"Wiih...motor bapak keren banget, " ucap Alena terkagum-kagum melihat motor sport hitam Jeffry.
"Cepat naik, " ucap Jeffry.
Selama diperjalanan tidak ada yang membuka pembicaraan. Alena dengan ukiran bulan sabit dibibirnya tengah menikmati angin yang berhembus, membuat aroma parfum Jeffry menyusup masuk ke indra penciuman gadis itu. Alena menyukai aroma parfum Jeffry, Alena menyukai semua yang berhubungan dengan Jeffry.
Selain menikmati aroma parfum Jeffry, Alena juga menikmati wajah tampan Jeffry lewat kaca spion.
Jeffry mengumpat didalam hati, ketika menyadari tangan Alena melingkar dipinggangnya. Bisa-bisanya cewek itu seliar ini.
"Jauhin tangan lo, atau gue turunin disini. "
Seketika Alena melepaskan pelukannya, gadis itu sedikit terkejut mendengar kalimat yang keluar dari mulut Jeffry.
"Kok bapak ngomong gitu? " tanya Alena dengan raut wajah sedih.
"Jangan panggil gue Bapak. Gue bukan bapak lo. "
"Tapi bapak, guru aku, " ucap Alena, hati gadis itu terasa sakit mendengar ucapan kasar dari Jeffry. Ia
"Ini sudah diluar jam sekolah." Jeffry memang sedikit kurang suka dipanggil dengan sebutan Bapak, terlebih diluar sekolah. Jeffry masih muda, ia belum menjadi bapak-bapak.
Alena mengangguk seakan mengerti. "Trus manggil apa? "
Jeffry tidak menjawab, membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya.
"Kalau kakak aja gimana? " tanya Alena sedikit bersemangat.
"Terserah. "
Untuk pertama kali Alena merasa bersyukur karena jarak rumahnya dengan sekolah cukup jauh. Jarak yang jauh bisa membuat Alena dan Jeffry berdua lebih lama, walau Alena sering didiami pria itu.
"Kak, kita makan dulu, yuk," Ajak Alena, sedari tadi mata gadis itu tidak bisa berpaling dari kaca spion.
Jeffry berdecak kesal, sudah mau diantarkan minta makan pula. "Gue nggak bisa, gue ada urusan. "
Alena tampak kecewa. "Ya...padahal perut aku sakit." Alena memegangi perutnya. "Mana ada riwayat sakit magh lagi, " gumam Alena, walau ia sebenarnya tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
Mendengar pernyataan Alena barusan, tidak tega juga Jeffry membiarkan gadis itu kelaparan. Jeffry menghela nafas berat. "Iya-iya," ucap pria itu dengan wajah ditekuk.
Dan untuk pertama kalinya juga Alena mensyukuri makanan yang ia pesan datang lambat.
Sesekali Alena mencuri pandang ke Jeffry yang tengah bermain ponsel.
Alena mengeluarkan ponselnya, ia membuka aplikasi instagram.
Alena manyun-manyun ke arah kamera, gadis itu tengah membuat story ig, memamerkan kasemua orang bahwa ia tengah makan bersama Jeffry.
"Kak Jeffry, " ucap Alena lembut, sembari mengarahkan kamera ke Jeffry.
Pria itu tampak kesal, ia membuang muka kesamping, sama sekali tidak berniat untuk melihat kearah kamera.
*
Seusai mengantarkan Alena pulang, Jeffry langsung tancap gas menuju sekolah, ada orang spesial menunggunya.
"Kemana aja sih? " ucap gadis itu kesal, melihat Jeffry dengan malas. Sudah berjam-jam gadis berseragam dinas itu menunggu Jeffry didepan gerbang.
Dia adalah Audrey, pacar Jeffry. Audrey juga guru Pl disini, ia mengajar kimia.
Jeffry menghela nafas panjang. "Maaf. Ayo naik. "
Audrey menatap Jeffry penuh selidik. "Tadi kemana? " tanya Audrey dengan nada sedikit tenang.
"Ayo naik, " ulang Jeffry, sembari tersenyum kecil. Jeffry tau Audrey adalah tipe cewek yang cemburuan, karena itu Jeffry tidak mau memberitahu.
Jeffry menatap Audrey dengan lekat, hatinya benar-benar tenang melihat bola mata hitam gadis itu. Audrey adalah pelarian utama Jeffry, ketika pria itu ada masalah. Audrey adalah segalanya bagi jeffry.
"Ga mau naik nih? " tanya Jeffry, sembari terkekeh. Disamping Audrey lah senyuman sering terukir diwajah Jeffry, karena itu Jeffry memilih Audrey.
"Iya-iya."
Alena menggigit selimutnya gemes, sembari melihat layar ponselnya yang menayangkan story ig miliknya. Sudah satu jam ia melihat itu, story itu berisikan vidio ia bersama Jeffry ditempat makan tadi.
"Aaa! " pekik Alena. "Permulaan yang bagus Alena! " ucap Alena semangat sembari membuka aplikasi WhatssApp.
Cowok IPS XI banci semua
Alena: senangnya didalam hati
Rifal: apanich
Tono: najis
Kia: HELEM BOGO GUE DITAMAN BELAKANG SIAPA YANG NGAMBIL?!!!
Rifal: perasaan dari kemaren ni anak, helem2 mulu deh
Tono: Gue ngeliat Devan yang bawa kabur tadi, yang warna pink motip helo kiti kan?
Kia: Devan!!
Riska: Cie...yang dianter pulang sama Pak Jeffry
Alena: iya dongs!
Rifal: najis!
Tono: jijik! Ew!
Alena: eh bagi yang belum liat story ig gue, silahkan liat2 dulu, mana tau an ada yg iri khaaan.
Rifal: dianter karna paksaan aja Banggah!
Tono: tau tuh! Ganjen banget khan...!! Mana diajak makan lagi, Pak Jeffry nya
Rifal: buat2 story lagi, wajah pak Jeffry aja ketekuk, jelas banget nggak iklasnya
Tono: WKWKWK BARU AJA MAU NGOMONG ITU.
Dea: TERWAKILKAN WKWK @rifal
Kia: gue bukannya iri, tapi yang dibilang rifal kali ini bener
Alena menahan tangannya yang hendak melempar ponsel. Temannya terlalu jujur, apasalahnya ia memuji pencapaian Alena.
Alena: SYIRIK? BILANG ANAK BUAH!
Rifal: Bubar, bubar! Si depan ngetik Wkwkw
Devan: main nuduh aja lo @tono Bukan gue yg ngambil helm lo @kia
Devan: RIVAL BANGSAT!!!!!!
Alena kembali melihat story instagramnya. Benar kata Rifal, wajah Jeffry terlihat masam, dan juga pria itu berdecak, sangat jelas terdengar.
Alena menghela nafas, ia menguatkan dirinya agar tidak menghapus story ig itu. Toh, Jeffry juga tidak mempermaslahkan itu.
Bapak Jeffry gans:* : apus story ig lo.
"Aaaaa! " teriak Alena sembari melemparkan ponselnya kesamping. Gadis itu menendang-nendang kakinya keudara. Merasa senang Jeffry mengiriminya pesan, tapi ia juga merasa sedih karana Jeffry menyuruhnya untuk menghapus itu.
Dengan muka masam Alena mengahapus itu.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJEK.
Menurut kalian Alena sama Jeffry bisa bersatu ga sih?
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena (END)
Teen FictionJeffry itu seorang guru PL, tentu umurnya dengan Alena terpaut jauh, tapi Alena tetap mencintainya. Jeffry itu sering marah, suka membentak, dingin, dan Alena masih tetap mencintainya. Kurang tulus apalagi cinta Alena terhadap pria itu? Alena selal...