Sebelum aku akhirnya pergi terbang meninggalkan rumahnya Pak Bejo, aku menulis sebuah surat di kertas, bertuliskan
"Maaf pak, jika saya terbang pergi dulu dari sini, saya mau menyelamatkan adekku dulu sebelum semuanya terlambat terimakasih." Lalu ku tambah dengan gambar emot senyum.
Setelah itu aku menaruh surat tersebut di atas meja, lalu pergu terbang meninggalkan rumah Pak Bejo malam ini.
Setiap tempat, rumah, gedung dan lain-lain telah ku lewati dari atas langit ini. Aku sempat berada di atas puncak gedung sementara untuk melihat-lihat area tempat yang familiar yang bisa kulewati dan juga area tempat yang memang mengarah ke sekolahanku.
Lalu aku lanjut terbang lagi walaupun di saat ingin terbang lagi, aku merasa ingin terjatuh juga karena masih belum terbiasa untuk terbang dan menghadapi hembusan angin yang seketika datang mendadak menerpa kedua sayapku.
Aku terbang terus semalaman untuk bisa sampai dan menemukan sekolahanku, tepat di jam tiga pagi, aku akhirnya menemukan sekolahanku.
Aku langsung terbang turun ke bawah lalu bersembunyi di sebuah kebun yang tertutupi oleh semak-semak yang lebat sehingga badanku nggak terlihat oleh orang lain.
Aku melihat di sekitarku juga untuk bisa lebih meyakini kalau tempat persembunyianku itu aman dan nggak bakal ketahuan oleh manusia lain.
Aslinya aku ingin tetap menjaga mataku untuk terbangun terus sampai pagi mendatang, tetapi kerasa kelopak mataku sangat berat sekali sehingga perlahan-lahan aku tertidur di tempat persembunyianku dengan badan yang agak letih juga setelah terbang dalam waktu yang lama.
• • • • •
Cahaya matahari mulai datang menyinari muka bumi, sedikit sorotan cahaya mengenai salah satu mataku yang membuatku menjadi terbangun lalu membuka mataku perlahan-lahan, terasa mataku langsung silau aku langsung menghadap ke arah lain.
Aku mendengar suara ketawa renyah dari beberapa anak kecil yang sengaja terlewat di jalanan depan area kebun.
Ada suara tapak kaki berlari juga di iringi dengan suara gerobak dan lain-lain. Aku pun mengangkat kepalaku perlahan-lahan lalu melihat dari sela-sela dedaunan semak tempat persembunyianku.
Aku melihat ternyata memang ada banyak anak murid dari sekolahku yang bermain seakan mengenai berita hilang dan penculikan dari sekolah itu nggak pernah terjadi. Terlihat seperti kegiatan sekolah yang normal di lakukan pada sekolah SD ku.
Bel sekolah berbunyi, semua murid langsung pergi masuk ke dalam kelasnya masing-masing, tiba-tiba aku melihat ada adekku berjalan melintas tepat di depan kebun sambil membawa jajanan permen yang barusan ia beli dari gerobak makanan snack.
Aku langsung melihat tertuju ke adekku yang ternyata wujudnya masih berupa manusia belum menjadi mutant. Aku merasa lega sambil menghembuskan nafasku dengan panjang.
Beberapa saat kemudian sekolah pun menjadi sepi karena semua murid-murid udah masuk ke dalam kelas, hanya beberapa pedagang makanan yang masih berada di pinggiran jalan ada yang sambil beristirahat, saling jajan ke sesama penjual, dan lain-lain.
Di saat aku masih melihat-lihat, tiba-tiba tanganku seperti memegang sesuatu. Aku melihat pandanganku ke bawah dan ternyata ada uang jatuh senilai dua ribu Rupiah, sempat ku cek lagi, "Beneran uang asli atau uang mainan?" Tanyaku di dalam hatiku
Setelah ku cek ternyata uang asli, bukan mainan. Hoki banget sih tiba-tiba aku menemukan uang dua ribu Rupiah, nggak apa-apa sedikit tetapi setidaknya uang ini masih bisa buat beli jajan makanan soto atau sosis bakar di sekolah SD ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mutant Dragon no Onnanoko (Gadis kecil Mutan Naga) Finish season 1
FantasiaAku seorang gadis kecil yang masih berumur 9 tahun diculik beserta teman teman satu kelas yang terjadi di sekolah oleh para penjahat, tujuanya untuk dijadikan bahan kelinci percobaan di dalam labolatorium dalam tes pengujian reaksi genetik dan berak...