Bab Tiga

24 7 3
                                    

Aku hanya terdiam di salah satu sudut kerangkeng, duduk dengan perasaan yang campur aduk. Masalahnya aku juga mikir-mikir "apa iya keluargaku masih mau menerima aku dengan wujud seperti ini? Ntar keluargaku jadi malu dan takut sama aku. Yaaa kalau aku bisa ketemu sama mereka, kalau aku nggak bisa ketemu lagi aku a......." belum selesai aku berpikir, tiba-tiba alarm ruangan berbunyi dari speaker diatas salah satu sudut ruangan

"TWIT-TWIT UNTUK SEMUA PENJAGA YANG SEDANG MENJAGA PARA MUTAN, HARAP BERKUMPUL DIDALAM MARKAS SEKARANG JUGA. SEKALI LAGI UNTUK SEMUA PENJAGA YANG SEDANG MENJAGA PARA MUTAN, HARAP BERKUMPUL DIDALAM MARKAS SEKARANG JUGA. TERIMAKASIH TWIT TWIT!"

Serentak para penjaga langsung berjalan dengan barisan yang teratur, keluar melewati pintu besi yang sudah siap terbuka dan mulai meninggalkan aku sendirian didalam ruangan ini. Aku sempat terdiam beberapa saat melihat para penjaga keluar dari sini.

Pintu besi pun tertutup rapat, aku pun berpikir dan berusaha untuk segera keluar dari sini terumata dari dalam kerangkeng ini. Aku mencoba untuk mendorong pintu kerangkeng tersebut kuat-kuat tetapi hasilnya nihil. Aku mencoba menghantamkan tubuhku ke jeruji kerangkeng, badanku malah menjadi sakit termasuk kedua sayapku.
Aku juga mencoba membuka kunci pintu kerangkeng dengan cakarku tetapi tetap saja gagal.
"Anjir keras banget ini kerangkeng, gimana caranya aku bisa keluaar!!" Gumamku dengan keras sambil menghantam kepalaku ke pintu kerangkeng, berharap pintu kerangkeng bisa terbuka.

"Krusak, krusak, krusak!" Tiba-tiba muncul suara aneh yang sangat berisik. Aku segera mencari sumber suara tersebut menengok kanan-kiri. "Krusak, krusak........Dung-Dung........krusak...."

"Itu suara apaan sih?" Gumamku dengan bingung.

Ternyata sumber suaranya berada didalam pintu ventilasi besar, tepat diatas salah satu sudut ruangan. Aku bingung banget sih bisa-bisanya ada suara seberisik itu didalam ventilasi.
"Apa jangan-jangan itu suara dari tikus? Eh masa iya tikus suaranya seberisik gitu?!" Kataku didalam hatiku.

Tiba-tiba pintu ventilasi terbuka dengan sendirinya, sontak itu bikin aku kaget banget.
"Sejak kapan tikus bisa membuka pintu ventilasi njir? Kan berat itu!?" Kataku didalam hatiku didalam hatiku dengan kebingungan.
"Siapa itu?!"

"Sstt diam, jangan berisik! Ini aku Laili!" Temen sekelasku yang bernama Laili. Seketika ia mengeluarkan kepalanya dengan wujud anehnya. Dikepala dia ada dua tanduk yang membengkok keatas dan bergerigi disisi tanduknya, bentu mulutnya seperti paruh burung elang, kulitnya bersisik dan berwarna hijau muda dan kuning dibagian dadanya. Laili melihatku dengan seksama.

"Njir, kamu berubah jadi apa?" Tanyaku dengan gugup

"Mutan naga, kamu?"

"Sama."

"Kamu mau bebas nggak?" Tanya Laili

"Yaa mau lah, siapa juga yang mau tinggal disini ?!" Seketika Laili melemparkan kunci kedalam kerangkengku lewat sela-sela jeruji dari atas.
"Nih kuncinya, kamu buka sendiri kerangkengnya!"

Aku langsung mengambil kunci tersebut dan berusaha untuk membuka pintu kerangkeng.
"KLEK!" Akhirnya pintu kerangkeng pun bisa terbuka. "Syukurlah aku bisa keluar dari sini." Ucapku didalam hati

"Ayo buruan masuk kedalam ventilasi!" Perintah Laili dengan seru, aku langsung ikut melompat naik masuk kedalam ventilasi tersebut, untungnya badanku muat masuk kedalam ventilasi.

Saat aku sudah masuk kedalam ventilasi, aku melihat dibelakangku banyak teman-temanku juga yang berubah menjadi mutan dengan wujud seperti hewan. Ada yang wujudnya seperti babi, monyet, anjing, rusa, kelelawar dan lain-lain. Aku sempat bingung sih dengan keadaan ini, apakah mereka nanti telanjang bulat atau berpakaian? Hmmm sangat membingungkan.

Laili pun merangkak maju melewati lorong-lorong ventilasi, aku dan teman-teman hanya mengikuti Laili dari belakang dengan rasa khawatir dan waspada. "Apa Laili tahu jalan keluarnya dimana?" Pikirku.

"Woi! Kamu tahu nggak jalan keluarnya dimana!" Teriak salah satu teman dari belakang.

"Ssstt diam, jangan berisik!. Ini aku juga lagi nyari nih!" Ucap Laili dengan kesal.

"Lah kirain kamu tahu!" Balasnya dari belakang hampir bebarengan.

"Kan ada tuh yang berubah menjadi kelelawar, nah coba kamu pakai suara ultrasonik kamu!" Kata Laili dengan seru.

"Buat apa?" Jawab si mutan kelelawar.

"Buat nemuin jalan keluar di lorong ventilasi ini lah!"

"Hmmmm aku coba dulu.........hmmmmm" si mutan kelelawar mulai menundukan kepala sambil memejamkan matanya, "Hah... bisa ternyata, lurus kedepan lalu kita naik ke saluran atas ventilasi!" Kata si mutan kelelawar dengan seru.

Kita semua langsung bergerak bergegas sesuai perkataan si mutan kelelawar, nggak lama kemudian ternyata benar saja ada saluran menuju keatas dan ada sebuah cahaya yang terpancar dari atas sana. Teman yang berwujud mutan cicak naik keatas sebentar untuk memeriksa apakan aman atau tidak.
"Ehm Lal, itu yang berubah menjadi mutan cicak siapa?" Tanyaku kepada Laili.

"Ooh itu si Riki."

"Terus yang menjadi mutan kelelawar siapa?"

"Udah ah, nggak usah banyak nanya." Ucap Laili dengan ketus.

Nggak lama kemudian Riki berteriak ke kita.
"Woi! Aman-aman!, nggak ada penjaga juga disini!" Sontak semua teman-teman pada ribut dan berebutan untuk langsung keluar naik menuju keatas ventilasi. Laili sudah berteriak untuk keluarnya secara beratur agar nggak susah untuk keluarnya, tetapi mereka tidak menghiraukan kata Laili dan masih ribut untuk keluar lebih awal lewat atas ventilasi.

Aku pun terjepit bersama mereka, nafasku menjadi sesak dan menjadi sangat susah untuk keluar dari sini. Apalagi dalam keadaan jumlah mereka yang sangat banyak membuat nafasku tambah sesak lagi.

Mereka yang sudah keluar dari dalam ventilasi langsung berlari ntah kemana tanpa arah yang jelas. Sedangkan aku menjadi yang terakhir yang keluar dari dalam ventilasi. Saat aku sudah keluar ternyata kita semua keluar di atas atap gedung yang sangat besar dan berwarna putih, mungkin gedung ini sebesar lapangan sepak bola. Aku sempat bingung ini gedung apa tetapi aku nggak punya waktu untuk itu dan aku langsung melarikan diri dari tempat ini dan menuruni gedung tersebut dengan cepat. Tiba-tiba "TWEEEEEEEEEEET!!!" Alarm darurat berbunyi dengan sangat keras dan panjang dari gedung tersebut.

Secepat kilat para penjaga langsung keluar dari dalam gedung sambil membawa senjatanya masing-masing. Aku pun kaget dan tersentak seperti tersambar petir melihat itu semua, aku langsung mempercepat lariku dan sesekali aku melihat kebelakang, ada banyak sekali para penjaga yang berlarian menangkap semua mutan yang terlepas dan kabur dari dalam gedung tersebut. Nggak sedikit dari mereka yang tertangkap oleh menjaga tersebut dengan tembakan bius atau dengan tembakan sengatan listrik ke tubuh para mutan sampai mereka pingsan terjerembap diatas tanah.

Aku tidak yakin bisa berlari dengan cepat karena lariku seperti hewan mengunakan kedua tanganku dan kedua kakiku. Dihadapanku ada sebuah pagar pembatas yang sangat tinggi terbuat dari kawat besi, aku langsung melompati pagar pembatas tersebut dengan sigap dan ternyata berhasil. Setelah aku melewati pagar ada banyak perangkap dibawah kumpulan dedaunan kering dan aku langsung menghindar perangkap tersebut dengan melompat dari batang pohon ke pohon lain dan ternyata berhasil juga.

Dan akhirnya aku bisa terlepas dari para penjaga dan keluar dari wilayah gedung tersebut. Aku tidak percaya apa yang barusan terjadi. aku terlena sementara sambil berlari masuk kedalam hutan, tetapi tiba-tiba kakiku tersandung batu dan langsung jatuh masuk terperosok kedalam sebuah lubang yang lumayan dalam dan tertutupi oleh semak belukar. Aku menjadi pusing dan merasakan sakit diseluruh tubuhku, termasuk dibagian ekorku dan kedua sayapku.

Aku mencoba berusaha untuk berdiri secara pelan-pelan sambil melihat diriku baik-baik saja tanpa terluka sedikit pun. Hanya ada sedikit lecet pada bagian sikuku huft.

Aku baru saja mau keluar dari dalam lubang ini, tiba-tiba aku mendengar suara tapak kaki nggak jauh dari luar. Aku pun mengurung niatku untuk keluar dari lubang ini.

Mutant Dragon no Onnanoko (Gadis kecil Mutan Naga)  Finish season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang