Sebelum baca jangan lupa vote yaa
Minggu ini Alena berniat pergi kerumah Jeffry, untuk melihat keadaan pria itu. Alena sudah rapi dengan balutan baju putih polos yang dipadukan dengan celana levis pendek, Alena terlihat sungguh menggemaskan.
Walau sudah rapi dan siap untuk pergi, tapi Alena juga memerlukan izin dari Jeffry untuk kerumahnya. Sedari tadi Alena menghubungi pria itu, tapi tidak diangkat, membuat Alena menggerutu.
Senyuman mengembang di bibir Alena, ketika mendengar suara bariton dari seberang sana.
"Kakak sekarang dirumah? " tanya Alena sedikit gugup. Gadis itu menggigit bibir bawahnya, deg-deg an menunggu jawaban dari Jeffry.
"Ada, kenapa? " jawab Jeffry.
Alena menipiskan bibirnya sebelum berkata. "Aku karumah kakak sekarang, ya? " tanya Alena hati-hati.
Jeffry mendesah pelan. "Ngapain...?"
"Aku mau liat keadaan Kakak, " jawab Alena mulai kesal.
Jeffry berdecak. "Lebai! Orang cuman cidera doang," tolak Jeffry mentah-mentah.
Alena mencibir, mengingat kemarin Jeffry begitu kesakitan, dan sekarang dengan sombongnya pria itu malah berkata seperti itu. "Enggak...aku cuman mastiin doang, " Alena tetap bersikeras. "Ini aku juga udah rapi." Alena menciutkan bibir.
"Kesini aja, kalau berani, " ucap Jeffry seakan menantang Alena, lalu pria itu memutuskan panggilan secara sepihak.
Detak jantung Alena tidak karuan, ketika berdiri didepan pintu rumah Jeffry. Beberapa kali ia ingin mengetuk pintu, tapi beberapa detik kemudian ia mengurungkan niatnya.
Alena meneguk ludahnya, lalu diam-diam menipiskan bibir, tidak menyangka ternyata datang kerumah Jeffry dapat membuat jantung copot.
Alena menegakkan tubuhnya, mencoba untuk menyemangati diri. Alena membasahi bibir, lalu dengan perlahan mulai mengetuk pintu.
Tidak menunggu lama, seorang wanita keluar dari balik pintu. Wanita itu mengerjap, lalu tersenyum lebar melihat kedatangan gadis mungil itu. "Alena, " ucap wanita yang lebih tepatnya Mama Jeffry dengan semangat.
Alena tersenyum gugup, menyalami Mama Jeffry dengan sopan. Lalu dengan semangat Mama Jeffry mempersilahkan Alena untuk masuk. Entah kenapa, wanita itu begitu menyukai Alena, mungkin karena ia tidak memiliki anak perempuan.
"Oo...Aku mau ketemu sama Kakak, Tante, " ucap Alena hati-hati, sebelum Mama Jeffry mempersilahkan Alena untuk duduk.
Mama Jeffry tersenyum. "Jeffry dikamarnya. Kamu tau sendiri kan, keadaan Jeffry sekarang? Padahal tante udah ngelarang dia buat ikut tanding. Tapi dia anaknya keras kepala, nggak mau nurut kata orang tua," ucap Mama Jeffry jadi mengomel.
Alena terkekeh mendengar itu. "Aku boleh'kan tante, ke kamar kak Jeffry, " tanya Alena, meminta izin.
"Boleh, ada Rindu juga disana. "
Kening Alena menyerngit. "Rindu? Oh aku kesitu, ya tante." ucap Alena, tidak ambil pusing soal orang yang bernama Rindu, mungkin itu yang sahabat Jeffry.
Alena langsung naik kelantai dua, usai Mama Jeffry memberikan izin. Perlu Alena akui, Mama Jeffry itu sangat ramah, berbeda sekali dengan anaknya.
Pintu kamar Jeffry yang terbuka, membuat Alena langsung masuk dengan hati-hati.
Rindu yang tengah mengupas apel langsung menoleh ke gadis yang masuk tanpa izin kedalam kamar Jeffry. Rindu tidak mengenali gadis itu. Rindu menoleh ke Jeffry, raut wajah Rindu penuh dengan tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena (END)
Teen FictionJeffry itu seorang guru PL, tentu umurnya dengan Alena terpaut jauh, tapi Alena tetap mencintainya. Jeffry itu sering marah, suka membentak, dingin, dan Alena masih tetap mencintainya. Kurang tulus apalagi cinta Alena terhadap pria itu? Alena selal...