Pria itu sedari tadi duduk diatas motornya, dengan mata seakan mencari keberadaan seseorang.
"Ngapain, Jef? " tanya Rido yang hendak mengambil motornya.
Jeffry sedikit tersentak, menoleh kearah Rido. "Ee...nungguin Audrey, " bohong Jeffry, padahal Audrey sudah pulang sedari tadi.
Rido manggut-manggut, terlihat tidak peduli. Pria itu tersenyum kecil ke Jeffry sebelum melajukan motornya.
Jeffry menghela nafas berat, sedari tadi Jeffry memikirkan Alena. Dimana gadis itu? Kenapa tadi ia tidak masuk?
Jeffry tidak suka Alena yang memperjuangkan perasaannya. Jeffry mau Alena seperti murid pada umumnya, jika begitu pasti Jeffry memperlakukan Alena lebih baik. Dan akhir-akhir ini Jeffry berusaha untuk bersikap seperti itu kepada Alena. Bersikap sebagaimana Jeffry kepada murid-murid lainnya, tapi Alena malah terbawa perasaan. Dan jadihlah serumit ini.
Apa Jeffry harus bersikap dingin agar Alena takut dan menjauh?
Semuanya terasa serba salah.
Jeffry menghela nafas, merasa bingung sendiri kenapa bisa memikirkan Alena. Tapi Jeffry juga sedikit khawatir, jangan sampai karena masalah tadi Alena menangis dan tidak pulang kerumah. Pasalnya tadi Jeffry melihat anak-anak kelas sebelas ips satu sudah pulang, tapi ia tidak melihat Alena. Biasanya Alena pulang bersama Rifal atau Tono, tapi Jeffry melihat mereka berdua pulang tanpa Alena.
Seharusnya Jeffry menolak Alena dengan cara baik-baik, tidak seperti tadi.
Jeffry menggerutui dirinya yang tiba-tiba merasa bersalah.
Jeffry turun dari motornya, berniat mencari Alena. Rifal bilang tadi Alena manangis dirooftop, tanpa berfikir panjang Jeffry berjalan kearah rooftop sekolah.
Jangan sampai gadis itu bunuh diri, pikir Jeffry sedikit berlebihan.
Bener saja Alena masih disini. Gadis itu terlihat memeluk kakinya, dengan pipi yang ia tempelkan dilutut.
Alena tidak menyadari keberadaan Jeffry, karena pria itu berada dibelakangnya. Beberapa detik Jeffry melihat punggung Alena. Semenderita itukah Alena menyukai Jeffry? Kalau begitu kenapa Alena tidak mematikan perasaanya saja? Bukankah itu lebih baik?
Jeffry menipiskan bibirnya, merasa bingung ingin melakukan apa.
Jeffry membalikkan badannya, berniat untuk pergi. Tapi kakinya terasa berat untuk menjauh. Jika dirinya pergi, Alena pulang sama siapa nantinya. Tapi Jeffry juga merasa bingung memulai dengan apa.
Jeffry berdecak, lalu dengan bodo amat berjalan mendekat. Ia duduk tepat disamping Alena. "Ngapain disini? "
Alena tersetak mendengar suara berat itu. Ingin menoleh tapi takut, Alena hanya bisa mengubah posisi.
Jeffry yang tidak bisa apa-apa hanya diam. Pria itu menghela nafas berat, memandangi langit yang ditutupi oleh awan yang kelabu.
Mereka berdua layaknya pasangan. Yang dimana ceweknya ngambek dan si cowok bodoh nggak bisa membujuk.
"Oi, " ucap Jeffry sedikit menarik rambut Alena.
Alena menyerngit, melihat Jeffry sebentar lalu padangannya kembali lurus kedepan.
Jeffry mengangkat alisnya, tersenyum kecil, karena merasa gemes terhadap Alena.
"Suka boleh, tapi jangan bodoh, jangan mempermaluin diri lo sendiri. Tadi ngapain berlutut gitu? Diliat orang banyak lagi, " ucap Jeffry membahas hal yang tadi, dengan pandangan lurus kedapan.
"Aku tuh tadi nembak Kakak! " ucap Alena terkesan ngegas, dengan wajah kesal. Pandangan gadis itu kembali lurus kedepan dengan bibir sedikit ia menyunkan.
Jeffry manggut-manggut, ternyata marah Alena seperti ini. Dulu Alena juga pernah marah kapada Jeffry, tapi Jeffry tidak terlalu memperdulikannya. Kalian ingatkan?Waktu Jeffry nolak bekal dari Alena waktu itu.
"Kalau bisa nerima kenapa harus nolak? " lirih Alena sambil menempelkan pipinya kelutut, menghadap berlawanan dengan Jeffry.
"Kalau bisa nyimpan kenapa harus diungkapin? " balas Jeffry tidak mau kalah.
Alena melihat Jeffry tidak suka, membuat Jeffry menahan tawa. Entah kenapa itu terlihat lucu menurut Jefffy. "Suka-suka aku! " sembur Alena kepada Jeffry, lalu pergi meninggalkam Jeffry.
What? Alena ninggalin Jeffry?
"Mau kemana oi? " teriak Jeffry.
Bukankah Jeffry menginginkan Alena untuk pergi? Tapi sekarang Jeffry malah mengejar gadis itu.
Langkah kaki Jeffry yang lebar tentu saja membuat dirinya merasa mudah untuk mengejar Alena. "Jadi ceritanya lo ngambek? Marah sama gue? " tanya Jeffry ketika ia sudah beriringan dengan Alena, walau langkahnya tergesa-gesa mengikuti Alena.
Jeffry yang tidak dihiraukan merasa kesal. 'Jadi gini rasanya dicuekkin,' kata Jeffry didalam hati. Jeffry menghentikan langkahnya, lalu menarik lambat rambut Alena.
Alena berdecak, sebenarnya ingin menahan tawa karena bahagia. Alena menghentikan langkahnya, agar rasa sakit karena tarikan itu tidak ia rasakan. "Apasih? " ucap Alena kesal sok marah.
Bibir Jeffry sedikit terangkat, kanapa dirinya jadi mengejar-ngejar Alena seperti ini. Pria itu melepaskan rambut Alena dari tanganya. "Oh, Yaudah. " tanpa dosa Jeffry mendahului Alena, membuat Alena mengumpat didalam hati.
Alena pikir Jeffry akan membujuknya.
Jangan lupa vote dan komen temen2
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena (END)
Teen FictionJeffry itu seorang guru PL, tentu umurnya dengan Alena terpaut jauh, tapi Alena tetap mencintainya. Jeffry itu sering marah, suka membentak, dingin, dan Alena masih tetap mencintainya. Kurang tulus apalagi cinta Alena terhadap pria itu? Alena selal...