Bab Dua Belas

5 1 0
                                    

"Dan kamu syah, turuti perintah Rosa dan jangan nakal!" Kata Jenderal Burst kepadaku.

"Ehm, iya pak!" jawabku sambil menganggukan kepalaku.

Aku pun dibawa keluar dari ruangan Jenderal Burst bersama Rosa sambil membawa berkas-berkas yang telah diberikan dari Jenderal Burst sebelumnya. Aku berjalan sebentar bersama Rosa melewati lorong-lorong bebatuan menuju pintu keluar dari dalam bangunan dengan dinding curam berwarna merah seperti merah batu bata. Ternyata bangunan tersebut berada persis di lereng pegunungan dengan bebatuan yang sangat terjal, pintu keluar juga seperti menyatu menghubungkan kedalam pegunungan tersebut.

"Ayo Syah, naik ke atas punggung Rosa!"

"Kita mau kemana?" Tanyaku kepada Rosa.

"Yaa... kerumahku lah." Ucap Rosa sambil membentangkan sayapnya.

Aku pun naik ke punggung Rosa, lalu ia mengepakkan sayap dan terbang ke angkasa.

Rosa bertanya kepadaku. "Bagaimana tadi sewaktu kamu di wawancarai oleh Jenderal Burst?"

"Eh... uhm, bisa dibilang menegangkang sih."

"Udah, tidak usah gugup lagi. Gimana kalau udah sampai di rumahku nanti kita ngobrol sambil meminum teh hangat?" ajak Rosa dengan kalem.

"Boleh." Balasku dengan santai sambil tersenyum.

Ditengah perjalanan, aku melihat sebuah daerah yang hampir seluruh daratanya berwarna hitam dan kelabu.

"Rosa daerah yang disana itu namanya apa, Kok warnanya hitam?"

"Ooh, itu namanya daerah Darkland. Kebanyakan naga yang ada disana juga berwarna hitam kayak kamu." Jawab Rosa sambil terbang belok ke kanan.

Sesudah Rosa terbang belok ke kanan, aku melihat ada banyak naga yang sedang berterbangan di langit sambil membentuk formasi sudut segitiga. Aku sempat takjub melihat formasi seperti itu, sempat aku bengong sebentar melihat naga lain yang sedang beterbangan.

Tak lama kemudian Rosa terbang masuk ke daerah yang penuh dengan kristal yang berwarna-warni dan sangat cantik dan indah. Disana juga banyak naga-naga yang cantik cantik dan berkilau karena ada sebagian kristal yang ada pada tubuh naga tersebut. Satu persatu terbang melewati kristal yang sangat besar-besar yang ternyata dijadikan tempat tinggal mereka sebagai rumah di daerah kristal sini.

Nggak lama kemudian, Rosa pun mendarat tepat didepan sebuah gundukan kristal besar membentuk suatu bangunan yang bertingkat dengan bentuk kristal yang abstrak.

"Nah, udah sampai nih!" ucap Rosa dengan seru, "Ayo masuk kedalam rumahku."

Aku pun langsung turun dari atas punggung Rosa. "Oalah, ternyata itu rumahnya Rosa, lumayan bagus sih rumahnya." Kataku didalam hati sambil berjalan masuk kedalam rumahnya

"Woaaah. Bagus sekali!" ucapku dengan seru sampai mulutku menganga lebar.

"Ehm... kamu kenapa, terkagum ya?

"Iya!" Jawabku dengan seru sambil menganggukkan kepalaku berkali-kali.

"Yaudah, sementara kamu tinggal dirumahku Aisyah." Sambut Rosa kepadaku dengan sopan dan lembut.

"Sampai kapan Rosa?"

"Ehm... entah lah, kayaknya sampai ada laporan lebih lanjut dari Jenderal Burst." Kata Rosa dengan sedikit bingung sambil berjalan menuju ke suatu ruangan lain.

Didalam ruangan lain ada sebuah meja dengan permukaan berbentuk lingkaran besar yang juga terbuat dari kristal yang sangat cantik dan diatas meja ada surat beserta makanan yang sudah disiapkan diatas meja yang keseluruhan makananya itu... uhm ikan?

"Makanan macam apa ini, masa semuanya ikan?!" Tanyaku didalam hatiku dengan sangat kebingungan dan hanya bisa terdiam di hadapan meja.

Rosa berjalan mengambil surat yang ada diatas meja dan membaca surat tersebut.

"Rosa, maaf jika ibu dan ayah akan pulang larut malam, silahkan makan makanan yang ada diatas meja. Salam dari ibu" begitu isi dari dalam surat tersebut setelah dibaca oleh Rosa.

Aku masih terdiam sambil melihat makanan yang ada diatas meja tersebut.

"Kamu lagi ngapain, mau makan bareng?" ajak Rosa kepadaku.

"Ehm, yaa tapi...." aku tidak melanjutkan perkataanku karena aku mendengar ada salah satu ikan mengeluarkan suara "Blup!" yang suara asal tersebut berasal dari si ikan buntal besar berwarna kuning dalam keadaan mulutnya terbuka, kedua mata yang menonjol seperti hampir lepas dari kepala dan duri-duri yang sedikit mekar.

"Buset, ikan macam apa ini?!" Teriakku didalam hati saat mataku tertuju kepada ikan buntal tersebut

"Oh. Kalau kamu gak doyan makan ikan buntal, kamu bisa memilih ikan yang lain kok," ucap Rosa dengan kalem.

"Justru aku nggak doyan makan ikan, mau ikanya ikan buntal atau ikan yang lainya tetap aku gak doyan makan ikan bah!!!" Kataku didalam hatiku, karena aku paling malas memisahkan duri-duri yang ada didalam tubuh ikan.

Aku kebingungan mau makan ikan yang mana, apalagi ikan-ikanya berbentuk aneh-aneh. Yaudah aku memilih memakan potongan slice daging ikan beberapa lapis yang nggak kuketahui namanya, tetapi rasanya kok gurih? Apa daging ikanya yang enak atau lidahku yang menjadi kelainan saat berubah menjadi mutan naga?.

"Ehm... Rosa, by the way ini daging apa?" Tanyaku kepada Rosa yang kebetulan juga sedang makan ikan, sambil aku menampilkan potongan daging slice yang sedang kupegang.

"Ooh, itu daging ikan salmon." jawab Rosa sambil melanjutkan makan ikannya.

"O...ooh... salmon." Gumamku dengan ekspresi datar.

Setelah selesai makan, aku langsung ditunjukan kamar tidurnya dan ternyata aku tidurnya satu kamar dengan Rosa.

Ruangan kamarnya sangat luas dan di dalamnya terdapat meja yang diatasnya ada banyak tumpukan buku dan ada dua keranjang tidur yang bentuknya sedikit melengkung yang terletak menempel sejajar ke atas dinding kristal dekat dengan jendelanya masing masing.

"Disinikah aku akan tidur Ros?"

"Yup, well sementara kamu satu kamar denganku... ehm kamu gak keberatan kan?"

"Eh... nggak kok, kamu sendiri gak keberatan kah jika aku tidur satu kamar dengan mu?"

"Nggak kok santai, lagipula kebetulan aku pengen ada temen sih hehe..." Ucap Rosa sambil ketawa geli.

"Oalah, anak tunggal kah kamu? Gak ada saudara kakak atau adek?"

"Eheheh iya, anak tunggal aku."

"Oalah...." tiba-tiba Rosa mencubit pipiku.

"Mendingan kamu langsung bobok, dah malam nih!"

"Ouch, iya Rosa." Jawabku sambil mengelus pipiku yang agak kesakitan setelah di cubit Rosa.

Rosa mengambil buku dari atas meja dan membaca diatas kasur urutan bawah sambil rebahan, sedangkan aku langsung naik ke atas kasur urutan atas dan langsung bergulung kedalam selimut sambil menghadap jendela yang terbuka di sampingku.

                                     • • • • •

Keesokan paginya aku terbangun pelan-pelan sambil meregangkan tubuhku, sengaja ku lihat kebawah kasur dan Rosa sudah tidak ada di kasur lagi.

Kedengeran juga suara perbincangan di luar kamar ada suara Rosa dengan naga lain yang kemungkinan besar itu orang tuanya Rosa.
"Tunggu jadi Jenderal Burst menitipkan naga asing ke rumah kita?"

"Iya bu, tetapi ini hanya sementara saja kok."

Mutant Dragon no Onnanoko (Gadis kecil Mutan Naga)  Finish season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang