Bab Tiga Puluh

2 0 0
                                    


Mobil kerangkeng berjalan cukup lama dan jauh sekali, aku hanya terduduk dan nggak mau melihat atau dilihat oleh orang-orang yang ada di luar sana.

Udah cukup membuatku ketakutan atas respon mereka saat melihat wujudku yang seperti ini, aku jadi kepikiran pengen dendam juga sama si profesor kampret itu.

Haah ... kalau dari orang lain aja dah ketakutan, apalagi keluargaku yang juga alan melihat anaknya sendiri berubah menjadi mutant seperti ini.

Beberapa kali kudengar suara omongan orang lain yang penasaran di dalam mobil kerangkeng itu hewan apa, padahal aku bukan hewan. Emang mutant sama dengan hewan?

Aku ingin tidur aja, nggak mau mendengar perkataan dari orang luar kerangkeng lagi daripada bikin aku tambah sedih dan kesal.

• • • • •

Ntah berapa lama aku telah tertidur tetapi keadaan di luar mulai gelap, mungkin udah malam tetapi kenapa gelap banget sampai aku nggak bisa tanganku sendiri.

Nggak ada suara atau gerakan dari mobil, suasanya menjadi dingin sejuk. Tercium bau-bau pewangi ruangan yang nggak asing di hidungku.

Aku sempat melihat keluar dari lobang kerangkeng, tetapi percuma juga karena di luar juga gelap gulita.

Tiba-tiba aku mendengar suara tapak kaki berjalan, aku nggak tahu siapa yang akan datang tetapi seketika sinar lampu menyala mensilaukan mataku beberapa saat.

Aku sempat menutup mataku dengan salah satu tanganku, sambil melihat dengan pelan ada siapa di sana.

Aku melihat ada seseorang membuka pintu lalu masuk dengan berpakaian baju jas lab, tetapi kelihatanya masih agak muda, umur mungkin udah sekitar lima puluh tahun lebih dengan rambut hitam yang agak beruban. Hmm ... agak gembul juga pada perutnya.

"Hmmm profesor kah?" Tanyaku di dalam hati, aku melihat di salah satu tangannya memegang kotan makanan berisi banyak ayam kentunky. Kadang ia ambil untuk memakan lalu menulis sebuah catatan ke dalam kertas di atas meja.

Aku masih nggak tahu di ruangan apa aku ini tetapi kerasa enak juga untuk bisa tidur di sini karena adem.

"Hmmm ... ok, tadi orang berkata kamu bisa ngomong, iya kah?" Tanya orang tersebut sambil menghampiri kerangkeng dan melihatku dengan tatapan agak sayu.

Aku cuman diam nggak menjawab, karena aku masih gugup dan takut terhadap responya.

"Hmmm ... aneh, katanya bisa bicara, hmmm oh iya belum ku kasih makan." Ia berbalik mengambil sebuah ember yang berisi daging mentah lalu di berikan kepadaku, "Nih kamu makan dulu."

Aku cuman merespon ingin muntah dengan bersuara "Huek!" Sampai lidahku keluar terhadap makanan daging mentah itu.

"Lah, nggak doyan? Tetapi struktur giginya seperti hewan karnivora." Ucapnya sambil menaruh daging mentah itu kembali ke dalam ember

Aku hanya diam dan menatap makanan daging ayam kentunky yang ia pegang.

"Mau ini?" Tanya orang tersebut, sedangkan aku hanya mengangguk, "Lah bedanya apa coba? Sama-sama daging juga. Eh bisa mengerti perkataanku?"

Aku balas mengangguk kepadanya lagi.

"Wah keren nih ...." tiba-tiba ada suara telepon dari luar ruangan, "Eh bentar." Kata orang tersebut sambil menaruh kotak makanan daging ayam kentunky nya di atas meja.

Jujur aja dengan setulusnya perut aku mulai keroncongan saat melihat daging ayam kentunky nya, aku ingin mengambil makanan tersebut tetapi pintu kerangkeng nggak bisa ku buka karena di kunci.

Mutant Dragon no Onnanoko (Gadis kecil Mutan Naga)  Finish season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang