Bab Tiga Puluh Lima

2 0 0
                                    


Aku agak merasa malu untuk mendengarkan lagu yang berkaitan sama namaku yang aslinya juga gak ada kaitanya sama aku, kayak lagu menceritakan seseorang dari nama yang terlalu pasaran di dengarkan. Apalagi sampai di buat candaan bah, aku nggak suka.

Anak gempal tersebut hanya tertawa aja sambil memegangi perutnya.

"Bentar, binatang apa ini pak? Kok bisa ngomong?"

"Uhm, mau ku jelaskan tetapi takut otak kamu nggak kesampaian." Balas Pak Bejo dengan kebingungan.

"Ish, yang simple aja, nggak bakal kukasih tahu juga ke orang lain." kata anak gempal tersebut sambil memanyunkan wajahnya.

"Bener nih bakal paham kamu?"

"Iya lah pak, masa lupa sih kalau aku ini anak rank dua di sekolahku."

"Kirain rank satu." Jawaku dengan nada iseng.

"Kamu sendiri pernah ranking satu nggak?"

"Pernah lah, yaa cuman di kelas satu dan dua aja sih."

"Terus kelas tiga nya?"

"Lima."

Anak gempal tersebut langsung tertawa terbahak-bahak yang jelas-jelas sedang menertawakan soal rankingku.

"Ish udah, udah, jangan berantem! Jadi gini simplenya, Aisyah aslinya manusia dulunya, berubah menjadi hewan naga karena di racun oleh penjahat."

"Kukira gara-gara azab" tertawa lagi anak gempal tersebut dengan keras.

Aku aslinya kesal dan ingin memukul, tetapi ditahan oleh Pak Bejo sambil menepuk kepalaku.

"Ish, jangan sembarangan kamu ngomongnya, lagian walaupun dia berubah menjadi hewan naga tetapi dia memiliki kekuatan yang indah sekali, Aisyah coba kamu kasih lihat." Ucap Pak Bejo sambil tersenyum kepadaku.

Aku hanya menganggukkan kepalaku, lalu aku mencoba menggunakan kekuatanku. Cahaya biru muda keluar dari kening kepalaku, lalu ku mainkan kekuatanku tersebut membentuk sebuah gambaran tumbuhan dan bunga ke dinding rumahnya Pak Bejo.

Anak tersebut sempat terkagum tetapi langsung wajahnya berubah menjadi datar lagi.

"Hmmm pakai lampu LED kah?"

"Maksud?!" Aku sempat merasa tersinggung tetapi Pak Bejo langsung menenangkanku.

"Sejak kapan juga aku beli banyak lampu LED? Coba kamu pegang dinding rumahku, ada lampu LED atau nggak." Ucap Pak Bejo sambil menunjuk anak gempal tersebut lalu bergerak mengarah dindingnya.

Anak gempal tersebut memegang dinding tersebut lalu berkata, "Cih, nggak kerasa apa-apa sih, mungkin lampu LED nya ditanam di dalam dinding ini."

"Kalau lampu LED nya ada di dalam tembok yaa mana bisa kelihatan juga? Di tambah lagi ketutupan semen, batu bata dan cat rumah."

"Yaa bisa aja kan?"

Aku menggunakan kekuatanku lagi dan kali ini aku berpikir untuk menggerakkan kursi yang berada di dekatnya anak gempal tersebut.

Kursi tersebut langsung bergerak geser sendiri mendekati anak gempal tersebut.

"Loh, loh, itu kursinya kok bisa gerak sendiri, Di rumah Pak Bejo ada hantu kah?!"

"Mana ada, lagian itu kursi digerakin sama Aisyah dengan kekuatanya." Ucap Pak Bejo sambil mengelus kepalaku.

"Masa sih? Co ... coba kamu angkat hand phone ku ini." Ucap anak gempal tersebut sambil mengeluarkan hand phone nya dari dalam saku nya, lalu langsung ditaruh di atas lantai.

Mutant Dragon no Onnanoko (Gadis kecil Mutan Naga)  Finish season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang