Bab sebelas

8 3 2
                                    

Start writing your story

Ditengah-tengah Jenderal Burst sedang menulis sebuah surat keterangan, tiba-tiba pintu terbuka dengan keras dan masuklah seekor ular naga. Datang dengan wajah pucat sambil berteriak.

"PAK. GAWAT! Menurut PKTBSM (Penelitian Kemajuan Teknologi dan Budaya Seluruh Manusia) dan PKSM (Penelitian Kehidupan Manusia) sebagian populasi manusia telah berubah menjadi mahkluk lain atau monster mutant sekitar 30% di bagian Asia tenggara. Pulau Indonesia tepatnya di Pulau Jawa area 104, dan menyebar ke berbagai daerah hingga ke luar Pulau Jawa!!!"

Jenderal Burst pun seketika kaget mendengar mengenai berita tersebut. "APA!? Cepat segera kumpulkan semua naga Graft (nama untuk para jenderal naga dalam perwakilan semua elemen kekuatan) dan Rouft (nama untuk para agen penyeleksian kehidupan seluruh manusia). Kita harus segera rapat!" Perintah Burst.

"Siap pak!" Balas ular naga tersebut dengan tegas, ia langsung pergi sambil menutup pintu kembali.

"Ehem, syah kamu tunggu disini dulu, aku mau ada rapat... cuman sebentar doank." ucap Jenderal Burst sambil merapikan buku dan kertas dokumen penting yang akan dibawanya.

"Baik pak." jawabku dengan nada datar.

Jenderal Burst pun keluar dari ruangan ini dan meninggalkanku duduk sendirian di atas kursi ini. Sekitar satu jam kemudian, aku melihat sebuah jam dinding yang berada di belakangku tergantung diatas lemari, jam sudah menunjukan waktu pukul tiga sore lebih lima puluh menit.

"wah, udah mau jam empat sore nih." gumanku dengan perasaan yang sangat jenuh sambil menghela nafas panjang.

Haaah... aku sangat bosan sekali. Nggak tahu mau ngapain didalam ruangan ini, masa' cuman duduk manis dan menunggu Jenderal Burst yang masih sedang rapat. Sedangkan aku hanya duduk sendirian sambil ditemani satu lalat yang sedang terbang mengitari isi ruangan ini? Aku melihat sekitar ruangan hanya ada meja, lemari yang penuh dengan buku, kursi dan jendela luar.

aku pun berdiri dari kursi dan berjalan kecil mendekati jendela-jendela yang sedang terbuka membiarkan angin masuk menggoyangkan tirai-tirai yang terpasang di atas jendela. Membiarkan sinar senja hari ini masuk menghangatkan dan menerangi seisi ruangan sebelum malam tiba menyapa permukaan bumi ini.

Tiba-tiba ada yang mengetuk jendela di susul dengan suara yang memanggilku entah siapa itu.

"Pssst, syah ini kamu kan?" Sontak aku terkaget mendengar suara panggilan tersebut. Aku melihat ke arah jendela dan mencari asal suara panggilan itu.

"Hmmm aneh... kok nggak ada siapa-siapa, lah terus yang memanggilku tadi siapa?!" Tanyaku didalam hatiku dengan penasaran.

Seketika muncul kepala naga dari bawah jendela, "Hai. ternyata kamu lagi disini, lagi ngapain?"

Aku pun langsung terkaget dan itu ternyata kepalanya si Froze, "Aaaah... huft froze, kagetin aja kamu. Jantungku mau copot nih!" ucapku sambil menghela nafas.

"Hehehe... kaget ya?" Iseng froze, "Lagi ngapain kamu disini?" tanya Froze.

"Yah. Tadi lagi di interogasi sama Jenderal Burst, dan sekarang aku lagi nungguin Jenderal Burst sampai beliau selesai rapat." Jawabku kalem.

"Di interogasi? Maksudnya apa?"

"Kayak di wawancarai gitu, ditanyain namanya siapa, asal darimana dan lain lain gitu."

"Iya tahu tetapi kenapa kamu sampai di interogasi? Emang kamu ada salah apa?"

"Eh... ehm... anu..."

"Ehm lupakan aja... hehe gak seharusnya aku menanyakan hal itu." Canda Froze, "By the way... kalau kamu ada waktu luang, kamu mau nggak main seluncur salju di tempatku? Pas banget buat main seluncur salju dijamin serh banget!" seru Froze dengan tersenyum lebar.

"Eh ada salju kah di sekitar sini?"

"Ish ada laah, di tempatku itu daerah es jadinya banyak saljunya disana."

"Woaaah keren tuh!" Disitu aku tertakjub sekalihus bingung, di Indonesia kan nggak pernah turun salju dan sekarang disini aku akan merasakan salju pertama kali didalam hidupku. Tetapi sayang seribu sayang, aku nggak mau identitasku ketahuan sama Froze dan naga lain yang ada di sini.

Aku juga tidak mau kehilangan kepalaku hanya karena aku bukan seekor naga asli di pulau naga ini.

"Jadi gimana, mau gak?"

"Maaf kayaknya aku nggak bisa nih, uhm lain waktu aja." Ucapku dengan perasaan berat.

"Ooh. Ok nggak apa-apa kok" balas Froze masih sambil dengan tersenyum.

"Ngomong-ngomong kamu habis dari mana Froze?"

"Yaa.. habis dari...."

Tiba-tiba Jenderal Burst mau masuk kedalam, baru saja membuka pintu aku langsung buru-buru duduk di kursi lagi sedangkan Froze langsung cepat pergi terbang melesat dari jendela jauh-jauh.

"Syah itu tadi siapa yang ada di jendela?"

Tanya Jenderal Burst kepadaku.

"Oh tadi Froze, saya baru berteman sama Froze." Jawabku dengan polos.

"Hmmm kirain siapa." Ucap Jenderal Burst dengan cuek, "Hmmm huh...gimana ya?" ucap Jenderal Burst sambil sesekali berdeham-deham.

"Begini awalnya aku sempat gak percaya sama kamu, tetapi karena kamu telah mengatakan dengan jujur dan sesuai kenyataan, maka uhm...." Berhenti sementara Jenderal Burst sambil berpikir keras, "Gila nggak menyangka bakal terjadi didalam sejarah manusia." gumam Jenderal Burst lalu hening.

Aku masih menunggu untuk mendengar perkataan Jenderal Burst, pada akhirnya Jenderal Burst berkata.

"Sekarang kamu adalah prototipe yang harus dijaga dan dilindungi."

"Ooh... maksudnya?"

"Lah tadi ngomong "ooh" kirain mengerti?!" Kata Jenderal Burst dengan Agak jengkel, "Begini... kamu adalah Prototipe yang tidak boleh dijatuhi hukuman mati hanya karena kamu bukan seekor naga asli di pulau naga ini, kan kamu berubah juga karena ada unsur ketidak sengajaan dari para penjahat tersebut. Apalagi kamu mengetahui lokasi tempat ini jadinya kamu juga perlu berhati-hati dalam menjaga rahasia keberadaan pulau naga ini, sangat menjengkelkan sekali jika para manusia tersebut merusak tempat tinggal kami paham?" kata Jenderal Burst menjelaskan sambil fokus menatap tajam kearahku.

"Uuh... prototipe?" Ucapku dengan nada ambigu.

"Sampel syah! Kamu itu sampel dari uji coba para penjahat yang barusan kamu ceritakan tadi loh!" Kata Jenderal Burst dengan gemes kayak kepengen patahin badanku jadi dua bagian sama rata.

"Oooh begitu pak."

"Paham!?"

"Paham pak!" Jawabku sambil mengangguk-anggukkan kepalaku.

"Begitu juga sebaliknya, kamu jangan lupa tetap merahasuakan letak tempat pulau naga ini, karena kalau rahasia itu kamu bocorkan ke semua manusia maka akan menjadi kekacauan yang sangat besar bagi semua naga yang ada di sini!" Aku hanya mendengarkan penjelasanya sambil mengangguk mengerti apa yang Jenderal Burst katakan padaku, "Huft... untuk sementara kamu dititipkan dahulu sama..." berhenti sebentar sambil berpikir. "Bzlzlzbzb... ah baru ingat sama si Rosa!"

"Rosa si naga berwarna merah muda pak?"

"Kamu tahu darimana?"

"Ehm... kan aku pertama kali ditemukan sama Rosa pak."

"Hmmm... ok, saya ulangi lagi bahwa sementara kamu akan dititipkan sama Rosa. Yaa anggap aja kamu punya kakak perempuan seekor naga, kamu mengerti?"

"Hmmm-hmm" balasku dengan menganggukkan kepala, agak aneh juga sih kalau misal aku beneran punya saudara kakak seekor naga hihi.

Nggak lama kemudian ada yang mengetuk pintu sambil berkata, "Permisi" dengan pelan-pelan. Pintu lalu dibukakan oleh Jenderal Burst, masuk lah si Rosa kedalam ruanganya Jenderal Burst.

"Tolong jaga dia baik baik ok!" Pinta Jenderal Burst kepada Rosa.

"Baik pak!" Jawab Rosa dengan tegas.

Mutant Dragon no Onnanoko (Gadis kecil Mutan Naga)  Finish season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang