Seusai meminta izin kepada sang Mama, Jeffry langsung berjalan cepat kearah garasi rumahnya.
Hari ini adalah hari pertama ia mengajar, ia berharap semuanya berjalan baik-baik saja.
Jeffry menghela nafas panjang, memandangi deretan mobil mewah dan motor sport yang berada didalam garasi. Itu semua miliknya. Sang Papa yang membelikan semua itu untuknya.
Karena tidak punya kendaraan sendiri, terpaksa Jeffry membawa kendaraan yang dibelikan sang Papa.
Jeffry tersenyum kecil melihat mobil kesayangannya, mobil itu adalah saksi dimana Jeffry pernah bahagia bersama teman-temannya. Tapi sekarang sepertinya Jeffry telah lupa bagaimana cara mengemudi mobil.
Jeffry berjalan kearah motor sport yang bewarna hitam. Pria itu masih ingat, itu adalah kado ulang tahun dari sang Papa.
Jeffry akan membawa motor itu ke sekolah.
*
Bel istirahat sudah berbunyi. Terlihat sebagian anak kelas XI IPS 1 tengah bersantai ditaman belakang sekolah, ditemani dengan hembusan angin sepoi-sepoi.
Alena terlihat fokus dengan leptopnya, Dea tengah menstreaming vidio bts, Riska sedari tadi memaksa Devan untuk masuk kedalam vidio tik-tok nya. Sedangakan Rifal, pria itu sedari tadi menjilat-jilat ice creamnya yang sedikit mencair. Tono yang berada disamping pria itu merasa sedikit jijik melihatnya.
"Ini bocil-bocil manasih? " ucap Kia menggerutu, sekilas gadis itu melihat beberapa helm bogo yang dipesan oleh anak kelas sepuluh.
"Jangan-jangan mereka bohongin lo, " ucap Tono sembari tertawa geli.
"Awas aja mereka bohongin gue! Mana udah berat-berat lagi gue bawa ke sekolah," gerutu gadis itu dengan wajah yang ditekuk.
Jadi ceritanya anak kelas sepuluh, tadi malam memesan jualan Kia. Mereka bilang akan mengambil pesanan mereka di sekolah pada saat istirahat pertama. Tapi mereka tidak kunjung menampakkan batang hidungnya.
"Kalian tau ig pak Jeffry, nggak? " tanya Alena dengan wajah yang memprihatinkan.
"Lo kan udah dapet wa nya," ucap Dea, berpaling sebentar dari layar ponselnya.
Alena menghembuskan nafasnya berat. "Gue nggak bisa liat pp nya, kayaknya wa gue belum di save deh," ucap Alena sembari memainkan bibirnya. "Kan gue juga pengen liat foto my husband. " Alena sedikit merengek, sembari mengerucutkan bibirnya.
Riska yang tadi tengah membujuk Devan, kini melihat Alena dengan prihatin. "Uwu... Temen gue, " ucap Riska berlebihan sembari memeluk Alena.
"Cara, nyantet, guru, Pl." Rifal yang tengah mengintipi laptot Alena dari belakang membaca pencarian google Alena.
"Gila lo! " sembur Tono sembari menonjor kepala Alena.
"Main-main santet aja lo! " ucap Rifal, seakan menyalahkan Alena. Padahal Alena cuman iseng-inseng saja. "Tobat woi! Tobat! "
"Ih! Jangan-jangan Pak Anton suka sama lo, karna lo santet ya?!" tuduh Tono sembarangan.
"Jangan ngadi-ngadi lo! " Alena yang duduk diatas kursi menginjak paha Tono. Pria itu duduk dirumput, membuat Alena melakukan itu dengan mudah.
"Kenapa nggak area sensitifnya aja yang lo injak? " tanya Rifal sembari tertawa geli.
Kia yang berada disamping Rifal tertawa, gadis itu menepis lambat pipi Rifal mengggunakan telapak tangannya.
"Ih anjir! Lo ngelus-ngelus pipi gue, modus lo ya?! " Rifal melihat Kia penuh dengan ketakutan dan sedikit menggeser menjauh dari gadis itu. "Bisa jerawatan muka mulus gue, " pria tengil itu mengusap-ngusap pipinya.
"Lagian lo aneh, Na. Masak suka sama Pak Jeffry, " ucap Dea, memandang Alena dengan serius.
"Lo yang aneh! Masak suka sama plastik! " ucap Alena melampiaskan kekesalannya ke Dea.
"Udah berapa kali gue bilang, nggak semua idol korea itu oplas!! " Dea memekik pada kata akhirnya. Gadis itu selalu naik darah, ketika ada orang yang mengatai idolanya.
"Orang korea itu kafir. Tak bersunat. Tak mandi wajib. Berzina kerjaannya," ucap Alena menirukan ustazd abdul somad.
"Apa lo bilang?! " Dea melihat Alena berapi-api. Gadis itu langsung manarik rambut Alena. Alena tidak tinggal diam, tentu saja ia langsung membalas.
"Gue yang suka sama pak jeffry kenapa lo yang sewot hah? " ucap Alena di sela-sela ringisannya dan jangan lupakan tangannya yang masih menarik rambut Dea.
"Yok, yok, yang menang gue beliin helm bogo si kia, " ucap Rifal sembari menyemangati dua temannya yang saling tarik rambut itu.
Kia mengangguk semangat, "Bener tuh! Gue dukung! "
"Gue timnya Dea! " ucap Rifal semangat sembari mengangkat tangannya.
Devan selaku ketua kelas tentu saja ia tidak tinggal diam, ia berusaha memisahkan keduanya.
Sedangkan Tono, pria itu cekikikan sambil merekam peristiwa langka itu. Alena dan Dea teman sebangku, cukup lucu melihat mereka saling tarik rambut seperti ini.
"Udah! Udah! " lerai Devan, sembari berusaha melepaskan tarikan Dea dirambut panjang Alena.
Mereka sekarang tidak saling tarik lagi. Dengan rambut yang sangat berantakkan, keduanya saling menatap dengan sorot mata tajam.
"Siapapun yang ngehina oppa gue, bakal gue habissin, " ucap Dea penuh dengan penekanan.
"Siapapun yang sewot kalau gue suka sama Pak Jeffry, bakal gue habisin, " ucap Alena menirukan ucapan Dea yang tadi.
Keduanya saling menatap, bersiap untuk saling menghabisi kembali.
Tono yang sedari tadi merekam berusaha menahan tawanya. "Anjir, rambutnya kayak mak lampir, " ucap Tono tertawa terbahak-bahak, diikuti dengan rifal.
Rambut keduanya memang seperti nenek lampir. Rambut dea yang tadinya di ikat ekor kuda, sekarang ikat rambutnya telah sampai keujung rambut, dan poni gadis itu berdiri tegak. Sedangkan Alena rambut panjang gadis itu benar-benar berantakkan.
Alena dan Dea melihat Tono dengan tatapan geram, menyadari ternyata mereka tengah direkam oleh pria itu.
"Tono!!! " teriak keduanya, sebelum menggebuki Tono.
"Jangan helm gue. Jangan helm gue," ucap Kia panik, ketika Elena mengambil helm jualannya untuk dilemparkan ke Tono.
Tadi Tono yang merekam. Kini giliran Rifal, pria itu tertawa terbahak-bahak melihat Toni digebuki oleh dua orang gadis.
"Menang banyak lo, Ton," ucap Rifal masih dengan tawanya.
Jeffry dan Pak Anton yang hendak ke ruangan olahraga tidak sengaja melihat itu. Keduannya kaget, dan langsung berlari kearah sana. Tidak, hanya Pak Anton saja, jeffry terlihat santai dan cuek, karena pria itu sudah hilang respect terhadap kelas XI IPS 1.
Wkwkw Alena memang gila!
Kalian suka sama tokoh yg mana nih temen-temen?
KAMU SEDANG MEMBACA
Alena (END)
Teen FictionJeffry itu seorang guru PL, tentu umurnya dengan Alena terpaut jauh, tapi Alena tetap mencintainya. Jeffry itu sering marah, suka membentak, dingin, dan Alena masih tetap mencintainya. Kurang tulus apalagi cinta Alena terhadap pria itu? Alena selal...