(28)Alena yang malang

199 12 0
                                    

Bahu Alena sedikit menaik, terkejut karena sang Bunda menutup pintu dengan kasar dan menghasilkan suara yang keras.

Diperjalanan pulang tadi sang bunda tidak berhenti memarahi Alena, membuat kuping gadis itu terasa panas. Alena tidak bisa melawan, ia hanya bisa mengangguk saja.

Bunda Alena menghela nafas panjang. "Punya anak gini amat! " lalu ia duduk dikursi, meletakkan tas diatas meja secara kasar juga. "Kamu liat tuh anak tetangga, dipanggil kesekolah karena dapat beasiswa. Nggak kayak kamu, malah berantem, " cerosos Bunda Alena. "Aduh..." Bunda Alena memagangi pelipisnya, kepalanya terasa pening.

Alena hanya diam sambil menunduk. Alena membenci dirinya dibandingkan dengan anak tetangga seperti ini. Ingin juga rasanya Alena membadingkan Bundanya dengan bunda tetangga. Tapi itu hanya bisa memperpanjang penceramahan sang Bunda, Alena memilih untuk diam saja.

**

Usai makan malam Alena langsung kekamarnya. Berbeda dengan hari sebelumnya, yang dimana ia selalu berlama-lama dimeja makan. Selama makan tadi ceramahlah yang didapatkn oleh Alena, membuat makanannya menjadi hambar dan tidak enak. Bahkan tadi sang Papa sempat memarahi Alena, tidak menyangka putrinya melakukam hal sekurang ajar itu. Marah Papa Alena tadi sempat memuncak, ketika mendengar Bunda Alena mengatakan bahwa Alena di skors selama satu minggu.

Iya, diskors selama satu minggu. Bukankah itu hukuman yang cukup ringan untuk siswa yang menyiram gurunya sendiri?

Alena menghapus sisa air matanya. Gadis itu tadi sempat menangis ketika sang Papa memarahinya. Alena menangis bukan karena sang Papa yang terlalu keras. Tapi karena Alena tidak biasa dimarahi, terutama oleh sang Papa.

Alena mengabaikan ponselnya yang terus mengeluarkan notif. Alena merasa malas menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh teman-temannya.

Alena membaringkan tubuhnya diatas kekasur, Alena berniat untuk tidur.

Sudah berbagai posisi tidur yang dicoba Alena. Tapi tetap saja matanya sulit untuk tertutup. Pikiran Alena benar-benar terasa kacau. Mulai dari masalahnya sampai kepada kejadian tadi siang, dimana Jeffry mencium dirinya.

Alena terduduk. "Aaa! " Alena menutup telinganya menggunakan tangan, matanya ia tutup rapat-rapat. "Gue benci sama lo Jeffry, " entah kenapa kalimat itu terucap dibibir Alena.

Alena membaringkan tubuhnya lemas, dengan tangan yang ia rentangkan. "Gue nggak suka dicium sama lo Jeffry," lirih Alena.

Mungkin kalian mengira Alena merasa senang kerena dicium Jeffry. Tapi kalian salah, Alena membenci perbuatan Jeffry tadi. Itu benar-benar brengsek.

Perbuatan Jeffry tadi berputar-putar dikepala Alena, membuat Alena tidak bisa tidur.

Tapi karena ciuman itu entah kenapa rasa itu kian mengggebu. Alena merasa takut, suatu saat perasaan itu benar-benar tidak terbalaskan.

Apakah Alena bisa gila karena itu?

Alena menghela nafas panjang, kemudian gadis itu meraih ponselnya yang terletak diatas nangkas.

Cowok XI IPS 1 Banci Semua

Kia: tolong jelaskan kepada kami semua Alena

Tono: nyesel gue nggak ikut kantin bareng dia:(

Riska: lo diskors na?

Rifal: gue adalah orang yang paling bahagia ketika mendengar itu

Dea: coba jelasin sama kita @devan, lo kan kekantin bareng Alena tadi

Kia: iya

Tono: iya

Rifal: hmm

Riska: hmm

Rifal: lo ngapain niru gue?

Riska: najis niru arang

Rifal: lah ngelawak?

Tono: lah berantem?

Dea: NGGAK LUCU!

riska: lagian sia alena mana sih?

Kia: Devan mana devan?

Tono: devan mah gitu, sok-sok busy

Devan: apaan oi

Kia: jelaskan kepada kita alur peristiwa tadi siang

Devan: kepoo

Rifal: cie pdkt

Devan: apaansih anjir

Tono: Devan suka sama lo @kia

Rifal: udah lama malahan WWKWKW

Devan: Gila!

Tono: jelasin dong van

Alena: :(

Kia: muncul juga

Rifal: Alena abis nangis pasti

Tono: valid no debat

Alena: depan jahat:(

Devan: lah?

Tono: gue tau lo nggak belain Alena tadi kan @devan

Devan: lah ngapain gue belain orang yg salah

Rifal: yang namanya devan nggak usah ditemenin

Kia: lo diskors na?

Alena: iya
Alena: satu minggu
Alena: nggak bisa ketemu sama pak Jeffry:(

Tono: lo jelasin semuanya ke gue na. Ntar gue sebarin ke yang lain. Malas disini ada devan

Devan: kok gue

Rifal: kok gue kok gue, pala lo peang

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK.

Gimana-gimana?

Kesel ga sama Jeffry? Atau biasa aja? Atau gimana?

.

Alena (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang