Chapter 36 : Immature Boy

409 83 12
                                    

~•~ Happy Reading ~•~

Xiao Zhan baru selesai menyantap makan siang yang terlambat di Holly's Café di samping Infinity Plaza sekitar lima ratus meter dari apartemennya saat ponselnya berdering dan nomor Wang Yibo tertera di layar.

"Mengapa kau menelponku?" desis Xiao Zhan masih dengan kekesalan yang terpendam.

Terdengar tawa menggumam di seberang telepon.

"Harusnya kita bertemu yah?"

"Kau..?! " Xiao Zhan mengatupkan rahang.

"Di mana kau sekarang?" tanya Yibo.

Aku tidak akan memberitahunya, tak akan kubiarkan dia menemuiku lagi.

Xiao Zhan membuka suara hendak menyemburkan penolakan, tapi...

"Aku di Holly's Café, samping Infinity Plaza."

"Tetap di tempatmu! Aku menuju ke sana sekarang." Suara Yibo tegas dan tidak terbantahkan.

Xiao Zhan terkesima, mencengkeram ponselnya, di sana Yibo sudah memutuskan sambungan.

Dia menghela nafas dalam-dalam. Beruntung ia sudah selesai makan. Tak ada keperluan baginya berlama-lama di kafe. Dia memutuskan untuk pergi. Dipanggilnya pelayan, hendak meminta tagihan pembayaran. Seorang pelayan bergegas menghampirinya.

Aku akan pergi sekarang. Biarkan pencuri itu menemui kursi kosong.

Dia nyaris meminta tagihan itu tapi lantas kaget mendengar suaranya sendiri.

"Dua cangkir kopi Americano."

~ • ~

Wang Yibo masuk ke Holly's café dan dengan cepat menemukan Xiao Zhan yang duduk di sudut dekat jendela.
Dia duduk di hadapan pemuda cantik itu, uap kopi naik ke wajahnya dan aroma sedap memenuhi udara. Yibo melirik takjub.

"Kau memesan ini untukku?" tanyanya bersemangat.

"Mmmm... ." Xiao Zhan berpura-pura sibuk dengan ponselnya.

Yibo menyeruput kopinya perlahan.
"Sepertinya makin sulit bagimu untuk berada di dekatku." Dia mengatasi kebisuan setelah lima menit berlalu tanpa Xiao Zhan mengatakan apa-apa.

"Kau merasa begitu?" gumam Xiao Zhan tanpa mengangkat wajahnya dari ponsel.

"Kau benar-benar marah padaku?" tanya Yibo lagi.

Kali ini Xiao Zhan terpaksa mengangkat wajah, mengamati si pencuri yang tengah menatapnya tajam. Xiao Zhan melihat wajah tampan itu semakin menawan dengan rambut basah tersisir rapi, kemeja putih dengan blazer motif warna biru yang casual.

Pencuri itu menyempurnakan penampilannya dengan mengenakan, entah itu barang hasil curian atau bukan, kacamata yang elegan dari merk terkenal.

Butuh satu menit untuk Xiao Zhan pulih dari rasa terpukaunya.
Dia berdehem, berusaha mengembalikan konsentrasi.
"Aku punya alasan untuk marah padamu," ujarnya kemudian.

Yibo mengembangkan senyum sarkastik.
"Itu karena kau selalu menilai setiap tindakanku pasti kriminal."

"Kau memang kriminal, kau bisa melakukan apa saja," tukas Xiao Zhan.

Yibo mengangkat bahu.
"Aku anggap itu pujian dan aku terima."

"Jadi katakan padaku apa kau benar-benar mencuri The Poppy Flowers?"

"Perempuan itu mencoba merayumu, aku hanya mengambil benda kesayangannya, bukan membunuhnya." Yibo memamerkan wajah tak bersalah.

"Astaga..." Xiao Zhan terhenyak.
"Wajah tak bersalahmu membuatku jijik," desisnya.

𝐌𝐢𝐝𝐧𝐢𝐠𝐡𝐭 𝐌𝐞𝐦𝐨𝐫𝐢𝐞𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang