Jeffry berjalan dibawah langit yang diselimuti awan hitam. Pria itu baru saja mengecek cafe tempat ia bekerja sekarang, sebagai barista.
Jeffry seorang pria yang gigih, ia bekerja paruh waktu untuk membiayai hidupnya dan sang Mama.
Jeffry menghela nafas berat. Sejak kepindahannya kesini, hidupnya terasa sulit. Mulai dari mencari pekerjaan baru, sampai menahan emosi ketika ingatan pada masa lalunya muncul kembali.
Pria itu dengan malas membuka pintu rumahnya. Rumah yang menyimpan banyak sekali kenangan buruk untuknya. Kenangan yang bisa saja membuat Jeffry menangis ketika mengingatnya.
Jeffry mendelik, mendengar teriakkan dari dalam rumah. Lalu dengan segala kecemasan Jeffry berlari masuk.
Jeffry menaiki anak tangga dengan cepat.
Pria itu terlihat berlutut keseorang wanita yang tengah kejang-kejang. Wanita itu mengacak-ngacak rambutnya, dan jangan lupakan teriakkan yang menggema berasal dari mulut wanita itu.
"Siapa kamu?! Siapa kamu?! " tunjuk wanita itu kepada Jeffry dengan tatapan tajam.
Setetes air mata Jeffry jatuh, melihat keadaan sang Mama seperti ini.
"Ma...ini Jeffry. Anak Mama..." suara Jeffry kian lirih, air mata pria itu jatuh kian deras."Jeffry? " wanita yang dipanggil Mama oleh Jeffry itu tertegun. "Jeffry anak Mama? " perlahan wanita itu tertawa.
Jeffry memeluk sang Mama dengan erat, berharap ia tenang.
Merasa Mamanya sudah tenang, Jeffry berusaha mengajaknya untuk tidur.
Seperti inilah keadaan Mama Jeffry. Semua ini karena sang Papa, Jeffry membenci Papa nya.
Semuanya bermula ketika Mama dan Papa Jeffry bertengkar dengan hebat, entah apa penyebabnya. Ketika pertengkaran itu Jeffry melihat sang Mama berlari keluar dari rumah. Jeffry tidak mengejar sang Mama waktu itu, Jeffry hanya menangis. Beberapa jam kemudian Jeffry mendapat kabar Mamanya kecelakaan, dan jadilah Mamanya seperti ini. Hilang ingatan, marah tiba-tiba, dan keluar masuk rumah sakit jiwa.
Jeffry menyalahkan sang Papa atas kejadian itu.
Suatu ketika diam-diam ia membawa Mamanya kabur ke kota lain. Jeffry dan sang Mama hidup dengan masalah keungan disana. Jeffry tau, sang Papa setiap bulan selalu mengisi rekeningnya. Tapi pria itu tidak mau memakan hasil dari Papanya Lagi. Jeffry akan berusaha hidup tanpa sang Papa.
Dan kini Jeffry kembali kerumah mewah milik sang Papa. Sebenarnya Jeffry enggan untuk kesini, tapi ia ditugaskan untuk menjadi guru PL di kota ini. Jikapun ia menyewa rumah, uangnya tidak akan cukup. Gaji sebagai barista dikota ini begitu kecil.
Sejak Jeffry kesini sampai saat ini, Jeffry tidak melihat sang Papa. Mungkin pria brengsek itu sekarang tinggal bersama selingkuhannya.
*
"Aaa! " Alena menendang-nendang kakinya ke udara, alas kasur yang tadinya rapi kini berantakan, bantal berserakan dilantai.
"Kenapa pikiran gue selalu ke Pak Jeffry?! " teriak Alena histeris. Gadis itu merasa heran akan dirinya, menyukai pria itu pada pandangan pertama. Jelas-jelas umur mereka terpaut jauh.
Alena kembali ke ponselnya. Gadis itu tadi istirahat sebentar dari ponselnya, merasa cepak mencari akun instagram Jeffry yang tidak kunjung ia temukan.
Dua puluh menit telah Alena habiskan untuk mencari akun instagran Jeffry. Mulai bertanya ke temannya, mencarinya di google, sampai mencari akun instagram Jeffry lewat youtube.
Alena menggerutu, ketika mendapat notifikasi dari WhatsApp. Alhasil pencarian akun instagram Jeffry kembali terhenti.
Alena beralih ke WhatsApp.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena (END)
Teen FictionJeffry itu seorang guru PL, tentu umurnya dengan Alena terpaut jauh, tapi Alena tetap mencintainya. Jeffry itu sering marah, suka membentak, dingin, dan Alena masih tetap mencintainya. Kurang tulus apalagi cinta Alena terhadap pria itu? Alena selal...