Chapter 31 : Duplicate

449 91 8
                                    


Wang Haoxuan mencak-mencak di halaman villa keheningan. Dia sudah berpakaian dengan sangat rapih dan menenteng koper. Gayanya sudah seperti eksekutif muda.

Haoxuan berencana akan menemui pamannya pagi ini untuk bernegosiasi namun saat dia menuju garasi, Audi abu tua yang biasa ia pakai sudah tak ada di tempatnya.

Dengan mulut masih komat kamit dia menelepon Wang Yibo.

"Halo ge?"

"Kau pasti yang meminta Zhang bin untuk membawa mobilku!" dia mengomeli adiknya.

"Tepat sekali!"

"Di mana kau sekarang sialan?"

"Aku di bengkel."

"Astaga! Kenapa lagi dengan mobil terkutukmu itu?"

"Aku harus menservisnya."

"Dengar anak bodoh! Setelah dua tahun menunggu, akhirnya paman mau bernegosiasi denganku. Aku akan berusaha mengambil kembali hak-hak kita. Kau dan aku akan kembali hidup normal, sekarang semuanya kacau gara-gara dirimu!"

Haoxuan menutup wajah dengan telapak tangannya. Pelipisnya berkedut.

"Ah, maafkan aku. Tapi kau bisa panggil taksi."

Suara Yibo enteng dan tanpa rasa bersalah.

"Terlambat! Sudah jam berapa sekarang?!" sembur Haoxuan.

"Jam sembilan!"

"Aku tahu sialan!"

Haoxuan menutup telepon sambil menggeram marah. Dengan putus asa dia mencoba menghubungi taksi, berdoa agar supir taksi bisa menemukan rumah tersembunyi ini.

~ • ~

Meng Zhiyi membuka matanya perlahan-lahan. Dia menyaksikan cahaya putih berpendar beberapa meter di atasnya. Rupanya langit-langit kamar. Dia melihat sosok sosok putih berkelebat.

"Kau sudah sadar," seseorang berkata pelan di sampingnya.

Meng Zhiyi mengerjapkan mata.

"Zhan!" dia tercekat.

Xiao Zhan tersenyum. Dia duduk di samping tempat tidur gadis itu.

"Ini di rumah sakit?"Meng Zhiyi bertanya bingung.

"Ya, beberapa orang membawamu kemari. Mereka menemukanmu pingsan di dalam mobil tadi malam."

Meng Zhiyi meringis, pelipisnya berdenyut-denyut hebat. Sebuah perban dibalutkan di dahinya.

"Bagaimana kau bisa ada di sini?"

"Aku," Xiao Zhan memilih kata-kata yang tepat, "aku menelponmu dan orang lain yang mengangkatnya."

"Tidak biasanya kau menelponku, malam-malam pula. Ada apa?"

Xiao Zhan membisu. Bagaimana ia menjelaskan bahwa dia mengetahui seseorang akan berbuat sesuatu yang membahayakan temannya itu.

"Tidak ada apa-apa." Senyumnya misterius.

Meng Zhiyi mengernyit.

"Apa yang terjadi semalam?" tanya Xiao Zhan hati-hati.

"Apa seseorang berusaha mencelakaimu?"

"Bagaimana kau tahu?"

"Aku hanya menduga." Xiao Zhan berdehem, tenggorokannya tiba-tiba terasa kering.

Meng Zhiyi memejamkan mata, mencoba mengingat peristiwa yang menimpanya.

"Aku melihat kilau lampu tembak dari arah belakang," gumamnya.

𝐌𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang