Arka menatap memeriksa kembali laporannya dan sesekali melihat ke bagian analisis yang telah ia selesaikan. Merasa laporannya tak ada masalah, ia membuka laporan lai, milik rekannya untuk ia periksa sebelum menyerahkan pada Nugraha, manajer Data Analyst. Sebagai seorang asisten manajer, membuat Arka harus terbiasa memeriksa hasil laporan rekan-rekannya dan membuat laporannya sendiri. Dia juga harus membuat catatan-catatan masalah dari rekan-rekannya untuk diserahkan ke manajer dan jika ada kesalahan, maka dia harus mengembalikan ke si pembuat agar direvisi.
Pekerjaan Arka jelas tampak kompleks dan tanggungjawab yang ia emban cukup berat. Tapi, Arka akan selalu melakukan semaksimal mungkin dalam pekerjaannya. Dia mencintai pekerjaan yang bagi sebagian orang tampak memusingkan karena berhubungan dengan data yang jelas sangat besar, bahasa pemrograman berupa kode-kode yang sulit dimengerti manusia pada umumnya serta kemampuan analisis statistik yang kuat dan pengetahuan tentang bisnis untuk dapat menemukan masalah dari sebuah data.
Arka mengusap menggaruk kepalanya saat kode program yang ia buat mengalami masalah. Sudah berulang kali ia cek, tadi suah bisa saat ia jalankan dan menghasilkan grafik dan prediksi dari data, tapi setelah ia jalankan kembali program tersebut, yang terjadi adalah menampilkan sederet kalimat yang menyatakan ada kesalahan dalam pengodean. Rasa lelah dan penat telah membuatnya kehilangan konsentrasinya, apalagi jam di ponselnya telah menunjukkan pukul tujuh lewat tiga menit.
Arka kembali meneliti di bagian yang terjadi kesalahan. Mengamati dengan seksama kalimat yang tertera pada keterangan error dan mencari baris kodenya. Setelah menemukan letak kesalahannya, lelaki itu segera menghapus kata yang tak bisa terbaca oleh programnya dan menggantinya. Setelah itu, ia kembali menjalankan program dari awal dan memperoleh hasil yang ia mau. Ia ulangi beberapa kali hasil pengodeannya dan deretan angka serta grafik yang ia dapat sudah konsisten sehingga bisa ia simpan dan akan dibuat laporan besok pagi. Ia menatap sejenak hasilnya dan memikirkan kesimpulan serta intepretasi dan visualisasi yang akan dipresentasikan besok ke bagian marketing, untuk menjadi pertimbangan pemasaran mereka.
Arka menerka setiap pola asosiasi dari nasabah yang menggunakan jasa kartu kredit yang sedang ia kerjakan, serta melihat tingkat keakuratan dari prediksinya yang mendekati angka sembilan puluh tujuh persen. Tingkat akurasi yang ia dapatkan jelas sangat baik. Untuk langkah selanjutnya akan ia pikirkan kembali besok pagi. Hari ini ia perlu beristirahat dari data-data yang membuat kepalanya berasap.
Arka mematikan layar komputernya dan membereskan barang-barangnya yang berserakan selama ia bekerja. Lelaki itu memasukan barang yang ia perlukan di luar kantor ke dalam tas ranselnya. Arka memang lebih nyaman menggunakan tas ransel dibanding tas kerja jinjing yang memberatkan sebelah tangannya.
Setelah memastikan komputernya telah mati, dan tak ada barang pennnting yang tertinggal, Arka bangkit dari kursinya dan berjalan keluar dari ruangannya yang telah sepi, karena penghuni ruangan ini telah pulang sejak pukul enam sore tadi.
Lelaki itu terkejut saat ia keluar dari pintu menemukan sosok wanita mungil yang berdiri di samping pintu. Arka jelas mengenal wanita itu. Arka menghampirinya yang membuat wanita itu mendongak karena perbedaan tinggi badan mereka yang kentara.
"Ngapain di sini, Win?" tanya Arka setelah berhasil mengendalikan keterkejutannya.
Winda tersenyum lebar. "Nungguin Mas Arka."
Arka mengerutkan keningnya. "Ngapain nungguin gue?"
"Mau menjalankan to do list pertama," kata Windayu dengan semangat.
Arka terkekeh. Windayu tak main-main dengan perkataannya. Wanita itu telah menyiapkan dengan matang tentang misi yang ia jalankan untuk menuntun Arka ke jalan yang benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Windayu : Pilihan Kedua [Completed]
ChickLitSelesai ✓ (18/10/20 - 29/01/21) Windayu tak apa jika hanya menjadi pelarian saat Arka sedih. Windayu berusaha untuk selalu ada di saat Arka membutuhkannya. Windayu akan tersenyum saat Arka bahagia meski ia harus menyembunyikan rasa sakit yang menghu...