan Yubin masih berdiri terpaku. Yubin tersenyum sekilas pada si gadis yang dibalas dengan anggukan dan senyuman tipis.
"Baiklah. Kalau begitu kami permisi, nona Rosy," ujar Yubin.

Yubin menarik tangan Xiao Zhan dan berjalan kembali ke dalam cafe.
"Dia kelihatan kesakitan," gumam Xiao Zhan tidak tenang dalam duduknya.

Yubin melirik sekilas.
"Rosy bilang hanya perkelahian."

"Kau kenal gadis itu?"

"Hanya pernah bertemu sekali pada acara peluncuran produk Bacardi Mix di kantorku setahun yang lalu."

"Oh.."

"Rosy Zhao seorang model yang baru naik daun. Mulai populer saat menjadi duta merk kosmetik terkenal merk Hanna. Apa kau tak tahu?"

Xiao Zhan menggeleng.
"Mungkin aku pernah melihatnya di billboard sepanjang jalan," dia menjawab acuh tak acuh.

"Lalu siapa pemuda itu?"

"Entahlah. Mungkin temannya atau pacar. Mengapa kau peduli?"

"Dia aneh," timpal Xiao Zhan sambil merenung.
"Apa Rosy akan membawanya ke rumah sakit? Kondisinya nampak gawat."

"Kau bersikap seolah-olah dia sahabatmu," Yubin tertawa.
"Gadis seperti Rosy, aku yakin dia akan membawa si pemuda ke apartemennya dan kalau diperlukan dia akan memanggil dokter pribadi. Sungguh tak ada keperluan datang ke rumah sakit dan menarik perhatian para reporter magang," ujar Yubin lagi.

"Ahh para gadis model itu.. " kali ini Yubin berdecak dan menggeleng-gelengkan prihatin seolah mengetahui sebuah rahasia yang menyedihkan.

Xiao Zhan membuka mulutnya.
"Mereka menginap bersama?" dia tercekat.
"Bahkan di kota sebesar Shanghai, hal seperti itu akan menjadi bahan gunjingan."

𝐌𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang