Chapter 7 : Fraser 1005

681 136 19
                                    

Semua bagian dalam rumah itu memukau mata Xiao Zhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua bagian dalam rumah itu memukau mata Xiao Zhan. Tapi tak ada yang lebih menarik perhatiannya selain sebuah taman di bagian samping rumah. Ada sebuah pintu kaca lebar yang memisahkan taman dengan sebuah ruang duduk yang luas.

Taman samping, persis seperti taman depan rumah, berupa hamparan rumput hijau dan barisan pohon bunga. Ada rumpun bugenvil dan azalea menambah keindahan taman itu. Lampion-lampion merah bergantungan memendarkan cahaya yang temaram. Taman itu dikelilingi tembok setinggi tiga meter.

Xiao Zhan berdiri di teras samping, menikmati suasana taman. Dia tidak mendengar apa-apa kecuali hembusan angin pada jendela. Lampion-lampion saling bertabrakan ditiup angin malam.

Xiao Zhan menengadah menatap bulan separuh di langit malam yang hitam. Bulan itu terkadang diselimuti awan kelabu yang bergerak mengikuti aliran udara.

Xiao Zhan mendengar langkah kaki di belakangnya. Dia menoleh sambil sedikit memutar bahu. Tiba-tiba saja Wang Yibo sudah berdiri di belakangnya. Cukup dekat dan tengah menatapnya tanpa berkedip.

Tanpa Xiao Zhan sadari, wajahnya perlahan memerah. Rasa gugup yang tidak biasa menyebar ke setiap inchi tubuhnya. Bunyi angin yang memukul jendela dan lampion perlahan melemah di telinganya, berganti hembusan nafas pemuda tampan itu yang wajahnya cukup dekat. Malang bagi Xiao Zhan, hembusan nafas itu berbau asap rokok.

Xiao Zhan membuka mulut hendak bicara tapi mulutnya terasa kering.
Dia berdehem.
"Ini tempat yang sempurna untuk beristirahat," ia tergagap.

Wang Yibo tersenyum tipis, sorot matanya masih dingin.
"Aku sudah bilang kau akan senang menginap di sini."
Nada suaranya lebih lembut sekarang.

"Aku.. Sebenarnya aku tidak terbiasa menginap di rumah orang asing. Apa tidak sebaiknya aku pulang saja."

"Apa kau lupa bahwa kita sudah berteman, Mr. Sean?"

Xiao Zhan tersenyum canggung.
"Jangan panggil aku begitu. Panggil saja aku Zhan."

"Hmmm.. Kau tak ada pilihan lain sekarang. Lagipula.. " Wang Yibo memelankan suaranya sehingga terdengar  semakin berat.

"Belahan jiwamu tidak ada disini, dan aku tidak berencana mengantarmu pulang malam ini."

Seringai terbit di sudut bibirnya yang terbentuk sempurna.

"Belahan jiwaku?" Xiao Zhan mengernyit.

"Yah, mobil tuamu itu," sahut Wang Yibo agak sinis.

"Aahh..iyaa," dia menggaruk tengkuknya.

Xiao Zhan perlahan memutar tubuhnya kembali ke arah taman. Dengan sudut matanya dia melihat sebuah pintu di bagian seberang kiri dari tempatnya berdiri. Pintu itu seperti bagian yang ditambahkan dan terkesan menyendiri. Hitam, tertutup dan dikunci dengan gembok besar.

Wang Yibo mengikuti arah pandangan matanya, dan meskipun Xiao Zhan tidak bertanya, dia berkata.

"Itu pintu menuju rubanah."

𝐌𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang