Bab 33

4.9K 255 18
                                    

Hari masih sangat pagi tapi Arka sudah duduk di bangku lobi apartemen Senayan. Minggu pagi ini ia relakan waktunya untuk menunggu Winda dan berencana mengajak Winda jalan-jalan. Arka memang hanya modal nekat agar bisa mendapatkan maaf Winda. Cukup beberapa hari ini saja ia merasa kesepian karena absennya Winda di hari-harinya.

Arka memainkan ponselnya untuk mengusir rasa bosan. Dia bahkan belum sarapan dan sudah duduk manis di lobi demi Winda. Mungkin jika Winda melihatnya di sini, wanita itu akan merasa iba dengan perjuangannya dan segera memberi maafnya.

Arka menggerakkan tubuhnya untuk mengurai rasa pegal. Ia sudah duduk di tempat itu selama kurang lebih dua jam tapi sampai saat ini Winda masih juga belum terlihat keluar dari apartemennya. Arka jelas lelah, tapi ia tak peduli.

Hingga hampir tiga jam Arka menunggu, akhirnya ia bisa melihat sosok yang memang ia tunggu sedari tadi. Arka segera berdiri dan menghampiri wanita dengan setelan baju bewarna putih dan celana krem itu.

"Pagi Winda," sapa Arka setelah berhasil memblokir langkah Winda dengan menghadang di hadapan wanita itu.

Winda membuang wajahnya. Sungguh ia merasa heran dengan kehadiran lelaki di hadapannya yang memang sepertinya kurang kerjaan itu. Winda menggeser tubuhnya agar bisa melewati tubuh jangkung yang menghalangi jalannya itu. Arka ikut menggeser tubuhnya sehingga kembali menghalangi langkah Winda.

Winda mengembuskan napasnya, lalu mendongak dan menatap Arka dengan kesal. "Mas Arka mau apa sih?"

Arka tersenyum lebar. "Mau ngajak lo jalan-jalan."

"Maaf Mas, aku nggak bisa," tolak Winda sambil mengembangkan senyum malasnya.

Arka meraih tangan Winda. "Lo udah sering nolak ajakan gue, Win. Kali ini aja ya!"

Winda tersenyum masam. "Sering nolak? Baru juga dua kali, Mas."

Arka memejamkan matanya. "Win, gue janji bakal buat lo seneng kali ini."

Winda sebenarnya ingin sekali menerima ajakan Arka, tapi dia sudah kapok. Dia takut Arka meninggalkannya lagi dan lagi. Sudah dua kali dan itu tak menutup kemungkinan menjadi ketiga kali. Dia sebenarnya ingin menghabiskan akhir pekan dengan Arka, orang yang ia cintai.

Arka mengembuskan napasnya. "Kali ini gue bakal matiin HP gue. Jadi, lo nggak perlu khawatir gue merusak acara kita."

Winda jelas merasa goyah. Dia juga merindukan waktu berdua bersama Arka. Ia menatap Arka sejenak. Memastikan bahwa Arka kali ini tidak main-main lagi. Arka bisa memegang janjinya. Winda menyerah, ia kalah dengan parasaannya. Wanita itu mengangguk.

Arka tersenyum puas. "Oke, kalau gitu kita sarapan dulu. Gue belum sarapan."

Winda mencibir, "Udah berapa lama nungguin aku, Mas?"

"Kurang lebih tiga jam. Seniat itu gue, demi bisa jalan sama lo, Win," ucap Arka dengan memelas yang membuat Winda mendengkus.

"Kita mau jalan-jalan ke mana, Mas?" tanya Winda saat keduanyaberjalan menuju mobil Arka.

Arka tak menjawab, ia hanya memberikan senyum penuh arti pada Winda. Winda hanya bisa menahan rasa penasarannya saat Arka masuk ke dalam mobilnya. Winda segera menyusul dan duduk di samping Arka.

Mobil Arka bergerak menuju rumah makan untuk membeli sarapan. "Kita take away aja ya, Win!"

Winda yang sedang memainkan ponselnya segera menoleh. "Mau makan di mana emang, Mas? Jangan aneh-aneh deh!"

Arka tersenyum. "Kita makan di tempat Eksa aja. Gue mau pinjem motor dia."

Winda menyipitkan matanya. "Kok pinjem motor Mas Eksa, emang mobil Mas Arka kenapa?"

Windayu : Pilihan Kedua [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang